tag:blogger.com,1999:blog-55126291183422119042024-02-19T09:38:24.695+07:00Rumah ImunCatatan Sederhana Maimon Herawati/MuthmainnahImunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.comBlogger169125tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-61370352886066524842020-09-18T11:43:00.002+07:002020-09-18T11:43:56.972+07:00(Diari Jelitamil) The Impossibility<p>Saya termasuk yang <i>tune-in </i>dengan badan. Bahasa lainnya, sensitif dengan rasa-rasa badan. Bisa juga dibaca: sensor rasa di badan tajam. </p><p>Sudah beberapa hari saya rasakan jantung berdetak lebih cepat. Sejak 4 September, jantung memompa lebih cepat. Mungkin karena kopi, walau jumlah kopi yang dikonsumsi sama saja. Atau karena kurang olahraga.</p><p>Beberapa hari sebelum jantung terasa berdebar cepat, tanda-tanda tamu rutin mulai kerasa hanya berbeda. Biasanya bagian kiri rahim yang tegang dan nyeri. Kali ini malah sebelah kanan. Apa hal? Apa kista di ovarium sudah pindah bagian kah?</p><p>Beberapa hari setelah jantung berdetak lebih kencang, muncul sensasi lain. Tidak nyaman pakai bra. Nah, apalagi ini?</p><p>Tanggal terakhir haid kapankah? </p><p>Saya tidak mengingat-ingat tanggal haid lagi karena merasa tidak ada kepentingannya. Dokter mengatakan saya sudah mendekati pra-menopause. Dengan demikian, tinggal beberapa lama lagi kesempatan cuti sholat.</p><p>Saya tanya pada Nakdis, dia ingat tidak kapan saya haid terakhir kali. Dia tidak ingat. </p><p>Akhirnya memeras ingatan kapan kekira jadwal haid lalu itu. Kecurigaan mulai menyusup kencang. Jantung berdetak lebih kencang....Ini tanda khas ketika anak-anak dititipkan dulu. Lalu tidak nyaman dengan bra. Lalu....sakit perut yang berbeda dari biasanya.</p><p>Ada test pack kah?</p><p>Tapi usia saya sudah 46 tahun! Menurut berbagai website kesehatan di luar negeri, hampir tidak mungkin conceive naturally. </p><p>Tapi belum ketemu test packnya. </p><p>Ah, lebih baik tunggu 11, bisi semua hanya sensasi emak jelang lima puluh tahun yang ditipu hormon. Walau tidak hapal tanggal, tapi biasanya haid datang Jumat sekitar Dhuhur. </p><p>Makin lama badan makin terasa kacau. Akhirnya bongkar-bongkar laci. Ketemu test pack jaman baheula. Siang. Coba aja. Walau katanya, konsentrasi hormon tipis kalau siang hari, tapi coba aja.</p><p>Bawa deh test pack ke toilet. Daaan....garisnya dua dong. Speechless.</p><p>Sholat Dhuhur kali itu khusyu banget. Rabbi, saya tahu hasil ini benar karena badan sudah mengindikasikan kehadirannya beberapa hari terakhir. Tapi, saya sudah tua. Karena ini kehendak-Mu, maka jangan tinggalkan kami, lindungi kami, kuatkan kami. </p><p>Saat suami pulang dari mesjid, saya bawa strip bergaris dua itu.</p><p>"Ada hadiah untuk Abi."</p><p>"Apa?"</p><p>Menyodorkan kertas tipis itu. </p><p>Suami tertawa, wajahnya tidak percaya. "Masa sih? Kan sudah lama enggak."</p><p>Iya, 13 tahun tepatnya.</p><p>"Test pack-nya salah kali."<br />"Test pack hanya salah jika tidak ada garis atau tipis. Ini kalau dua dan jelas begini, biasanya benar."</p><p>Lalu menjelaskan berbagai kondisi badan yang khas dan sudah berapa lama sensasi aneh itu muncul.</p><p>"Coba pakai test pack lain."</p><p>Saya paham ketidakpercayaan ini. Dokter mengatakan saya mendekati usia menopause; Nenek pijit langganan mengatakan rahim saya tidak mungkin membawa bayi lagi. Tapi, seluruh tanda khas sedang bawa bayi saya miliki. </p><p>Ya, mungkin perlu beli test pack baru, bukan test pack usia yang entah kapan. </p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /></p><p><br /><br /></p><p><br /></p><p><br /></p>Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-68152189649389773332017-01-15T05:38:00.001+07:002017-01-15T16:45:49.498+07:00Tom: Pejuang Tanpa Batas Negara<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEianXB8PEf1Y35exgabCK8t-faqk77q9CrmN1VJ-fsnjF5aMvysd7XJYE26P6r5EDlUl6w_h06NeirnBVhNfx5fzwHwlNpN5Zrhkq3IaC1iGFWNbUkzbxeKNo5_vg1RiJ6NAd3SnjUWKqBD/s1600/tom1.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEianXB8PEf1Y35exgabCK8t-faqk77q9CrmN1VJ-fsnjF5aMvysd7XJYE26P6r5EDlUl6w_h06NeirnBVhNfx5fzwHwlNpN5Zrhkq3IaC1iGFWNbUkzbxeKNo5_vg1RiJ6NAd3SnjUWKqBD/s320/tom1.gif" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
Musim semi 2002, Tom
Hurndall keliling Eropa. Dari sana, dia ke Mesir dan Jordania. Tom masih
muda, calon mahasiswa. Dia tertarik pada filsafat dan perbedaan budaya.
Di Inggris, Tom sudah diterima di jurusan kriminologi dan filsafat.
Tapi, kecintaannya pada menulis dan fotografi membuatnya pindah ke
jurnalistik fotografi<br />
<br />
Sebelum itu, Tom mengabadikan jutaan
demonstran anti perang Irak di London (Pak Andri juga ke sana). Pada
acara itu, dia bertemu kelompok sukarelawan yang berencana menjadi
tameng manusia melawan pasukan Inggris Amerika.<br />
<br />
Februari
2003, dia sudah di Irak, setelah sebelumnya menghubungi dekannya. Tom
berjanji akan kembali ke kampus. Dari Irak Tom menuju Jordan. Di sana,
dia memberikan uang terakhirnya (500 pound) pada
penglola kamp pengungsi Irak untuk membeli obat-obatan. Dia juga
membantu berbagai pekerjaan dalam kamp itu.<br />
<br />
Tom juga
bertemu International Solidarity Movement (ISM), organisasi damai yang
bekerja bersama warga Palestina melawan tentara Israel. Dengan jalan
kaki dilanjut taksi, Tom menuju Gaza. Pada April 2003, Tom sampai di
Rafah dan mulai mengambil foto-foto tentara Israel dan warga Palestina.<br />
<br />
Catatan
hariannya berubah drastis. "Tidak ada yang bisa mengatakan padaku, aku
belum melihat semua yang perlu dilihat," tulisnya.<br />
<br />
Kebiasaan
anggota ISM di Rafah, sambil mengacungkan paspor mereka (jika mereka
ketahuan warga Amerika, Inggris atau negara Barat lainnya, Israel
biasanya agak berpikir untuk menembak mereka, itulah sebab mereka
menyebut diri sebagai ‘tameng manusia’) mereka menemani warga Palestina
memperbaiki saluran air bersih, menghalangi peruntuhan rumah warga oleh
tentara ISrael.<br />
<br />
Pada 11 April itu, Tom mengenakan jaket
bersinar oranye ISM. Dia di ujung jalan Rafah, mengamati anak-anak
bermain di gundukan tanah. Tembakan rifle mengenai tumpukan tanah itu.
