Kamis, 31 Mei 2007

Oh, Febby, Tularanmu

Sejak di jakarta, pandangan apel masuk ke dalam juicer dan berubah jadi ampas menjadi tontonan harian tiap pagi. Ibu Vera selalu menyediakan jus segar untuk Vera, Widi atau Bapak.

Ketika Ibu ke UK menengok Vera (2003 akhir), Ibu kembali menganjurkan supaya saya memulai minum jus segar.

Iya Bu. Berapa juicer satunya Bu?

Masih males. Mikir, ntar sajalah di Indonesia. Pas kehidupan agak 'lega' dikit. Di UK, masih sempit, he he he.

 Trus Uni Desti bicara masalah sayur dan buah buat ibu hamil.

Hm.

Belum lagi Febby posting serba jus buah dan sayur.

O o.

Ditambah dengan diskusi dengan fisio dan bidan tentang kondisi badan.

Ya....iya deeeh. Aye cari juicer.

Kebetulan, Abi bawa pulang katalog tipis argos yang isinya diskon barang. Ada juicer! Cookworks. Dari 15 pon, jadi 7,5 pon.

Murah. Murah.

Akhirnya sepulang periksa mata Arik (tiga hari lalu), jalan ke Argos. Dari sana singgah ke market beli serba buah.

Udah kebayang dah jus di lidah. Yummy.

Eh, pas kotak dibuka.... container untuk ampasnya retak.

Yaaaa, mesti dibalikiin dong.

Akhirnya strawberry tinggal diemut satu-satu. Nggak dijus or smothie.

Esoknya jadual ketemua bidan. Nenteng bawaan gede lagi. Tu juicer. Balikin ke Argos, lalu diganti barang yang sama.

Para bocah ikut heboh. Mengerubungi mesin jus di dapur. Sementara Umi dengan cuek memulai persiapan ngejus, tanpa buka manual juicer. (Biasanya sangat patuh dengan pentunjuk manual....kali ini, sok pede. Nggak rumit tu mesin keliatannya. Lagian di Jakarta dah sering liat)

Looo...loooh? What's happen? Kok ampasnya masuk ke kontainer yang mestinya untuk air?

Yeeee. Bingung. Bersihin lagi.

Satu apel setengah....mana jusnya? Celingukan. Yang ada ampas doang.

Looo, kok ada air ngucur dari belakang?

Hua ha ha ha. Dua kontainer yang dipack one inside another, sebenarnya harus dipisah. Satu di depan untuk ampas, satunya di belakang untuk menampung jus.

Addduuuh, Umi sok tau!

Makin semangat. Well, we know now what's the matter.

Dua apel. Sedikit air terkumpul. Tiga apel, hm, lumayan. 4 apel, hampir penuh.

Agaknya ampasnya masih berair. Gimana kalau ampasnya dimasukkan lagi? Bisa lebih banyak jus yang terperas nggak?

Mindahin ampas ke atas slicer.

Setengah memaksa tutup mesin kembali terkunci. Menekan tombol 'on'.

TUSS!

Api memijar. Muhammad terloncat turun.

Jantung Umi melorot.

 'There is fire, mi!' Suaranya ketakutan.

Arik dan Wafa menjauh.

'Oh dear'.

'I think I know why it get fire.' Muhammad cuek.

'Why?'

'Because you took the thing from that place and put it in the other place.'

Umi manyun sendiri.

Bau mesin terbakar.

Gimana dong?

Akhirnya cari manual....membaca cara dismantling slicernya.

Aduh, mesin murah.

Nggak ilang semangat, akhirnya nongkrong di depan Ebay, cari mesin juicer...(yang murah namun kualitas lebih baik)

Di akhir hari, dapet mesin baru, Phillips, harganya lebih mahal 10 pon, namun mesin juicer ini dipuji majalah Good House Keeping.

Abi tertawa dan geleng-geleng mendengar cerita juicer itu.

Febby, tularanmu ...permanen kok....

Mari hidup sehat...

Supaya Umi dan anak-anak kuat....

 

 

 

Sederhananya Kebahagiaan Anak-Anak

Di luar sunny setelah 5 hari Newcastle diguyur hujan dan disaputi awan. Udara pun mulai beranjak ke atas 10C. Which is very comfortable. Tidak berangin pula.

'Anyone would like to enjoy tent outside??'

'Yes! Yes! Yes!'

'I can as well insya Allah, make you pasta and tuna for lunch'

Mata-mata itu berbinar-binar.

Akhirnya cari-cari kain usang yang lebar. Dapat taplak yang dulu dibeli di car boot, yang sudah ternoda cipratan teh. cari hammer dan palu. Akhirnya Umi gendut maku-maku dinding halaman. Perobaan pertama, gagal. Cari bagian soft yang sudah berjamur. berhasil. Eh, sisi satunya ketemunya dinding keras semua. Malah terpaku tangan, he he he. sakit juga.

