Jumat, 24 Februari 2006

Paling Benci, Padahal...Eh, Ternyata...

Saya paling suka pelajaran Fisika dan Matematika. Biologi juga demen, pas kelas dua. Cuman, kalau sudah harus menghapal segala nama latin binatang atau apapun, saya nyerah. Jadi, agak nggak suka Biologi. Tapi, Matematika, dan Fiska? I just loved both lessons so much. Enjoylah dengan segala PR dan ujian.


Namun, sampai ke Kimia....


Ugh. Asli, sebel bin dengki, hi hi hi.


Berusaha cinta....tetep aja mangkel. Sampai ke ubun-ubun...Hingga, kalau sudah datang jam Kimia (kelas 3 SMA nih), saya selalu berusaha cari alasan untuk keluar kelas. Mulai dari rapat Kopsis, latihan PMR, dipanggil untuk mengobati orang membuka ruang kesehatan, sampai yang paling jelas ngibulnya,....melayani pembeli Kopsis. Ha ha ha.


(Note: saya ketua Div. P3K PMR....bertanggungjawab pada runag kesehatan dan tim kesehatan setiap upacara....baca: selama 2 tahun tidak pernah berbaris upacara....adanya duduk di kursi empuk dokter di ruang kesehatan, uhuy...


Saya bendahara Kopsis, dan bagian Humas Bina Remaja...sengaja lah cari tugas.)


Ibu guru Kimia sudah hapal dengan perilaku saya. Beliau masuk, saya berdiri.


"Ya Maimon?"


"Permisi Bu. Ada...." Apakah rapat....atau apa saja yang kebetulan bisa dipake alasan.


Sekali, beliau takjub saya tidak minta ijin. "Nggak keluar hari ini Maimon?"


"Tidak Bu." Jujur, memang tidak ada apa-apa yang bisa jadi alasan. Mau ngibul, nggak mau dosa. Terpaksa diam di dalam kelas.


Teman-teman sekitar pun jadi heran. Sampai salah satu teman dekat, di akhir pelajaran mendekati. "Rajin amat nyatat pelajaran barusan, Mun? Pinjem dong bukunya."


Hua...Saya mah bikin cerpen di buku tulis...bukan nyatet pelajaran.


Eniwei, segitu sebelnya sama Kimia, pas Ebtanas, satu-satunya nilai di bawah 6...apalagi kalau bukan Kimia. but, the truth, saya sendiri tak percaya ketika melihat nilai Kimia saya 5 koma something. Kok masih bisa dapet lima sih? Heran bin ajaib.


(Saya berpendapat itu asli pertolongan Allah. Jika mentok di multiple choice, nggak tau jawabannya apa, saya melakukan 'ijtihad' sendiri. Tutup mata, angkat pena, bertakbir dan menjatuhkan mata pena ke kertas. Mana huruf yang paling dekat, itulah jawaban saya. Really a stupid way to answer any test, but it worked!! Fiuh)


Allah Maha Tahu...Ealah, saya malah menikah dengan dosen Kimia...yang tergila-gila dengan hal satu ini. Sampai, agaknya,...kalau sedang sebel dengan saya...beliau pun mengingat rumus-rumus Kimia. Ha ha ha.


Lebih tragis lagi, ketika di UK, saat kerja sebagai petugas kebersihan di sekolahan, saya malah ditawari jadi asisten Lab Technician.


What? Me? Me? (Tengook kiri kanan)


"Why don't you give the job to mys husband, then?"


Tapi, boss lebih milih saya.


Jadilah, tahun lalu saya apprenticing assiten lab technician. Bikin solution, nyedian mortar practical, rusting experiment etc. Sebagian besar saya suka sih. Karena banyak bicara molaritas, satu-satunya bagian Kimia yang saya suka dan saya kuasai (nyengir)


Ketika tiga pekan lalu, teknisi lab yang saya tolong selama 4 bulan masuk rumahs akit, otomatis telunjuk mengarah ke saya. "Will you able to help?"


O o o.


Kalau cuman disuruh-suruh mah aye kagak takut. Ada Teknisi yang mnegawasi. But, alone? Menghadapi segala zat aneh-aneh itu? Tak tertutup kemungkinan segala carcinogens chemical? Segala toxic fumes? Segala explosive material? Wayaiii


Tapi, bayangan pound lebih menggoda...


Ya, iya deh....


Sudah dua pekan hari-hari saya penuh dengan segala zat kimia...not mention nama-nama yang aneh. Misal wire stirrer? Saya belum ketemu sampai saat ini. Potassium dichromate VI....very toxic!!! Bisa bikin kanker. Clorine gas....toxic!! Suphuric Acid...corrosive...