Anak-anak berlarian. Tiga anak, usia antara 4-7 tahun terpaku di tempat,
tak bergerak karena takut.<br />
<br />
Tom mengambil anak lelaki dan
membawanya ke tempat aman. Dia kembali untuk mengambil dua anak
perempuan. Saat dia hendak menggendong salah satunya, peluru sniper
menembus kepalanya. Setelah dua jam ditahan di perbatasan, Tom dibawa ke
rumah sakit khusus di Be'ersheva. Dari sana dibawa ke London. Selama
sembilan bulan, Tom koma. Dia meninggal Januari 2004.<br />
<br />
Pada
masa Tom di Palestina, antara September 2000- desember 2003, 377 sipil
Israel dan 80 tentara terbunuh. Pada masa yang sama 2.289 warga
Palestina terbunuh, puluhan ribu terluka. Empat warga internasional
termasuk di dalamnya. Tom salah satu. Biasanya hampir tidak ada
perhatian akan ribuan yang meninggal di Palestina itu. Pembunuhan Tom
membuat dunia tersentak.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFD-__-u1H2QTqwKpArWYVPFXF8rch4VahviW2FyIW9BRcpScMjox4qJvleLA7RUM9-wkkg1ROOnW9eZ9X5eb7F_8SK54G9ZagcAtuBCgnBYw6v0OUQRYju3Gx66sAa3Z5KrSOKL89ws1Z/s1600/tom1.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFD-__-u1H2QTqwKpArWYVPFXF8rch4VahviW2FyIW9BRcpScMjox4qJvleLA7RUM9-wkkg1ROOnW9eZ9X5eb7F_8SK54G9ZagcAtuBCgnBYw6v0OUQRYju3Gx66sAa3Z5KrSOKL89ws1Z/s1600/tom1.gif" /></a></div>
<br />
<br />
Tom yang tidak peduli dengan
kewarganegaraan dan batas negara, memancarkan nilai kemanusiaan yang
pekat. Dia ingin, tulisnya dalam jurnalnya, “membuat perbedaan.”<br />
<br />
Dalam
artikel yang dia kirim ke majalah mahasiswa Manchester Metropolitan
University, Pulp, dia menulis tentang keraguan dan rasa takutnya. Satu
kalimatnya penuh makna, “Saat seseorang harus membohongi dirinya untuk
melakukan sesuatu yang dia tahu harus dia lakukan, itulah saat kau tahu,
dia takut." (Maksud kalimat ini, Tom tahu bahaya yang mengancamnya,
tapi dia tahu dia harus terus memotret dan menulis tentang Palestina
supaya dunia paham. Dia takut akan bahaya itu tapi dia membohongi
dirinya, ‘you are fine…don’t worry’)<br />
<br />
Di Jerusalem, pada 3
April, dia menulis tentang kematian Rachel Corrie, yang dilindas
buldozer tentara Israel saat Rachel berusaha menghalangi peruntuhan
rumah warga Palestina di Rafah. "Berapakah yang mendengar kematian
Rachel di berita…apakah mereka hanya akan menganggapnya satu dari sekian
kematian? Hanya penambah angka … ?"<br />
<br />
Tulisan terakhirnya
tentang demo melawan peruntuhan rumah warga di depan buldozer tentara
Israel. Tulis Tom, "Aneh. Saat kami mendekat, saat tembakan muntah, saya
merasakan geletar [takut] melintas. Tapi, itu saja.” Tulisannya
ditutup, ”setiap kami bisa jadi sedang diteropong moncong sniper.
Kepastian bahwa mereka menargeti kami….bahwa hidupku tergantung dari
keputusan jari yang menarik pelatuk itu …"<br />
<br />
Foto terakhir
yang diambil Tom ada foto hitam putih di jalan Rafah pada 13.30, 11
April 2002. Rongsokan bakaran mobil sebagai latar belakang, dua anak di
kejauhan. Lalu ada foto yang diambil orang lain. Tom yang tidak sadarkan
diri, digendong dua remaja Palestina yang berteriak minta tolong. Di
kiri mereka, remaja memegang kepala, takut dan putus asa. Di pinggang
Tom, tas kamera. (Maimon Herawati: Sumber Guardian)<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf5i0oGL-oFc-rBtrgs6OjC8LNAjZPIINYWZlaZxWop3YhfUGOYfybdzz-YoaAtkNMyluRX6EMyf-caDzIf6R17Y8MvHTOzst6vvCetACpIgJzTsZMab09TbDonDFZ-ZmK9_L7NZkmzO4a/s1600/tom+2.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf5i0oGL-oFc-rBtrgs6OjC8LNAjZPIINYWZlaZxWop3YhfUGOYfybdzz-YoaAtkNMyluRX6EMyf-caDzIf6R17Y8MvHTOzst6vvCetACpIgJzTsZMab09TbDonDFZ-ZmK9_L7NZkmzO4a/s320/tom+2.gif" width="320" /></a></div>
<br /></div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-10816636261500792302017-01-10T09:48:00.002+07:002017-01-10T09:50:29.065+07:00Cerdas Membaca, Deteksi Berita Dusta terkait Suriah dan Bachtiar Nasir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Sudah beberapa hari berseliweran berita
tentang ketua GNPF, Bachtiar Nasir, di laman media sosial saya. Intinya
tuduhan bahwa sumbangan yang dikelola lembaga yang diketuai Bachtiar
Nasir, <i>Indonesian Humanitarian Relief</i> (IHR) diberikan pada
kelompok teroris di Suriah. Bukti tuduhan ini adalah video yang diklaim
berasal dari wilayah bagian Aleppo yang baru saja diambil alih rejim
Bashar Assad.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya awalnya tidak serius mengamati karena
nama yang disebut sebagai lembaga partner IHR dalam berita itu adalah
IHH, Insan Hak ve Hurriyetleri Insani Yardim Vakfi, Turki. Saya kenal
dengan pengelola lembaga ini dan mengikuti kerja-kerja sosial mereka
termasuk yang di tanah air, seperti Aceh saat tsunami dulu. Sedemikian
panjang keterlibatan IHH dalam kerja kemanusiaan Indonesia sehingga saya
tidak merasa perlu mencari bukti tuduhan itu palsu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ke sininya, bola ini seperti salju yang
membesar dan mulai masuk ranah hukum. CNN Indonesia menurunkan tiga
berita berturut-turut pada Senin, Selasa, dan Rabu (26-28 Desember).
