Rabu, 02 Mei 2007

Matematika Keberkahan Rejeki Allah

Tergelitik posting Mbak Nuraini tentang tax refund yang banyak mendiskusikan tentang benefit pemerintah Canada/UK, saya jadi teringat dengan keadaan keluarga kami yang berpredikat 'international student'. Visa ini artinya tidak membolehkan pemegangnya mengklaim uang dari 'public fund'.


Benefit pemerintah itu semisal child benefit, satu anak 50 pound sebulan. Makin banyak anak, makin banyak pound, he he he, sesuai dengan janji,'banyak anak, banyak rejeki'. Ada housing benefit, untuk nolongin bayar rumah, ada tax credit dsb. Intinya, anak permanent resident UK, tiga anak, single parent, bisa claim uang dari pemerintah at least 15 ribu pound per tahun.NGGAK KERJA LOH YA.


Ini juga yang mentrigger remaja UK berminat punya anak sedini mungkin, karena bakal diurusin pemerintah. Aturan yang baik ini, 'pemerintah mengurus warganya' pada society hedonis melahirkan UK sebagai the highest teenage pregnancy in Europe'. Dundee, kota kecil tempat saya sekolah, malah jadi 'the highest city in Europe for Teen pregnancy'.


MAsalah ini saja sudah memusingkan pemerintah sini. Remaja-remaja hamil....aborsi...punya anak...singel parent...unstable family life. Indeed, borok masyarakat yang satu ketika memecah dan meninggalkan 'luka' pada kehidupan rumah tangga. 


Sekarang saja, sudah banyak masalah yang membuat puyeng. Mulai dari teen gunshooting, teen mugging, binge drinking, and so and so.  


Balik ke masalah benefit. Selama 7 tahun di sini, kami tidak pernah mendapatkan benefit. bBgitu beasiswa habis, kami sekeluarga berusaha mencari rejeki dengan berbagai cara. Saya pernah menjadi cleaner. Mulai dari Coop Dept. Store, hospital, sampai sekolahan. Suami juga begitu. Cleaner di kampus tempat beliau study. Kami juga pernah mengantar koran gratis ke tetangga sekitar. Sekali per pekan. Baru 1,5 tahun terakhir saya bekerja di profesi yang lumayan dikit. School Lab Technician. Itu juga rejeki yang dibukakan Allah melalui kerja cleaner di sekolahan.


Dari hitung-hitungan bule dan permanent resident, gaji berkisar 250 pound per bulan, dua cleaners salaries 500 pound, dan seterusnya tidak akan mungkin bisa survive hidup di UK. Hitungan 'normal' keluarga UK, satu keluarga tiga anak, modestly living dengan 1200 pound per bulan. Hitungan ini juga diamini oleh warga negara Indonesia yang sudah bekerja dan jadi permanet resident (PR), di sini.


Net salary yang 1500 per bulan, bagi sebagian PR masih kurang. Maka jadi perbincangan wajar kalau diskusi keuangan itu sering menyentuh masalah 'overdraft'...'credit card zero interest'...sampai 'soft loan'...dsb. Intinya, bergaji sebesar itu masih membuat PR kewalahan dan perlu meminjam dari berbagai sumber. Jangankan bicara menabung!!


Cukup sering saya mengajak para istri PR bermatematika. Berapa net salary? Berapa rent? Bill? Transport?


Dari makanan yang dikonsumsi, sebenarnya, keluarga kami nggak menderita banget-banget. Anak-anak rutin minum susu segar dan makan roti tiap hari. Sekali-kali makan coklat, sekali-kali makan yoghurt (kan sudah minum susu, yoghurt nggak penting lagi). Lauk sama juga lah. Ayam, atau kambing. Buah yang dimakan juga sama, yang murah seperti pear atau apel. Kalau buah yang musim-musiman, kita beli pas musim saja, jadi murah seperti grape atau strawberry.


Saya dalam keadaaan sedih melihat beberapa saudara selalu sepertinya dililit masalah keuangan. Selalu berhutang. Dari hutang ke A, pindah ke B, dari ke C, pindah ke D. Padahal gaji sudah puluhan ribu pound per tahun. Belum lagi udah ditambah dengan child benefit, child tax credit dan sebagainya.


Bandingkan dengan penghasilan keluarga kami yang hanya 1/4nya? Zero benefit?


WHY??