Setelah dua sisi kain terpasang  ke dinding halaman, mengeser besi jemuran ke depannya dan memasang peg pada dua sisi satu lagi. Jadilah atap tenda.

Mencari sleepingbag (yang dulu ditemukan di jalan, ehm), menghamparkan di bawah 'atap', hupla, tenda 'ngasal' Umi tegak sudah.

Bocah kegirangan.

Ada yang cari buku (Arik: katalog Argos....dia ambil dan bawa sendiri dari Argos pas kemarin kita ke sana cari sesuatu)

Ada yang cari bantal-bantal (Wafa dan Muhammad)

Ada yang cari 'toy' (Muhammad: kartu-kartu timetable)

Ada yang cari teddy bear (Wafa)

Di sisi satu, Wafa memarkir sepedanya.

Muhammad marapikan sepatu-sepatu di satunya lagi.

Duh, bocah.

Indahnya masa kanak-kanak.

_____________________________

ps:

Duluuuuu, seusia Arik, saya sering membawa sepiring nasi ke dalam 'tenda kampung' saya. Terbuat dari kayu bakar Mak yang ditata seling-silang, membentuk ruangan segi empat. Atapnya sarung Mak. Di bagian depan diselipkan dua kayu lagi sebagai meja. Jadilah 'tenda kayu ukuran 50 cm X 50 cm X 100cm. Cukup lega untuk anak kecil. Dan serasa gimanaaaaa gitu, punya satu tempat, just for me, with my plate of rice...

 

 

Selasa, 29 Mei 2007

Penyakit Maless

Udah 2 hari ini bawaannya maleees mulu.

Yang asyik itu cuma kalau tidur-tiduran (nggak perlu sampai pulas).

Hi hi hi.

Apa obatnya ya?

Ogah kalau cari excuse bawaan hamil. Biasanya juga pas kerja, bisa naik-turun tangga 4 lantai, 4 atau 5 kali sehari.

*note: Sekolah libur half term, jadi di rumah terus dua hari ini*

Mau olahraga, apa olah raga yang bagus buat mak-mak hamil yang punya problem backache? Ada ide, temans?

Ntar lagi ngantar si bujang ke RS, periksa mata.

Semoga aktivitas yang sedikit itu menghasilkan energi lebih untuk menlajutkan aktivitas normal...

Kasihan Wafa, ngajak main, Umi malah mengarahkan leyeh-leyeh...

He he he, Umi malaas

Rabu, 02 Mei 2007

Matematika Keberkahan Rejeki Allah

Tergelitik posting Mbak Nuraini tentang tax refund yang banyak mendiskusikan tentang benefit pemerintah Canada/UK, saya jadi teringat dengan keadaan keluarga kami yang berpredikat 'international student'. Visa ini artinya tidak membolehkan pemegangnya mengklaim uang dari 'public fund'.


Benefit pemerintah itu semisal child benefit, satu anak 50 pound sebulan. Makin banyak anak, makin banyak pound, he he he, sesuai dengan janji,'banyak anak, banyak rejeki'. Ada housing benefit, untuk nolongin bayar rumah, ada tax credit dsb. Intinya, anak permanent resident UK, tiga anak, single parent, bisa claim uang dari pemerintah at least 15 ribu pound per tahun.NGGAK KERJA LOH YA.


Ini juga yang mentrigger remaja UK berminat punya anak sedini mungkin, karena bakal diurusin pemerintah. Aturan yang baik ini, 'pemerintah mengurus warganya' pada society hedonis melahirkan UK sebagai the highest teenage pregnancy in Europe'. Dundee, kota kecil tempat saya sekolah, malah jadi 'the highest city in Europe for Teen pregnancy'.


MAsalah ini saja sudah memusingkan pemerintah sini. Remaja-remaja hamil....aborsi...punya anak...singel parent...unstable family life. Indeed, borok masyarakat yang satu ketika memecah dan meninggalkan 'luka' pada kehidupan rumah tangga. 


Sekarang saja, sudah banyak masalah yang membuat puyeng. Mulai dari teen gunshooting, teen mugging, binge drinking, and so and so.  


Balik ke masalah benefit. Selama 7 tahun di sini, kami tidak pernah mendapatkan benefit. bBgitu beasiswa habis, kami sekeluarga berusaha mencari rejeki dengan berbagai cara. Saya pernah menjadi cleaner. Mulai dari Coop Dept. Store, hospital, sampai sekolahan. Suami juga begitu. Cleaner di kampus tempat beliau study. Kami juga pernah mengantar koran gratis ke tetangga sekitar. Sekali per pekan. Baru 1,5 tahun terakhir saya bekerja di profesi yang lumayan dikit. School Lab Technician. Itu juga rejeki yang dibukakan Allah melalui kerja cleaner di sekolahan.