Pada berita Rabu berjudul <i>Polisi Pelajari Konten Video Bantuan IHR ke Suriah, </i>CNN Indonesia mengembangkan berita mereka dengan melibatkan Polri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh, serius ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak itu saya berusaha mencari jejak
video itu ada di mana. Pengembangan berita CNN melulu mengambil dari
postingan akun Facebook Moch Zain, tanpa melampirkan <i>hyperlink,</i>
sumber informasi dalam badan berita mereka. Begitu juga media-media
online lainnya. Tidak ada yang melampirkan tautan pada video yang
dimaksud.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam jurnalistik kurasi dan agregasi,
jika media menyiarkan berita terkait konten yang ada di internet, media
harus melampirkan tautan pada konten terkait. Ini etika bermedia daring
(Lihat <i> Etika Jurnalistik Agregasi</i> Mindy Mcadams).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya sudah mendapatkan video itu dari
sumber lain, tapi saya perlu mengetahui sumber video itu dari berita
yang membahas Bachtiar Nasir sehingga benar-benar terjamin bahwa kami
mendiskusikan video yang sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya baru mendapatkan tautan video itu dari Arrahmahnews (bukan Arrahmah) yang mengantarkan saya kepada <i>channel </i>Youtube <i>Euronews. </i>Langkah berikutnya adalah mencari informasi tentang media ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam website ataupun dalam <i>media kit</i>, <i>Euronews </i>tidak
mencantumkan struktur redaksi medianya. Ini tentu saja mengusik. Media
akan dianggap terpercaya dan prestisius jika mereka memperlihatkan
‘mesin’ yang bekerja memproduksi konten media.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini sangat terkait dengan <i>gatekeeping </i>dalam media. <i>Gatekeeping </i>adalah proses seleksi, evaluasi, dan verifikasi di dalam media. Salah satu proses terpenting dalam <i>gatekeeping </i>ialah <i>fact checking</i>, verifikasi fakta oleh media. Benarkah? Atau fiktif.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai pengajar junalistik, hal yang
sejak awal kami tekankan pada mahasiswa adalah pastikan sumbermu
menyampaikan sesuatu yang benar. Film yang sering dipertontonkan adalah ‘<i>Shattered Glass’, </i>kisah nyata wartawan <i>The New Republic, </i>Amerika, Stephen Glass yang menulis berita fiktif. Tindakan Stephen terbongkar dan dia dipecat dari medianya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang berperan dalam verifikasi fakta ini
manusia pekerja medianya. Dengan mengetahui siapa yang ada di balik
media tertentu, biasanya dengan melihat jejak wartawan itu di media
sosial mereka, maka akan mudah dideteksi arah pemberitaan media. Dengan
demikian, bisa juga dideteksi pembingkaian media terhadap fakta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari penelusuran selanjutnya, terkuak nama
wartawan yang menulis berita ini adalah Alasdair Sandford. Dari rekam
jejaknya di media sosialnya, nampak Alasdair tidak berada di Suriah
sekitar waktu video itu diunggah <i>Euronews. </i>Lokasi Alasdair adalah Paris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika diteliti dengan seksama narasi video ini, Alasdair tidak menjelaskan sumber video ini. Juga tidak dijelaskan hubungan <i>Euronews </i>dengan perekam video. Ini menyulitkan verifikasi keabsahan video ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jejak internet menunjukkan video yang sama sudah ditampilkan website <i>alshahidwitnes</i> sehari sebelumnya. <i>Alshahid </i>berlokasi
di Inggris. Dalam websitenya, lembaga ini tidak mencamtumkan stafnya.
Adalagi media lain yang mengeluarkan video yang sama, NRT, media
Kurdistan yang berlokasi di Irak. Sama dengan dua website sebelumnya,
tidak ada penjelasan video direkam oleh siapa, didapatkan melalui jalur
apa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mari diperiksa isi video ini. Hampir di penghujung video ada dua tiga detik <i>scene </i>menunjukkan
kotak di atas mobil bak terbuka. Ada tangan dekat kotak itu. Tidak
nampak lingkungan sekitar mobil sehingga tidak bisa dideteksi lokasi
mobil ada di mana. Di kotak itu ada nama lembaga IHR. Yang membuat ragu,
kotak itu bagian kiri, kanan, dan atasnya kotor dan lusuh, akan tetapi
bagian nama IHR nampak bersih dan putih. Mungkinkah kotak itu baru
diberi label?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal yang lain yang menimbulkan pertanyaan
adalah tanggal sebar video. Tanggal terawal video ini disebar adalah 13
Desember. Dikata narator, video ini berlokasi di daerah penguasaan
mujahidin yang kemudian diambil alih rejim Bashar. Aleppo Timur sendiri
baru ‘kosong’ dari Mujahidin pada 22 Desember. Sampai 22 Desember Aleppo
Timur masih diisi mujahidin. Jadi, daerah manakah yang dimaksud video
ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Logika lain adalah wacana dan penguasa.