Berusaha untuk mendiskusikan, cara hidup hemat. Mulai dari beli makanan di toko murah seperti toko agen sayuran. Beli partai besar, lalu displit. Kalaupun nggak ada teman, namun beli satu boks, sisanya dibagi-bagi sama tetangga. Insya Allah, keliatannya mahal, namun itu pintu pembuka rejeki juga.


Mulai dari cari bargain ke super market. Jika ada buy one get one free, apalagi seperti sereal yang tiap hari dimakan anak-anak, ya beli saja sekalian 10 boks. Ngggak akan rugi.


Mulai dari beli kambing sekalian setengah ekor. Dipisah-pisahkan dan masukkan freezer. Sekilo boneless kambing 6 pound, chop 4 pound, neck 2 pound. Jika beli kambing setengah (satu seekor), sekilonya masih di bawah 2 pound. Sudah ada boneless, mince, chop, bahkan tulang untuk sop. Hemaaat.


Kalau beli beras, nggak usah lah maksain diri beli fragrance thai rice yang hampir 2 pon sekilo. Beli saja basmati rice dari toko Pakistan, merek Habib, 45 kilo hanya 29 pon.


So, what is going wrong pada teman-teman tersebut? Kenapa melulu dirisaukan uang?Lalu, kenapa, Allah memudahkan kami untuk menabung?


Saya kehabisan ide.


Sampai salah satu sahabat yang sempat heran karena alhamdulillah sejauh ini kita masih bisa menabung tiap bulannya berkata lirih, "Rejeki yang berkah, kali ya Mun."


Amiin Ya Yang Maha Pemberi Rejeki.


Semoga karena Allah memberkahi gaji kecil yang didapat dari memeras keringat itu. Amiin.


Saya yakin sekali, kerja keras yang ikhlas akan berbuah lama dan panjaaaang. Namun, uang yang didapat mudah dan ringan, keluarnya juga ringan.


Semoga juga, saya dan suami selalu diingatkan Allah, bahwa jumlah uang yang riil itu ialah yang dibelanjakan di jalanNya. Bukan yang terkumpul di dalam tabungan.


Rumah indah dan ideal itu adalah yang di surga, nantinya. Bukan yang direncanakan dibangun di Jatinangor.


Ya Allah, jadikanlah rejeki yang Kau berikan sebagai pendekat kami padaMu. Sebagai sarana dakwah kami. Jangan jadikan kami orang-orang yang lupa diri. Amiin.


 

45 komentar:

Syahid Family mengatakan...

alhamdulillah,... seneng bacanya... jd ter-ingat-kan juga, makasih yaa mun :-X

maimon herawati mengatakan...

Sama-sama Mbak.
Semoga Allah menjadikan kita orang qanaah dan bersyukur. Amiin

New Rule mengatakan...

bagian mana rejeki saya yang nggak berkah,ya ...

:merenungdipojokruangansambilmenunduk:

mona ^_^ mengatakan...

dan Allah Maha Mengatur segalanya ya uni...
tak pernah ada yang tersiakan dan berkahNya yang selalu diharapkan.

maimon herawati mengatakan...

Imun bicaranya konteks Inggris loh ya Rul.

maimon herawati mengatakan...

Iya Mona.
Kalau sudah jadi bagian kita, insya Allah, akan dapat juga.
Kalau bukan, mau dikejar ke mana, ya nggak akan dimiliki

Tian OT mengatakan...

trik mengatur rezekinya oke juga. dan terpenting mun, rezeki yang diberkahi Allah. meski terbilang pas-pasan, insya Allah bermanfaat dan kita merasa dicukupkan. ingin sekali seperti itu. :)

maimon herawati mengatakan...

Iya Mak Tian. Insya Allah, bukan dari jumlahnya. Tapi dari perasaan kita :-)
Standar hidup kita yang menentukan. Mau naik bus/angkot/mobil ber ac :-D
Insya Allah, enjoy sepanjang berterima kasih atas rejeki itu.

ummi nida aufal mengatakan...

betul teh...makasih sdh diingatkan yaa:)

maimon herawati mengatakan...

Sama-sama Dik. Saling mendoakan ya. Semoga Allah selalu menjaga kita dalam sikap qanaah dan syukur

Dinar Ardanti CaraSehatAlaMe mengatakan...

semakin banyak memberikan .. insya Allah semakin banyak pula yang akan dikasih dari Allah .. ini mah percaya 100 % deh ^_^

Fatimah T.Z. mengatakan...

iya ya...bener juga tuh mbak. semoga kita semua selalu mendapat keberkahan rizki ya. berapapun banyaknya gak akan pernah cukup kl rizkinya gak berkah.

