Selasa, 29 November 2005

Pelajaran Pedas dari Sambel

Allah memberikan pendidikan di mana saja


Pada pengajian terakhir di newcastle, saya mengambil tugas membuat sambel terasi. Pertama, emang sangat suka sambel, jadi sekalian buat banyak untuk disimpen di fridge. Kedua, memang semua bahan ada. Saya sangat suka sambel, namun masak sehari-hari bisa dibilang abstain pake cabe, karena suami sama sekali tidak bisa pedas. Maka bisa masak sambel itu asyik banget. Terbayang, nasi anget, sambel terasi...dan goreng teri....yum yum.


So, sambel jadi dalam jumlah banyak. Sebagian untuk pengajian. Sebagian, disimpan di rumah. 


Pas mau berangkat, kecelakaan terjadi. Entah bagaimana....Arik nyenggol sambel yang akan dibawa...jadinya sambel jatuh ke karpet dan boks tempat hat dan mitten. Padahal tu sambel udah ditaruh jauh-jauh dari mereka.


ADDUUH!!


Marah pertama karena semua kotor.


Marah kedua...dan yang lebih berpengaruh....yaaa, bakal nggak jadi punya sambel nii. Karena mesti tetap bawa sambel kan? Artinya, persediaan di rumah mesti direlakan untuk pengajian.


Sepanjang jalan mikir, apa yang diinginkan Kekasih dari pelajaran yang bikin gigit jari ini?


AH, JANGAN GREEDY doong....


Dalam mengukur-ngukur mana yang akan dibawa (dengan membayangkan berapa jumlah orang yang hadir dan sambel yang akan dibawa....) saya cenderung generous untuk meninggalkan sebagian di rumah, hi hi hi.


Jangan rakus. Kalo mau 'sedekah' sambel, jangan kebanyakan 'sayang'-nya.

Selasa, 22 November 2005

Pertama!! Bersama!




kali pertama foto keluarga. biasanya hanya berempat, karena salah satu harus jadi fotografer. kalaupun harus pakai timer, seringnya hasilnya tidak terduga, karena tripot sudah dikirim ke TA.