Siapapun yang berkuasa akan bisa menentukan wacana yang disampaikan
pada umum. Wartawan yang bisa meliput di wilayah rejim Bashar adalah
yang mendapatkan ijin meliput dari Bashar. Seperti penuturan Eva
Bartlett, blogger Rusian Today, bahwa dia meliput Aleppo dengan ijin
Bashar dan sebagian perjalanannya menggunakan bus yang disediakan
Bashar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka, pertanyaan yang terakhir adalah adakah jaminan bahwa narasi video- dan tentu saja kemudian videonya- bukan <i>settingan </i>Bashar? Ini jika benar bahwa daerah itu sudah ‘kosong’ dari mujahidin dan saat video dibuat ‘dibebaskan’ pasukan Bashar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menilik ke dalam negeri, para penyuka
teori konspirasi akan bertanya apa tujuan sasaran tembak IHR dan
sambungannya adalah Bachtiar Nasir? Siapa yang saat ini sedang <i>head to head </i> dengan GNPF? Apa keuntungan pihak tertentu jika Bachtiar Nasir bisa dijerat dengan UU no 9 2003 tentang Terorisme?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi pembaca tentu saja, ada kewajiban
memeriksa apa-apa yang didengar karena telinga mulut (dan jempol yang
membagi tautan berita) satu ketika akan ditanya. Cerdas membaca hingga
bisa menghindari diri dari berita dusta. Rasanya tidak terlalu susah,
bukan?</div>
</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-67127040338494473452017-01-10T09:46:00.005+07:002017-01-10T09:46:55.687+07:00Membaca Suriah dari Background Dina Sulaeman <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="_5pbx userContent" data-ft="{"tn":"K"}" id="js_21">
Karena masih banyak yang bertanya, saya masukkan ke blog saja ya.<br />
Saya ulang ya. Saya dan Dina sama-sama mahasiswa Unpad. Saya
angkatan 92, dia 93. Saya di Jurnalistik. Dia di Sastra Arab. Sama-sama
orang Minang. Tak lama setelah lulus, Dina diberi beasiswa S2 jurusan
Teologi oleh Pemerintah Iran, bersama suami bekerja di Radio Iran
berbahasa Indonesia selama lima tahun kurang lebih, dan rutin mengikuti
Doa Kumail tiap malam Jumat.<br />
<br />
(Saya tak lama lulus menemani suami S3 di
Inggris dan dapat beasiswa S2 dari lembaga independen di Inggris
mengkaji Islamic Jerusalem Studies di Skotlandia. Guru saya salah
satunya profesor asal Yerusalem. Saya sempat masuk shortlisted penerima beasiswa women studies -hanya berlima sponsored Ph.D dari sekian yang mendaftar- di Newcastle Univ. Sayangnya ada perbedaan persepsi antara pemberi grant dengan international office kampus tentang golongan student fee saya -domestik ataukah internasional-. Professor mengajak bertemu advocate yang akan diminta tolong untuk membantu mengubah golongan fee itu dari internasional ke domestik, sesuai jumlah uang beasiswa yang ada. Sayanya keburu nggak konsen karena Umak didiagnosa kanker. Sudah induction day juga padahal....pertengahan 2003).<br />
<br /> Silahkan dipahami ideologi yang
bersangkutan dan pahami informasi yang diberikan kira-kira akan seperti
apa. (-dan saya....jika masih ragu dengan saya....karena kampus saya
yang sama dengan Jalaludin Rahmat membuat banyak juga yang kuatir saya
syiah, heheh) <br />
Suriah saat ini dikuasai oleh rejim Bashar Assad
yang syiah alawiy, syiah paling sesat. Mereka menganggap Ali ra sebagai
manifestasi Tuhan. Kekuasaan Bashar dimulai dari kudeta bapak Bashar,
Hafez Assad.<br />
<br /> Hafez membungkam warganya dengan tindakan represif
seperti pembunuhan massal kota Hama yang sunni pada 1982. Puluhan ribu
nyawa meninggal di sana. Warga Hama juga dihabisi kembali oleh Bashar
pada 2012. Di dalam Suriah, pertentangannya adalah antara rejim represif
syiah yang sosialis menghadapi kebangkitan umat sunni yang ingin
mendapatkan kebebasan lebih.<br />
<br />
Setelahnya, negara2 lain ikut
'bermain' di Suriah, itu dengan motif masing2. Ada yang motif pengamanan
perusahaan minyak mereka, ada yang kesamaan ideologi, ada yang akidah.
<br /> Jangan lupakan ini sebelum menerima berita apapun darinya.<br />
<br />
Saya lelah juga jika tiap saat ada inbox minta saya menganalisa
informasi dari Dina. Jadi berasa 'Dina watch', hahaha. Padahal banyak
tugas lain yang harus diselesaikan. <span class="_47e3 _5mfr" title="tongue emoticon"><img alt="" class="img" height="16" src="https://www.facebook.com/images/emoji.php/v6/f9f/1/16/1f61b.png" width="16" /><span class="_7oe">:p</span></span><br /> Mohon dilihat saja latar belakang Dina dan silahkan analisa sendiri ya.<br />
<br />
Info beasiswa Dina, kerja di IRIB, dan doa Kumail ini dengan mudah
diketahui oleh siapa saja teman Dina dulu di jaman Multiply. Dia jujur
kok menjelaskan aktivitas hariannya via multiply dulu.<br /> *<br />
Informasi ini saya tulis supaya para pembaca memahami konteks dan latar
belakang. Latar belakang seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya
terhadap sesuatu.<br />
Dalam memahami hadist saja ada Ar Rijal Al
Hadist, perlu dipahami karakter dan muyul perawi hadist sehingga bisa
dinilai sanad hadist itu bagaimana dan kemudian menentukan derajat
hadist itu sebagai shohih, hasan, dha'if, atau mau'dhu sekalian. Ada
salah satu yang pelupa dalam periwayat hadist, jalur itu ternoda. Begitu
juga jika ada yang pernah berbohong.<br />
<br />
Ini yang disebut juga
dengan integritas pembawa berita. Dalam menerima berita media, kita
perlu tahu media tersebut posisi berdirinya seperti apa. MetroTV dan
TVOne, misalnya, dua media dengan titik berdiri yang berbeda. Itu juga
alasan saya mengapa saat meneliti video bantuan IHR ke Aleppo itu, yang
pertama saya cari adalah struktur redaksi Euronews, orang di belakang
media. Karena mereka sebagai gatekeeping, yang menyeleksi dan
memverifikasi fakta yang dikeluarkan media. Saya perlu tahu sehingga
bisa memahami framing atau pembingkaian media, jika ada.<br />
<br />
Contoh
kelompok Hutsi Yaman yang syiah, minoritas dan didukung Iran, oleh syiah
akan disebut sebagai pejuang; oleh sunni pastinya disebut pemberontak
terhadap pemerintahan sunni yang mayoritas.<br />
<br />
Lalu sunni mayoritas
di Suriah, oleh syiah akan disebut sebagai teroris pemberotak, oleh
sunni disebut pejuang mujahidin yang berusaha membebaskan bangsanya dari
rejim represif Bashar yang syiah alawi. Semua tentang titik berdiri
kan?<br />
<br />
Nah, syiah, uniknya, mereka boleh taqiyyah, boleh
menyembunyikan kesyiahannya jika belum kuat, atau jika akan merugikan.