Suka? Well, ofcourse. Ini chalenge...Bisa menggunakan otak...


At a long last, it down to me, that I am not that hopeless in chemistry. Coba aja, kesadaran ini datang 13 tahun yang lalu....I might not go about finding false activities. I would be happily sat  on my chair, hanging to every word my Chemistry teacher said.


Alas.


 


 

Rabu, 08 Februari 2006

People Love Muhammad....Trus?....Trus?

Karena berita dipenuhi tentang kartun, demo dan seterusnya, tidak heran, anak-anak juga terpengaruh.


"People love my name, Mi. Muhammad this....Muhammad cartoon."


"Yes. Many of my friends named Muhammad."


"In my class too."


"My name is very good."


O o o, here again. Saya sebenarnya sudah penat.


"Well, that's because one day, long time ago, there one wise, friendly, loving, vlever and holy man, named Muhammad."


"Really?" Agak takjub. Heran juga, padahal dia tau, nabi kita Muhammad.


"Yes, about 14 hundreds years ago. He loves children very-very much. Do you want to hear a story about him?"


"Yes. yes!" Tiga-tiganya semangat.


LAlu ceritalah tentang Hasan/Husein yang memanjat kepala beliau SAW saat sujud. Sampai Muslim menjadi sangat kuatir.


Hening. Seperti mereka suka sekali mendengar kasih sayang Rasulullah SAW.


"Trus, Mi?"


Cerita tentang Rasul sholat, kali ini ditumpahi kotoran kepala mulianya. Dan datangnya sambil menangis anak tercintanya.


Hening mereka sungguh membuat bulu kuduk saya berdiri.


"Trus, Mi?"


Cerita tentang Rasulullah dan wanita tua yang setiap hari melempari beliau ketika lewat, dan ketika akhirnya wanita itu masuk Islam.


"Allahu Akbar!" teriakku.


"Allahu Akbar!" Arik dan Muhammad.


"Trus Mi?"
Aduh Umi udah capek....


"Hm, shall we have another one tomorrow?"


"Oke!"


 

Doa Muhammad

Saya membiasakan membaca istighfar bersama para bocah sebelum tidur.


Setelahnya, anak-anak akan membuat doa sendiri.


Dua malam yang lalu, Muhammad berkata setelah ritual semua doa,"I want to say with my words, Mi."


"Oke. Go on."


"Ya ALlah, please, bisa ketemu Mak again. Amiin."


Hati saya nyes. Perbincangan tentang Mak sudah sepekan ini banyak sekali...karena ada keinginan utnuk pulang, namun sedang menyiapkan hati untuk kuat.


Arik dan Wafa mengamini.


"Allah, can protect Muslim di Aceh, Palestin, Pakistan. Amiin."


Maksudnya tentu, selamatkan Muslim....ya Karim.


"Allah, can Muslim di Aceh, Kashmir, Palestine have food. Amiin."
Tentu, supaya tersedia makanan untuk saudara-saudaranya. Amiin ya Rahman ya Rahim.


Sore sebelum tidur, dia berdiri di atas kursi, menggunakan botol sebagai toa. Dia berseru, "There is no food and drink di Palestin, in Aceh, in Kashmir!"


Love him for ever, ya Waduud. Amiin.

Minggu, 05 Februari 2006

If I drink it (boiling water).....

Menemani saya masak adalah salah satu kegiatan yang disukai anak-anak. Mereka bisa berhenti baca buku, atau main  train, jika saya sudah sibuk di dapur. Ada saja pertanyaan mereka. Apa yang sedang saya iris?...Bisa tidak makan onion itu? It is dirty or not?...Boleh tidak makan chickennya (mentah)?...


Saya suka masa-masa ini karena nilai educationalnya tinggi.


Sekali waktu, saya sedang boiling water di kettle. Anak-anak melihat saya sedang masak gulai. Air panas untuk menambah kuah gulai.


"Why do you boil it, Mi?" Arik nanya.


"To kill the germ in the food, so our food will be clean and nice."


Diam dua-duanya.


Muhammad minta minum. Saya campur minum panas dengan dingin.


"Mi," Arik mulai lagi. "If I drink hot water, will it kill the germ in my tummy?"


"No, because it is not hot enough to kill it."


"So, what about the boiling water, then?'


"Well,...." Nyari penjelasan yang tidak sadis. "If you drink boiling water, before it kill the germ, it kill you first."


Dua bocah saling pandang.


"Why?" tanya pemuda yang selalu bertanya 'why'.


"It is very hot, it will burn your tongue." Saya terus memotong bakal sayur. "Remember Muhmmad when you touch setrika? Umi's iron? How was it? Was it not hot? Very hot?"