Dari hitung-hitungan bule dan permanent resident, gaji berkisar 250 pound per bulan, dua cleaners salaries 500 pound, dan seterusnya tidak akan mungkin bisa survive hidup di UK. Hitungan 'normal' keluarga UK, satu keluarga tiga anak, modestly living dengan 1200 pound per bulan. Hitungan ini juga diamini oleh warga negara Indonesia yang sudah bekerja dan jadi permanet resident (PR), di sini.


Net salary yang 1500 per bulan, bagi sebagian PR masih kurang. Maka jadi perbincangan wajar kalau diskusi keuangan itu sering menyentuh masalah 'overdraft'...'credit card zero interest'...sampai 'soft loan'...dsb. Intinya, bergaji sebesar itu masih membuat PR kewalahan dan perlu meminjam dari berbagai sumber. Jangankan bicara menabung!!


Cukup sering saya mengajak para istri PR bermatematika. Berapa net salary? Berapa rent? Bill? Transport?


Dari makanan yang dikonsumsi, sebenarnya, keluarga kami nggak menderita banget-banget. Anak-anak rutin minum susu segar dan makan roti tiap hari. Sekali-kali makan coklat, sekali-kali makan yoghurt (kan sudah minum susu, yoghurt nggak penting lagi). Lauk sama juga lah. Ayam, atau kambing. Buah yang dimakan juga sama, yang murah seperti pear atau apel. Kalau buah yang musim-musiman, kita beli pas musim saja, jadi murah seperti grape atau strawberry.


Saya dalam keadaaan sedih melihat beberapa saudara selalu sepertinya dililit masalah keuangan. Selalu berhutang. Dari hutang ke A, pindah ke B, dari ke C, pindah ke D. Padahal gaji sudah puluhan ribu pound per tahun. Belum lagi udah ditambah dengan child benefit, child tax credit dan sebagainya.


Bandingkan dengan penghasilan keluarga kami yang hanya 1/4nya? Zero benefit?


WHY??


Berusaha untuk mendiskusikan, cara hidup hemat. Mulai dari beli makanan di toko murah seperti toko agen sayuran. Beli partai besar, lalu displit. Kalaupun nggak ada teman, namun beli satu boks, sisanya dibagi-bagi sama tetangga. Insya Allah, keliatannya mahal, namun itu pintu pembuka rejeki juga.


Mulai dari cari bargain ke super market. Jika ada buy one get one free, apalagi seperti sereal yang tiap hari dimakan anak-anak, ya beli saja sekalian 10 boks. Ngggak akan rugi.


Mulai dari beli kambing sekalian setengah ekor. Dipisah-pisahkan dan masukkan freezer. Sekilo boneless kambing 6 pound, chop 4 pound, neck 2 pound. Jika beli kambing setengah (satu seekor), sekilonya masih di bawah 2 pound. Sudah ada boneless, mince, chop, bahkan tulang untuk sop. Hemaaat.


Kalau beli beras, nggak usah lah maksain diri beli fragrance thai rice yang hampir 2 pon sekilo. Beli saja basmati rice dari toko Pakistan, merek Habib, 45 kilo hanya 29 pon.


So, what is going wrong pada teman-teman tersebut? Kenapa melulu dirisaukan uang?Lalu, kenapa, Allah memudahkan kami untuk menabung?


Saya kehabisan ide.


Sampai salah satu sahabat yang sempat heran karena alhamdulillah sejauh ini kita masih bisa menabung tiap bulannya berkata lirih, "Rejeki yang berkah, kali ya Mun."


Amiin Ya Yang Maha Pemberi Rejeki.


Semoga karena Allah memberkahi gaji kecil yang didapat dari memeras keringat itu. Amiin.


Saya yakin sekali, kerja keras yang ikhlas akan berbuah lama dan panjaaaang. Namun, uang yang didapat mudah dan ringan, keluarnya juga ringan.


Semoga juga, saya dan suami selalu diingatkan Allah, bahwa jumlah uang yang riil itu ialah yang dibelanjakan di jalanNya. Bukan yang terkumpul di dalam tabungan.


Rumah indah dan ideal itu adalah yang di surga, nantinya. Bukan yang direncanakan dibangun di Jatinangor.


Ya Allah, jadikanlah rejeki yang Kau berikan sebagai pendekat kami padaMu. Sebagai sarana dakwah kami. Jangan jadikan kami orang-orang yang lupa diri. Amiin.