Maka saya serahkan pada teman-teman untuk menilai sendiri.<br />
<br />
Saya
juga punya framing, itu pasti. Titik berdiri saya adalah pada pembebasan
Al Aqsha dan Palestina. Tokoh sumber inspirasi saya adalah Syaikh Ahmad
Yasin, pendiri Hamas. Semoga teman-teman lebih paham sekarang bagaimana
kaca mata saya.</div>
</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-91660446900020770812016-12-21T09:59:00.001+07:002016-12-21T10:02:36.147+07:00Jawaban Klaim Eva Bartlett. Fact check TV Channel 4 Inggris. (Terjemahan)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://www.channel4.com/news/factcheck/factcheck-eva-bartletts-claims-about-syrian-children" target="_blank">https://www.channel4.com/news/factcheck/factcheck-eva-bartletts-claims-about-syrian-children</a><br />
<style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Times;
panose-1:2 0 5 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;}
@font-face
{font-family:"MS 明朝";
mso-font-charset:78;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-536870145 1791491579 18 0 131231 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-536870145 1107305727 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Cambria;
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-536870145 1073743103 0 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin:0cm;
margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:Cambria;
mso-ascii-font-family:Cambria;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"MS 明朝";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Cambria;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-family:Cambria;
mso-ascii-font-family:Cambria;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"MS 明朝";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Cambria;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
@page WordSection1
{size:595.0pt 842.0pt;
margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt;
mso-header-margin:35.4pt;
mso-footer-margin:35.4pt;
mso-paper-source:0;}
div.WordSection1
{page:WordSection1;}
-->
</style>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: "times";">Latar belakang<br />
<br />
Eva Bartlett, warga negara Kanada menggambarkan dirinya sebagai penulis independen
dan pejuang kemanusiaan."<br />
<br />
Dia blogger untuk Russia Today, media Pemerintah Rusia dan terbuka menunjukkan dukungannya
pada rezim Bashar al-Assad.<br />
<br />
Dalam pidato yang disiapkan oleh misi Pemerintah Suriah untuk PBB, Ms Bartlett mengkritik media
Barat "media korporasi", dengan mengatakan mengatakan wartawan mereka tidak bisa dipercaya dengan sumber-sumber
tidak kredibel.<br />
<br />
Dia menyerang White Helmet, kelompok relawan rescue. Media barat sering
menyiarkan proses evakuasi WH, setelah serangan rezim di wilayah yang dikuasai
pejuang.<br />
<br />
Menurut Eva, WH boneka barat dan merekam siaran penyelamatan yang dipalsukan. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: "times";"><br />
Ms Bartlett mengatakan: "rekaman video mereka berisi anak daur ulang dalam
laporan yang berbeda; sehingga Anda dapat menemukan seorang gadis bernama Aya
yang muncul dalam sebuah laporan pada bulan Agustus mengatakan, dan dia muncul
di bulan depan di dua lokasi yang berbeda. "<br />
<br />
</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN" style="font-family: "times";">Kami sudah mencoba menghubungi Ms Bartlett, tapi tidak berhasil, sehingga tidak jelas apa yang
dia maksud dengan gadis kecil daur ulang. Perkiraan terbaik kami, dia mengacu
pada ini:</span><span style="font-family: "times";"></span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Eva mengatakan,
WH Saran memfilmkan menyelamatkan anak
yang sama - mungkin semacam aktor - di tiga lokasi yang berbeda. Tujuannya
mungkin untuk membesar-besarkan efek pemboman rezim, atau serangan palsu.<br />
<br />
Klaim Eva tidak benar. Berikut alasannya.<br />
<br />
</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Analisis<br />
gadis cilik I<br />
<br />
Tanggal disebutkan dalam montase foto ini kira-kira akurat.<br />
<br />
Gambar di atas diambil pada 27 Agustus oleh Abdalrhman Ismail, fotografer
Reuters yang bekerja di garis depan konflik Suriah selama tiga tahun.<br />
<br />
Gambarnya menunjukkan gadis yang tidak disebutkan namanya dan dua anak lainnya
seharusnya diselamatkan dari reruntuhan oleh WH.<br />
<br />
Ismail memotret gadis itu sendirian dan dengan anak-anak lain, bersama dengan
banyak korban lainnya dari dua serangan udara yang menghantam wilayah al-Nairab
dari Aleppo.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Dua serangan bom
barel di daerah itu dilaporkan media secara luas. Serangan itu dilaporkan
demikian luas karena menghantam pemakaman korban pemboman sebelumnya. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Beberapa orang
berkomentar, kok bisa anak yang sama dalam dekapan tiga orang yang berbeda.
Channel 4 melihat banyak rekaman lainnya dari Suriah, dimana relawan bekerja
secara berantai dan memindahkan anak-anak yang selamat secara estafet.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Gadis II</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Wajah gadis di
foto kiri bawah tidak terlalu jelas. Dia masih digunakan dalam koleksi foto
"Al Qaeda / Putih Helm. Dia ada dalam potongan video yang beredar
September lalu.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Dalam laporan, dia disebut bernama Rawan Alowsh, berusia lima tahun, terbenam
dalam reruntuhan setelah serangan udara di Aleppo pada 23 September. Seluruh keluarganya - tiga
saudara perempuan, orang tua dan adik - dilaporkan meninggal.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Proses penyelamatannya dari puing-puing yang sulit menjadi alasan mengapa vedio ini sulit untuk
dipalsukan.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Anak kecil yang teriak-teriak ini harus dibenamkan dulu ke dalam reruntuhan
sampai ke dadanya, dan mengatur pecahan dinding di sekitar dan atasnya. Ini
kerja luar biasa yang membutuhkan persiapan logistik hebat. Dan tentu saja
kerja bersama menyiksa anak.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Orang berdiskusi
di dunia maya, bahwa tidak mungkin ada yang selamat tanpa luka parah dari
runttuhnya rumah karena pemboman. Tapi ini terjadi. Pada gempa di Italia lali,
ini terjadi. Di beberapa daerah konflik juga terjadi, anak dan dewasa keluar
dari reruntuhan tanpa luka yang berarti. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">EvaBartlett sendiri
bahkan pernah melaporkan kejadian serupa di Gaza. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Jika diperhatikan,
tak satupun penyelamat ini menggunakan seragam WH. Mereka sepertinya tidak ada
hubungannya dengan WH. Video itu juga tidak dirilis Wh melalui channel mereka. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Rawan kemudian nampak
dalam video berbaring di di rumah sakit, tertidur atau tidak sadar diri.
Atasanya sudah dilepas. Wajahnya lebih jelas. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Komen di dunia
maya mengatakan ini bukan anak yang sama.
Tapi jika dilihat, beberapa hal nampak sama. Gelang emas di tangan kiri
sama. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Laporan media
Australia beberapa hari kemudian mengatakan – berdasarkan komunikasi dengan
dokter di Aleppo- Rawan, “Dirawat kakek neneknya, tapi masih syok. Rawan sulit
berbicara dan belum mengerti kalau kedua orangtua dan saudara kandungnya sudah
meninggal”.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;">Gadis III</span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Rekaman video ini
juga beredar luas. Pertama kali diunggah ke YouTube oleh aktivis anti-Assad di
Talbiseh, sebuah kota yang dikuasai pejuang di utara Homs, dan sekitar 150 km
jauhnya dari Aleppo.<br />
<br />
</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Darah nampak
mengucur dari luka di hidungnya. Dia nampak panik sehabis pemboman Talbiseh
pada 10 Oktober lalu. Dia memanggil-manggil ayahnya dalam bahasa Arab:</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Gadis itu kemudian
mengatakan namanya Aya. Dia Dilaporkan berusia delapan tahun. Laporan waktu itu
menunjukkan saat itu orangtua dan saudara Aya selamat dan dia bersatu kembali
dengan mereka.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Komen di dunia
maya mengatakan rekaman video itu adalah drama yang diatur. Darah di wajahnya
adalah darah palsu. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Mari kita lihat
wajah Aya dan gadis cilik lainnya secara bersisian. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Jelas, wajah
mereka nampak berbeda. Ini tiga anak yang berbeda. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Dari seluruh
potongan video, tiga anak ini mengenakan baju yang berbeda, walau mirip. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Aya mengenakan atasan tanpa lengan warna torquise, Rawan mengenakan sweater, dan gadis yang
tidak disebutkan namanya yang difoto Abdulrhman Ismail mengenakan atasan biru
kehijauan dengan desain khas yang berbeda.<br />
<br />
Seperti Rawan, gadis ini memakai gelang emas, tapi pada pergelangan tangan
kanannya. Berbeda dengan Rawan, celana jeans-nya yang dipenuhi dengan payet.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Waktu serangan<br />
<br />
Hal lain adalah laporan independen terkait tiga serangan ini. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Kasus pertama, dikatakan serangan itu pada Agustus. Ini dijelaskan oleh
fotografer Reuter yang mengambil foto. Media lain juga melaporkan hal yang
sama, ada dua pengeboman Aleppo pada hari itu.<br />
<br />
Rawan konon diselamatkan dari puing-puing pada 23 September. Hari itu, aktivis
pejuang pembebasan Siria di Aleppo, staf medis lokal, Jurnalis di lapangan,
badan PBB UNICEF, Human Rights Watch, Pusat Dokumnetasi Pelanggaran Dokumentasi
dan lain-lain s melaporkan serangan udara ini.<br />
<br />
</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Dalam kasus
"Aya", video diunggah kelompok aktivis di Talbiseh. Akun ini juga
mengunggah bayi yang menangis, tubuh lelaki tua yang meninggal. Tidak ada yang
nampak meragukan postingan ini.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Serangan ini
terjadi sepekan seltelah penyerangan udara dimulai, setelah pejabat Rusia
mengatakan mereka akan meningkatkan serangan ke daerah yang dikuasai pejuang
pembebasan Siria. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Simpulan.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Gadis ini tiga anak yang berbeda. Pilihlah gambar mereka yang lain, maka akan
nampak wajah mereka berbeda satu dengan lainnya. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Kesamaan yang paling mencolok adalah pakaian mereka. Tlogikanya, jika Anda akan
menggunakan seorang aktor palsu untuk tiga insiden yang berbeda, kenapa tidak
mengenakan pakaian yang sangat berbeda pada mereka? Hingga nampak sangat
berbeda? </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Bukti lainnya, WH yang dituding sebagai pemalsu kejadia, sesungguhnya tidak
nampak dalam tiga video ini. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Selain tiga gadis ini, ada banyak foto dan video gadis kecil terluka.