New Rule mengatakan...

pada dasarnya mbak imon sudah mengatur gaji dengan baik, mungkin yang kebanyakan berhutang lupa mengatur cashflow ..

maimon herawati mengatakan...

Betul Dinar. Betul sekali.
Sangat betul.
Bayangkan, cuman ngasih lime (jeruk ya) sama tetangga, eh, sorenya ada yang ngantar apel dan grape.
Cuman ngirim kurban ke Indonesia, sama Allah dikirim amplop tak bernama di depan pintu!!
Ya Allah, jadikan kami hamba yang bersyukur

maimon herawati mengatakan...

Iya.
Aduh,
harus hati-hati.
Harus hati-hati.
Takuuut.

Dinar Ardanti CaraSehatAlaMe mengatakan...

amin amiin ya Rob.

(btw,saya juga seperti uni logh .. kalu ada produk one get one free langsung saya beli dan memang sesuai kebutuhan .. beneran ga rugi deh .. bulan depannya harganya naik!)

linda satari mengatakan...

Betul Teh, Kebutuhan kita itu sudah disesuaikan dengan kemampuan yang ALLAH berikan. Cuma kadang perasaan kita menuruti keinginan bukan kebutuhan yang akibatnya kita selalu merasa kurang..kurang dan kurang.
Syukron sharing ya Teh...jadi inget kudu ngegiat lagi nulis catatan pengeluaran biar sesuai budget.

yuni hanafi mengatakan...

wah mba imun...aku belum nglakuin trik2nya nih,apalagi aku orangnya gak tegaan,kadang aku beli cuma karena ksihan sm pedaganngya.Dan cara mbeli sekalian banyak itu juga gak bisa dipraktekin nih,secara kalau mborong ya habisnya cepet. Bahkan kadang bosen anak2nya.jadi mbelinya dikit2 aja.

kalau rahasia rejekinya memang dhasyat deh....kami juga kadang ngalamin mberi ini dapat itu....subhanalloh the power of giving....semoga kita senantiasa bersyukur...amin

Dinar Ardanti CaraSehatAlaMe mengatakan...

mba Yuni kalo urusan TEGA .. iya sama ga tega juga tapi akhirnya jadi raja tega gara2 kena tepu temen .. grr grr grrrrr

yuni hanafi mengatakan...

hehehe mba dinar..yah dagangannya yg apaan dulu lah,pedagang sayur,buah dan toko bawah yg sepii..misalnya.

Kalau raja teganya mirip abi tuh...dulu kalau ada org pinjam brag brug dikasih aja bahkan uang jatah makan sebulan juga dikasih sampai kitanya gak bisa beli susu,makan seadanya tyt yg pinjaaam aje gile ...beli perabot,makan mewah.....dan kelemahannya abi gak bisa nagih lagi,makanya sekarang mending tega gak minjamin drpd gak tega nagihnya....

maimon herawati mengatakan...

Ini juga Teteh lakuin awal-awal dulu Lin, supaya jelas di mana bocor-bocornya.
Pas udah stabil, tidak dilakukan lagi. Karena sudah nampak, pola pengeluaran seperti apa yang 'aman'

maimon herawati mengatakan...

Masing-masing tempat ada cara tertentu, Yun. Tapi, insya Allah, sepanjang cerdas mengelola, qanaah dan bersyukur, insya Allah cukup.

Betul, Yun. The power of giving. KAdang syereeeem banget. Begitu cepat berbaliknya yang diberikan itu.
Kalau dah gitu, ya Allah, jangan ada rasa pelit dan ngitung-ngitung deh.

maimon herawati mengatakan...

Lebih baik memberi/meminjamkam pada yang betul-betul perlu dan butuh. Jadi, wajar saja ada 'seleksi' dan 'kajian' dulu.
Tega sama yang nggak butuh, iya lah mesti.

maimon herawati mengatakan...

itulah, Yun. Yang meminjam kadang minjam bukan karena 'terdesak' keadaaan.
Tapi, karena 'ingiin'.
Juga ketemu nih yang kayak begini. Mau minjam, tapi,, wee, gaya hidupnya....luxury.
Kita aja beli baju di carbootsale, semacam pasar loak.

yuni hanafi mengatakan...

yap betul banget yg ini.....

maimon herawati mengatakan...

