Napa ya?
What's wrong with my attitute?
Dulu saya selalu belanja daging di AM, toko milik teman Da An -suami. Orang Libya. Sekarang, tokonya dikelola orang lain.
One day, kok, butchernya jadi sangat perhatian gini. Nanya macam-macam. Ketawa dan seterusnya. Tatapannya juga...
Aduh, jadi ngeri!
Nggak pergi belanja sama anak-anak. Soalnya langsung dari tempat kerja.
Sereeem.
"Umi nggak mau ah Bi, kalo belanja tanpa Wafa."
"Kenapa?"
"Supaya orang tau Umi ibu-ibu yang sudah berkeluarga." Lalu cerita tentang butcher ajaib itu.
Sejak itu, saya tak pernah belanja ke sana.
Bersamaan dengan Medina, toko dekat rumah, dapet sertifkat halal dari Wales.
Ya, sudah, ke Medina saja.
Tapi, alamaaak. Saya sudah kenal sekali dengan semua butcher di sana. Ada empat. Mereka pasti hapal saya sering datang dengan tiga anak. Memang, malam itu saya nggak sama anak-anak. Biasa, pulang kerja.
Tapi,...adddoh, napa jadi ada yang flirty gene?
Saya memang biasa nanya, "How are you brother?" Tapi, mah, kan pertanyaan biasa. Saya juga nggak senyum-senyum genit kok.
Pas saya lagi dengeer radio. Masa, berani-beraninya minta denger saya lagi denger siaran apa?
Asli, takjub dan sebel.
"Umi nggak mau Bi, belanja daging di Medina.Abi saja." Nyampe di rumah dongkol itu masih bersisa.
"Kenapa?"
"Ada yang ...flirty."
Saya nggak yakin suami ngerti kata ini.
"Siapa? yang di kasir?"
"Ah, mereka mah baik. Bukan. Yang bucther."
Ya udah, walau segan dan sungkan akhirnya cerita.
"Kan nggak pantes, Bi."
Suamiku setuju.
Tadi, di sekolah, ada lagi kejadian yang bikin saya terpaksa melihat ke dalam diri.
Ada apa dengan sikapmu, Imun?
Kenapa mereka jadi flirty sama dirimu? How did you look and smile? How did you carry yourself?
Apa perlu bawa poster? 'Happily married woman with three children?"
Nelangsa. Sungguh.
Sabtu, 02 Desember 2006
Flirty Bucthery
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
18 komentar:
Yang penting suami dah tahu Mbak. Sama2 bisa jaga diri :-)
Iya, Koko.
Cuman, harus introspeksi juga nih. Apa yang salah dari sikap saya?
Apa keliatan buka 'pintu'?
Makasih.
Ada satu sikap dari perempuan/Ibu2 Mesir yang mungkin bisa ditiru;
-Mereka tak bakal tersenyum/bertanya/menyapa, apalagi sampe ngobrol dengan lelaki (apalagi lelaki asing/non Arab).
-Mereka selalu jaga sikap yang tak mengundang hal-hal lain.
-Dalam perjalanan, biasanya perempuan selalu memilih tempat duduk sesama perempuan.
-Juga, kadang pasang tampang yang dingin atau biasa-biasa saja.
-Jika berpergian, biasanya Ibu mengajak anak-anaknya (terutama anak lelaki). Apalagi keluarga yang kuat Islamnya banyak mengenakan cadar.
Insya Allah, Uni sekelurga selalu dalam penjagaan Allah Swt!
abizz imun senyum nya muanizz buanget si yaak...;D
*tersipu-sipu*
(Ah, masa sih Mbak....?)
Mbaaak Maria, jam segene masih melek?
Ada proyek apaan nih?
(Imun mau nerusin bikin 'Kekasih, Tak Selamanya Cinta'....hue he he...mau barengan begadang kah?)
Dulu pernah mau bercadar. Suer. Tapi, banyak terpikir masalah dakwah juga. Jangan-jangan, ntar, malah lari duluan.
Di sisi lain di UK, cadar menimbulkan gesekan yang lumayan dengan pemerintah dan masyarakat non.
.
haah....( liat jam)
hehehe, dah jam 2 yaa..
aku jarang bs ngempi lama2 gini, abis adikku yg biasanya chat sampai pagi lg tugas luar kota, hehehe...kesempatan...
Rebutan kompi ni yee.
Di sini juga gitu. Tujuh bulan lalu, malah Imun hanya dapet 1/2 jam pagi dan petang, kek kek kek.
Trus, beliau beli laptop di ebay. Lumayan bagus lah. Niatnya buat dibawa ke mana-mana sama beliau, tapi malah laptop ngepos di living room.
Da An make yang PC di study, Imun bebas di living room. He he he. Kita nggak broadband. jadi, kadang gantian juga internetnya.
Butcher di sini juga sering gitu mbak. Kadang saya risi juga. Padahal jg gak pernah saya ramah-ramahin. Biasa aja seperti pembeli dan penjual. Ada satu orang yg nyebelin..nanya macem-macem. Untung dia sekarang udah gak di toko itu lagi.
waaa, nggak sendiri dooong.
(merasa at least, kesalahan nggak sepenuhnya pada saya. Makasih Mbak Nita)
aku dong gak pernah digodain :-p ...
*becanda*
*ngakak*
Ah, ada-ada aja, Om Yudi ini.
Serba salah ya Mun...
Tapi kenapa kalau ada 'kasus' begini, atau yang lebih parah dari ini, yang merasa bersalah yang perempuan yah...?
nggg....(*komat-kamit...nggak ada keluar suara*)
Hiks....katanya nggak boleh senyum ngasal...(ntar dikira gila)...
Nggak boleh terlalu ceria...
Harus kalem, jual mahal....dst
Alamaaak. disuruh kalem itu ya gimana caranya ya?
Umar kok disuruh jadi Abu BAkar...
wajah uni masih imut kali ya jadinya pada gitu deh, hehehe...
Ah, enggak lah.
Nggak imut deh. Adanya keriput. Tul itu!
terlalu manis dan lucu kali teh imuuun...:p
Mbak imun..... rasanya nggak ada tempat yang aman ya untuk perempuan di dunia ini. Bahkan sudah menjaga sikap pun, masih ada aja yang "flirting". Hm.... wanita memang karunia Allah yang indah. Bahkan jilbab pun akan membuat dirinya semakin bersinar (maaf..aku blom siap berjilbab, sekedar memberi pendapat) hingga makhluk disekelilingnya akan "melirik." Ya sudah lah mbak... yg penting sinar mbak lebih terpancar di rumah. Memang tak bisa dipungkiri, bila sinar sudah terpancar, dimanapun berada pasti terlihat walau tertutup kain sekalipun.
Posting Komentar