Gadis-gadis kecil ini tidak diragukan keasliannya. Logika, jika ada banyak
‘korban asli’, mengapa juga pakai ‘aktor palsu’? </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Dan Channel 4
memiliki akses pada fotografer Reuter yang dipercayai kredibilitasnya. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Channel 4 juga
memverifikasi sumber-sumber ini dengan sumber lainnya. Pemboman ini benar
terjadi. Foto dimuat tak lama setelah pemboman.</span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Jadi sulit dipercaya, jika gambar tiga anak ini adalah orang yang sama. Kamu
harus percaya bahwa ada satu anak kecil yang siap-siap di satu lokasi, menunggu
dipindahkan ke lokasi-lokasi yang berbeda untuk difilmkan, melewati berbagai
daerah yang dikuasai kelompok militer berbeda. </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN"><br />
Mungkin penjelasan sederhana adalah: anak-anak ini benar-benar menjadi yatim di Suriah, terluka
dan tertekan. Anak-anak itu sekarang dituduh terlibat dalam konspirasi rumit.<br />
<br />
Atau mungkin Eva punya gagasan lain? </span></span></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-size: small;"><span lang="IN">Channel 4 berusaha
menghubungi untuk klarifikasi, tapi belum berbalas. Channel 4 akan mengupdate
tulisan ini jika Eva sudah membalas.</span></span><br />
<br /></div>
</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-28020221109824398152016-12-16T20:39:00.001+07:002016-12-16T20:39:23.144+07:00Anak, Awal Mula dan Korban Terbanyak Konflik Siria<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
(Tulisan dibuat tahun 2012)<br /><br />
<style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-536870145 1107305727 0 0 415 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-520092929 1073786111 9 0 415 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:Calibri;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
p
{mso-style-priority:99;
mso-margin-top-alt:auto;
margin-right:0cm;
mso-margin-bottom-alt:auto;
margin-left:0cm;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:12.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
font-size:11.0pt;
mso-ansi-font-size:11.0pt;
mso-bidi-font-size:11.0pt;
font-family:Calibri;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page WordSection1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.WordSection1
{page:WordSection1;}
-->
</style>
<br />
<div class="MsoNormal">
<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Dimulai karena kemarahan masyarakat kota Daraa
akan penangkapan dan penyiksaan 15 anak-anak oleh pihak berwajib….berawal dari
pengecatan slogan anti pemerintah oleh anak-anak itu…konflik Siria membesar dan
menjatuhkan korban satu demi satu…yang terbanyak, anak-anak.</span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Siria agak terlambat ‘bergabung’
dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Arab Spring </i>(Musim Semi
Arab/Reformasi). Negeri ini mulai bergolak pada Maret 2011. Demonstran awalnya
tidak menuntut pemunduran diri Presiden Bashar Assad. Mereka hanya meminta
kebebasan dan kesempatan berpartisipasi politik yang lebih. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Akan tetapi, pihak keamanan merespon demo itu
dengan brutal, menembakkan peluru api, menyemburkan gas air mata pada massa,
membunuh beberapa orang demosntran. Hampir setiap Jumat siang, demo muncul di
kota-kota besar seperti Homs, Hama dan Latakia. Setiap demo itu dihadang keras
pihak keamanan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Kekerasan masuk babak baru di ujung
2011 ketika konflik mulai melibatkan militer. "Saat itu rata-rata 40 orang
terbunuh tiap hari. Angka itu terus meningkat, apalagi sejak Liga Arab
mengirimkan tim monitor mereka,” jelas Robert M. Damin, ahli pada Lembaga
Hubungan Luar Negeri Timur Tengah, seperti yang ditulis Huffington Post. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Grup pro-reformasi bermunculan dan
berkoordinasi di bawah payung <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Free Syrian
Army/FSA</i> (Pasukan Pembebasan Siria).<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>FSA melakukan maneuver perang gerilya melawan militer Siria. Pada
Desember 2011 dan Januari 2012, dua bom meledak di ibukota Siria, Damaskus.
Pemerintah menuduh Al Qaida di balik serangan itu. FSA balik menyerang bahwa
pemerintah sengaja melakukan peledakan untuk menarik simpati masyarakat. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Di tengah konflik yang hampir dua
tahun ini, anak-anak menjadi korban yang sering terabaikan. Anak kecil sering
hilang; yang lebih besar kadang menyelinap keluar kamp pengungsian. Harriet
Sherwood dari Guardian menghabiskan waktu mencari Musa (15) yang tinggal di
kamp sendirian. Dia satu dari lebih 200 anak tanpa orangtua/wali yang terdaftar
di kamp pengungsian Za’atari, utara Jordan.</span></div>
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Musa bertutur pada Lembaga <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Save
the Children</i>, bahwa dia sempat bergabung dengan FSA. Dia ditangkap militer
dan dipenjara selama 22 hari. “Saya disiksa dan saya melihat anak-anak
meninggal di sana. Kaki, dada dan tubuh bagian belakang saya luka. Ada ratusan
kami dalam penjara itu. Yang terkecil berusia 10 atau 9 tahun. Mereka ditangkap
saat demo. Saya dipukuli tiap hari. Mereka menggunakan setrum listrik juga.”