Sedihnya kalau ada yang bilang gini, ' Standar hidup di Jakarta itu minimal 5 juta kok!!' Sembari menatap dengan tatap tidak puas, ketika disarankan menurunkan standar kehidupan.
Kalau yang bicara orang-orang awam, wajar lah. Tapi yang udah mulai mengkaji nilai secara dalam?
Wah.
Sedih berlipat-lipat.
Jadi ingat Mush'ab bin Umair yang memiliki penurunan standar kehidupan demikian drastis ketika masuk islam. Masa kita sebaliknya sih?

yuni hanafi mengatakan...

mba aku pernah dikatain menyiksa diri mba ketika aku nggak mau dibeliin vacum cleaner,trus kalau muism panas aku pilih pakai celana popok gak pakai pampers.Dan hape abi sm kompinya termasuk tuwa dan angot2an.....bahkan ada yg terang2an heran dg gajih dolar yg cukup buat hidup senang tapi kok menyiksa diri.....

padahal aku gak mau vacum karena rumah kecil dan banyakan pakai keramik drpd karpet jadi aku mending pilih nyapu sm ngepel ajah.ingat umahat dikampung sana yg gak bisa beli susu buat anak2nya...

Dan aku pakai popok celana karena musim panas anak2nya jarang pipis,bisa dilatih ke hamam.dan kalaupun ada yg pipis dilantai bisa lgs dipel dan nyuci popoknya juga pakai mesin cuci gak cape........ingat umahat yg diindo sana tiap hari ngucek cucian berember2 dg tangan,gak ada pengering,gak pernah pakai diapers. dan kupikir mending uang2 itu untuk sedekah yg butuh.tapi aku dikatain sebagai tdk menampakkan syukur terhadap nikmat rejeki mba.

nura hendra mengatakan...

Jadi inget di novelnya mbak imun Rahasia dua Hati:)

Terima kasih sharingnya ya mbak....hidup sederhana, dan selalu bersyukur pada-Nya, membuat kita selalu merasa cukup atas rizki dar-iNya......, rizki Allah bukanlah seberapa banyak uang yang kita miliki, tapi seberapa berkah uang yang kita miliki dengan cara membelanjakan di jalan-Nya

Imazahra Chairi mengatakan...

Intinya siy tergantung kita mau berhemat dan smart mengelola keuangan :-)
Alhamdulillah aku juga sudah gak ada beasiswa lagi Teh, tapi tetap survive dan bisa menabung juga :-)

Teh Imun masih sampai kapan di Newcastle??? Apa mau menetap disana???

Soal daging yg beli langsung banyak itu Teh, aku gak mungkin, soalnya sendirian siy :-p
Btw, setengah ekor lamb berapa disana Teh? Disini sekitar 30 an kalo gak salah.

maimon herawati mengatakan...

Duh Yuni, kok gitu ya teman-teman di sana.
Pakai pepatah 'anjing menggonggong, emang kita pikirin', aja Yun.
Pakai popok kain malah nature friendly loh. Kita mengurangi sampah, juga mengurangi konsumsi bahan pembuat diapers. Bagus itu.

maimon herawati mengatakan...

Betul sekali Mbak.
Aduh, cuman, namanya manusia. Kadang ada saja masa 'pelit' berinfaq.
Padahal itulah 'pinjaman' yang terbaik kepada Allah.
Bukan memberikan kok, tapi minjamin. Sama Allah akan diganti berlipat-lipat.
Saling mendoakan ya Mbak.

maimon herawati mengatakan...

Betul sekali Mbak.
Aduh, cuman, namanya manusia. Kadang ada saja masa 'pelit' berinfaq.
Padahal itulah 'pinjaman' yang terbaik kepada Allah.
Bukan memberikan kok, tapi minjamin. Sama Allah akan diganti berlipat-lipat.
Saling mendoakan ya Mbak.

maimon herawati mengatakan...

Nggak dooong, Ma. Insya Allah, begitu Pak Andri selesai, kita pulang for good. Nggak tega sama pendidikan anak kalau di sini. Banyak virus perusaknya.

Mohon doa ya.

Kalau lamb di sini half lamb dihargai 2,7 pound per kilo. Tergantung beratnya. Kalau beli yang lamb 20 kilo (half 10 kilo) harganya sekitar 27 pound.

Kalau sheep 2 pound kurang dikit deh.

Tergantung belinya sama uncle yang mana juga :-)) Walau tokonya sama, ada uncle yang kalau menghargai makanan ke Imun suka didiskon.
Mau belanja ke sini saja?

lily Jauharlina mengatakan...