Muhammad mengangguk.


"Boiling water is hotter." Saya gemetar di dalam hati membayangkan dua pemuda saya meminum air mendidih.


"Oh." Arik berpikir keras. "Well, then I drink hot water saja. Not boiling water."


"Good." Saya melirik Muhammad.


"So, the best option will be wash your hand after everything, therefore the germ will not be able to get in."


"Why?"


Ugh. "Why? Well, do you know, you pick your food with hands?"


"Yes."


"When you eat with your hands, you bring food, as well as germ, if you have any, through your mouth, into your tummy." Umi memperagakan gerakan menyuap, dan menelan.


"So, better clean your hands from germs, so the germs will be wash away, rather than drinking boiling water that can kill you as well."


"Why?"


"When you wash your hands with soap, and hot water, the germ will be slipped away, and follow the water. And your hands clean. Remember the ad?"


"What ad?"


"Yang ini...aaaa....aaaaa." (Umi menirukan iklan germs teriak melolong....karena disabuni)


"Oh ya, I remember." Arik.


"Oke, I will sabun my hands then." Akhirnya Muhammad menerima.


Sejak itu, dia sangat rajin mencuci tangan.


Sehabis megang nappy kotor Wafa, cuci tangan. Habis flush the toilet, cuci tangan. Sebelum dan sesusah makan cuci tangan.


Tadi, sewaktu saya mem-fillet chicken leg dia berlari ke toilet. Dan berkata dengan bangganya, "Mi, I have washed my hand. Can I help you getting your chicken from the plastic bag now?"


Ha ha ha.


 


 


 

Rabu, 01 Februari 2006

Es Ingus?

Ngomongin cuaca di Inggris memang sangat menarik. Wajar, kalau perbincangan yang umum antara dua strangers adalah tentang cuaca. Bahkan, Arik dan Muhammad saja menjadi sangat interested dengan cuaca. Ini karena di UK, cuaca satu hari bisa 4 musim. Bisa badai salju...lalu sunny...tiba-tiba ada udara panas dari laut...jadi mild...trus hujan.


Saya memang perlu memperhatikan cuaca. Apakah malam itu drop dingin nggak. Kalo iya, artinya heater ditambah pake timer. Kalo agak mild, heater dikurangi, supaya tidak boros gas dan juga supaya tidak kegerahan.


Sudah tiga/empat hari udara drop minus jika siang. (Malam apalagi). The worst so far baru Cumbria yang drop sampai -12C. Dengan demikian, Arik dan Muhammad jika ke sekolah lengkap dengan scarf dan hat. Gloves belum urgent, karena sekolah mereka cuman di sudut jalan.


Pergi kerja, saya berbekal hat juga. Dijilbab dan pakai hat. Ngebayanginnya sangat aneh. Tahun lalu saya tidak pernah pakai wooly hat, juga shawl. Sekarang, bisa dua-duanya. Tiga dengan sarung tangan.


Asli, dingin.


Perjalanan ke tempat kerja selalu menjadi menarik. Sepanjang jalan, saya sering menemui genangan air beku. Waaa, kebayangnya danau beku...lalu main skating di atasnya. Asyiiiik.


Noraknya, saya selalu perlu menggeserkan sepatu di atas permukaan air beku yang kecil itu. Lalu, imajinasi melayang ke mana-mana. Di UK, hampir tidak pernah ada genangan air membeku siang hari gitu. Walau winter sekalipun. 


Asyik yang lain, ingus-ingus buangan manusia flu juga membeku. He he he. Jadi kalau nggak sengaja keinjek, nggak perlu 'enegh' karena dia membeku, sodara. Berhubung winter = musim cold dan flu....yang namanya ingus/pleghm, dahak ada di mana-mana. Just every where. So, in this kind of wheather, you can have some rest in paying attention to them...


Nggak perlu terlalu zig-zag jalannya...karena...most ingus membeku seperti es. Bayangin, garis hijau...diameter 1/2 senti...panjang depend on...membeku?...Kadang bulet hijau, he he.


Sekali-kali ada aja sih ingus mentah...yang belum 'matang' meng-esnya...Ya, tinggal loncat.


Jeleknya, kalau udara milder....segala ingus menjadi 'seger' lagi....sama artinya dengan virus berkeliaran di mana-mana....artinya musim jatuh sakit.


I think, worst is...nginjek poo anjing yang kembali 'seger'  setelah membeku.


Normal, poo anjing di sini mostly keras dan item....Kayaknya anjing sini kurang makan fruit dan veg. jadi, sedikit konstipasi. Jeleknya, kalau sudah 'diresapi' es lumer, semua poo jadi lunak. Ugh..


Yuck.