Penyiksanya mencari informasi tentang FSA. “Tapi, saya tidak pernah memberitahu
mereka,”ujarnya. Dia menceritakan mayat-mayat dalam selnya. “Mayat itu sudah
lama di sana. Sudah busuk. Berulat.”</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Hassan, remaja 14 tahun asal Zaynab, dekat Damascus, bersama
delapan anggota keluarganya tinggal di rumah keluarga jauh mereka di Mafraq,
beberapa pecan setelah melarikan diri dari Siria, dari apa yang dia sebut
sebagai, ‘pembunuhan massal di kota kami’. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Menurut kisah Hassan, helikopter Siria menembakkan roket pada
prosesi penguburan jenasah pejuang FSA. “Ada sekitar lima ribu orang di sana.
Saya di pinggir lokasi. Pengantar jenasah lumayan ribut, tapi saat roket
menghantam, tidak ada suara,” ungkap Hassan. "Mayat di mana-mana. Potongan
tubuh. Orang mencari kerabat mereka. Takut karena helikopter masih di atas.
Saya melihat kepala tak jauh dari saya. Tangan dan kaki yang terpisah dari tubuh
mereka. Darah di mana-mana. Setiap akan tidur, saya selalu dihantui hari itu.”</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Paman dan sepupu Hassan juga terbunuh. "Kami mnemukan tubuh
mereka di masjid.” Dia menambahkan,"Setiap orang, tua sampai muda membenci
Bashar."</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Kamp pengungsian Za'atari berjuang mengasuh anak-anak yang lebih
dari dua puluh ribu itu. Sebagian mereka tersiksa dengan ingatan terbunuhnya
kerabat, teman dan tetangga. Sebagian mendengar suara muntahan senapan dalam
kepala mereka. Banyak di antara mereka yang menyaksikan rumah dan kota mereka
hancur. Sebagian kecil sempat ditahan dan disiksa. Sebagian masih dengan luka
yang masih merah. Hampir semua memiliki goresan psikologis.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">"Anak-anak membayar harga paling mahal dari konflik ini. Kami
melihat perilaku yang bermasalah, sindrom paska-trauma,”jelas Nadine Haddad dari
<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Save the Children </i>yang meluncurkan
kampanye peduli anak wilayah konflik dan derita mereka. </span><br />
<br />
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Siria Terkini</span></b><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Sampai tulisan ini dibuat, Turki telah masuk kontak militer pekan
kedua dengan Siria. Kontak militer ini terjadi karena <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Siria menembakkan mortar ke desa Turki di
perbatasan, membunuh lima warga Turki. Presiden Turki, Erdogan tidak ingin
berperang melawan Siria, tapi penyerangan Siria pada wilayahnya tidak bisa
diterima. Kemarin, Turki menahan pesawat sipil Siria di Ankara, sampai pesawat
itu diberikan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">all clear </i>(tidak memuat
senjata). Negara NATO mendukung Turki.</span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Komunitas internasional mengecam tindakan represif Assad. Barack
Obama mengimbau Assad untuk turun dari jabatannya. Sekjen PBB, Ban Ki-Moon
mengatakan, kekerasan pada kota Homs ‘tidak bisa diterima kemanusiaan’. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Liga Arab mencoba menjadi penengah antara rejim Assad dan FSA.
Liga Arab meminta penghentian kekerasan dari dua belah pihak. Usaha Liga Arab
gagal karena rejim Assad meningkatkan eskalasi militer mereka di depan utusan
Liga Arab sehingga angka korban terbunuh bertambah drastic. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Dewan Keamanan (DK) PBB mengusulkan penyelesain konflik dengan
resolusi yang menuntut mundurnya Assad. Resolusi disetujui oleh 13 anggota DK
PBB, tapi diveto Cina dan Rusia. Moskow menjadi pendukung utama Siria secara
diplomatik dan logistik. Kremlin mengirimkan senjata ke Siria, dengan alas an
Siria memerlukannya untuk mengamankan negaranya. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Akses media internasional sangat terbatas di Siria. Sambungan
internet minim. Wartawan local terjepit di antara dua kekuatan yang memaksakan
pemuatan narasi mereka . Belasan wartawan meninggal dalam konflik Siria. </span><br />
<br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">“Sepanjang Bashar Assad masih berkuasa, masa depan Siria akan
penuh darah,” prediksi mantan diplomat Amerika, Dennis Ross pada Reuters.
Korban terbanyaknya adalah anak.</span><br />
<span style="font-family: Calibri; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">(Maimon Herawati: Sumber Huffington Post, Al Jazeera, Guardian,
Reuters) </span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br /></div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-10903620913079558722016-11-02T20:29:00.002+07:002016-11-02T20:29:33.333+07:00Allah Perlu Dibela?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Logika, 'Allah tidak perlu dibela....Alquran tidak perlu dibela...Toh kebenarannya tidak berubah karena ada yang menghina...'<br />
<br />
Ini persis pertanyaan saya saat alay dulu, 'Mengapa sholat? Kalau
ternyata pas sholat, yang beruntung itu manusia yang sholat karena jiwa
jadi tentram....Allah dapat apa? <br /> Mengapa puasa? Toh yang berpuasa jadi sehat....lalu Allah dapat apa?'<br /> Pertanyaan ini mengganggu saya lumayan lama....hingga hampir saja membelot lagi (saya sempat ateis ketika kelas <span class="text_exposed_show">2 SMP sampai kelas 1 SMA....Kembali pada Islam Ramadhan kelas 1 SMA saat membaca tafsir Ar Rum).</span><br />
<span class="text_exposed_show"><br /> Lama saya bimbang. Allah dapat apa sih dengan semua perintah-perintah ini?</span><br />
<br />
<div class="text_exposed_show">
Hey, Allah emang nggak butuh pembelaan manusia atau penyembahan
manusia. Mau semua manusia membangkang....mau semua mogok berjuang
membela dinullah, Allah nggak akan kurang sedikitpun. Enggak.<br />
<br /> Allah tidak sedang 'take and give' dengan manusia, karena Allah tidak butuh dengan makhluk yang DIA ciptakan ini.<br />
<br />
Pembelaan itu, perjuangan itu gunanya semua untuk manusia.... Hingga
jiwa-jiwa berkarat itu dibasuhNYA ....menggosok kotoran nurani, hingga
membening....maka masuklah cahayaNYA dengan mudah....hingga kaki ini
lebih kokoh berjalan sesuai petunjukNYA.<br />
<br /> Sejatinya, perintahNYA
adalah 'give give' pada manusia. Patuhlah, maka jiwamu akan tenteram,
nafsul muthmainnah....dan jadilah husnul khatimah....hingga dibukakan
kelak tabir antara kita denganNYA.<br />
<br />
Allahu ya Qawwy, kuatkan kami di jalan ini.</div>
</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-57433396235332872182015-12-11T12:16:00.002+07:002015-12-11T12:47:41.326+07:00Natal dan Mencintai Yesus Sepenuh Hati<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-language:EN-US;}
</style>
<![endif]--><br />
Setiap Desember, diskusi ini pasti terulang. Ada fatwa yang membolehkan
mengucapkan ‘merry christmas’ pada selain Muslim. Fatwa ini dikeluarkan Dewan
Fatwa Ulama Eropa. Ketua DFUE ini Ust. Yusuf Qardhawi. Wilayah berlaku fatwa
adalah Eropa. Landasan pikirannya, natal di negara barat adalah tradisi
masyarakat yang dilakukan baik oleh yang beragama kristen atau tidak, percaya
tuhan atau tidak. Pembolehan pengucapan inipun ada alasnya, ‘jika hubungan akan
menjadi kurang baik jika.....maka...’.<br />
<br />
Pun begitu, kami, Muslim di Inggris, memilih mengucapkan kalimat-kalimat
netral seperti, ‘Have a merry holiday’, ‘Have a happy holiday’. Saya biasanya
akan bertanya, ‘How is the turkey? Have you bought one yet? Have a good time’.