Bener Mun, hidup di negara orang dengan tiga anak dan satu sumber beasiswa (yang kadang tersendat) tidak mudah. Kerja keras dan ikhlas menerima apapun yang diberikan Allah adalah kunci yang membuat saya bertahan sampai kini. Asal halal apapun akan saya lakukan agar tetap bisa mendampingi suami menyelesaikan sekolahnya dan segera kembali pulang. Kalau dipikirkan..yang namanya uang..nggak kan pernah cukup, namun saya pernah mendengar uraian menarik seorang ustad. Bahwa harta (uang) kita sebenarnya adalah apa yang kita makan, apa yang kita pakai, dan apa yang kita sedekahkan. Jadi bukan berapa yang kita punya di bank (maaf kalau kurang berkenan..) Apa kabar Imun di sini, masih belum cuti ya...?

maimon herawati mengatakan...

Kak Lily,
Pernah nggak Kak, saudara-saudara di Indonesia berucap kalau kehidupan kita di sini enaaak sekali?
He he he.

Pas Imun cerita kerja di sini petugas kebersihan, loper koran, yang ada Kakek (saudara Nenek) menuruh cepat-cepat berhenti bicara. Beliau merasa itu tak mungkin, dan jika iya, ya, malu lah.
Imun nyengir lebar. Cerita kalau pekerjaan petugas kebersihan di sini, alhamdulillah, baik saja.
Tampak raut wajah tua itu prihatin demikian dalam.


lily Jauharlina mengatakan...

Mungkin benar bagi mereka yang kerja disini kali ya.., tapi bagi student..ya..enakan di kampung sendiri. Ya..sampai sekarang ada yang nggak percaya saya bersedia jadi 'tukang bersih-bersih' untuk membantu ekonomi rumah tangga. Ya..udah deh, saya bilang aja..kalau kerja saya disini adalah 'floor manager' (maksudnya tukang ngepel lantai.., he..he..)

maimon herawati mengatakan...

Iya....
Mau dilihat dari sisi mana-mana, tetap saja enak di negeri sendiri :-))

Semoga segera selesai studi Bapak ya Mbak.
Saling mendoakan.

lily Jauharlina mengatakan...

Amin. Sama sama Mun.

nura hendra mengatakan...

Insha Allah mbak Imun.... saling mendo'akan dan mengingatkan:)

Lia Barra mengatakan...

Pengalaman yang sama Teh...saya juga disini bantu2 suami kerja di tempat orang,nyetrika dsb tapi sekarang dah berhenti karena hamil...walaupun begitu bukan berarti rejeki berkurang lo...Alhamdulillah selalu ada dan cukup. Ikhlas...itu saja usaha saya :D. Semoga tetap barokah Ya

Ibu Maryamilyas mengatakan...

Mun, walau ceritanya tentang perjuangan hidup di UK, tapi filosofinya cocok untuk di mana saja, lho. Umat muslim memang beruntung karena Islam mempunyai guidance yang lengkap, mencakup semua aspek kehidupan. Tinggal kitanya, apakah mau menerapkan tuntunan tersebut...

Imazahra Chairi mengatakan...

Ya Allah, murah sekali Uniiiiiiiiiiiii... ck ck ck...
Sampai hari ini, sampai toko di daerah yg terkenal murah pun, satu kilo tetap dihargai 4,5 pounds. Hiks, hiks... untungnya aku gak suka lamb, goat, sheep dan yg sejenis :-)

Kalo chicken berarti murah lagi ya Uni. Duuuuuuuuuuh, asik dong ya menetap di NewCastle sana :-) Terjamin lauk pauknya :-)

maimon herawati mengatakan...

Lia: Jaga kesehatan ya Lia. You are right, bayi lebih penting dari tambahan dollar. Menyetrika (artinya berdiri terus ya?) kurang baik untuk ibu hamil. Katanya begitu.

Uni Desti: Iya Uni. Tinggal kita mau mengambil sikap hidup itu, ataukah kita campakkan. Semoga Allah menolong kita terus istiqamah ya.

Ima: Chicken di sini wings 75p/kilo ; leg 1 pair itu 1 pound-ish deh. Lebih se pound kayanya.
Alhamdulillah, ada saja cara Allah supaya rejeki itu cukup, Ma.
Gimana? Mau ikut Bu Rani ke sini?

ewik hapsara mengatakan...

jazakillah khayra uni sudah mengingatkan....benar kata uni, matematika Allah itu memang tidak terduga.... 1+1 bisa jadi 20....

maimon herawati mengatakan...

Iya Mbak Ewik....semoga kita termasuk hamba yang bersyukur. Amiin