Saya senang mereka punya aktivitas istimewa. Itu saja.<br />
Di Indonesia, saya sepakat dengan pendapat Buya Hamka. Perlu pembedaan jelas
antara tradisi agama Islam dan agama bukan Islam. Jika tidak, saya kuatir, dari
sekedar menyanyikan lagu-lagu, akan terbawa pada perayaan natal bersama,
akhirnya masuk agamanya.<br />
<br />
Saya contoh nyatanya.<br />
<br />
Saya punya sahabat. Namanya Ida Sianipar. Dia Protestan. Kami pulang sekolah
selalu bersama. Ida tinggi dan besar. Saya pendek dan kecil. Jika naik buskota,
ongkos 75 rupiah, Ida membayar 50, saya membayar 25. Saya duduk di pangkuan Ida
karena bisalah dianggap saya adik Ida.<br />
<br />
Saya pecinta buku dan senang musik. Saya meminjam buku bacaan Ida. Buku yang
dia pinjamkan adalah....eng ing eng..Buku Kelahiran Jesus. Jelang natal 1985
itu, toko-toko dan tivi memutarkan musik rohani. Saya sampai hapal lagu-lagu
itu. Karena saya suka musik, pergi dan pulang sekolah saya sering
menyenandungkan lagu natal. ‘Malam kudus...sunyi senyap...’<br />
<br />
Pada natalan itu, saya lupa apakah saya yang meminta...ataukah saya diajak
oukumene di GOR Don Bosco Padang. Perayaan natal bersama. Saya pergi dengan Ida
dan keluarganya. Tragisnya, Ibu dan Bapak mengijinkan....Begitu saja.<br />
<br />
Mereka tidak tahu, saat itu saya sedang menimbang-nimbang untuk masuk
Kristen atau tidak. Alasannya? Kayaknya seru saja. (Ingat, bacaan bertema
Kristen dan lagu rohani Natal lebih dulu masuk dalam memory saya sebagai anak-anak).<br />
<br />
Saya mundur dari agama Kristen karena penjelasan Ida tentang satu itu tiga,
tiga itu satu tidak bisa saya terima secara logika. Halaman pertama injil
memang menyuruh saya untuk tunduk dan tidak banyak bertanya. Tapi, da atuh
kumaha? Tiga mah tiga, satu ya satu.<br />
<br />
Dengan demikian, melihat pengalaman Maimon kecil, bagi saya perlu ada
pembatasan jelas masalah natal (mengucapkan selamat atau tidak) dan
mengikuti/menyimak lagu-lagu rohani gereja. Ibaratnya, lagu rohani gereja itu mirip
tilawah Qur’an lah.<br />
<br />
Saat menjadi orangtua Muslim di negara minoritas Muslim, setiap Natal dan Paskah,
saya menarik anak-anak dari sekolah untuk menghindari pelibatan mereka pada kegiatan
berbau Natal atau Paskah.<br />
Dua tahun demikian. Sepertinya pola absen panjang itu dibaca pihak sekolah.
Saya diajak bicara Mrs Ahmad, school liason officer. Sekolah punya kepentingan
mengejar target kehadiran maksimal murid. Absen lama seperti Arik dan Muhammad
jelas merusak target sekolah. Saya jelaskan alasan saya. Sekolah dan saya
bersepakat, saat natalan, Arik dan Muhammad akan diberikan kegiatan khusus
tersendiri.<br />
<br />
Setahun demikian. Tahun berikutnya, sekolah mengubah ‘Christmas Party’,
menjadi ‘End of Year Party’. Lagu-lagu natalan diubah menjadi ‘folk song’.
After all, 65% murid sekolah itu besar kemungkinan Muslim melihat emak-emak
berkerudung yang mengantar anaknya. Tahun berikutnya, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ied Day</i> dijadikan libur sekolah dan dibuatkan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">assembly Muslim</i> segala. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ramadhan
Club</i> juga mulai ditawarkan pada siswa Muslim.<br />
<br />
Alhamdulillah.<br />
<br />
Saya sendiri, di kantor selalu menghindari perayaan natal. Hadiah Natal
(biasanya wine), tidak saya ambil. Jika sudah dimasukkan ke dalam loker saya,
maka akan saya bawa pulang (sembari deg-degan...kalau mati di jalan bagaimana?)
dan buang isinya.<br />
<br />
Diskusi tentang akidah sering terjadi karena sekolah tempat saya bekerja sebagai
teknisi lab Kimia itu dasarnya <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘pastoral
school’</i>, walau lebih cair dibanding sekolah St Mary. Dua gurunya saya tahu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sunday School teachers</i>. Satu Anglikan,
satu Katolik. Dengan guru Sunday School Anglikan, hubungan saya bahkan sudah
seperti bapak dengan <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>anak. <br />
<br />
Mereka kaget saat saya jelaskan, saya mencintai Yesus alaihissalam seperti
saya mencintai Muhammad SAW. Ini perintah Quran. Muslim dilarang
membeda-bedakan mereka, para Nabi (Al Baqarah). <br />
<br />
Ini hal baru bagi mereka. Salah satu teman dekat menjelaskan pada anaknya
yang mengucapkan natalan pada saya, ‘Maimon doesn’t celebrate Christmas,
although she is a bit of a Christian.’<br />
<br />
Nyengir. Jadi?<br />
<br />
Balik ke Indonesia. Saya saksi hidup operasi misionari di Padang. Akan
banyak teman-teman Padang bsia testimoni. <br />
<br />
Libur 1994 itu (mungkin 1995), saya sedang memotret jembatan di Air Tawar menggunakan
kamera Yashica manual saya. Biasa lah. Anak Jurnalistik hampir selalu jadi gila
memotret. Sepanjang saya jepret-jepret, saya sadari satu pemuda mesjid
(jenggotan) yang bersepeda, mengikuti saya pelan-pelan. Ini tentu saja
menjengkelkan. Saya tidak suka ini.<br />
<br />
Sorenya saya berkunjung ke El Zahra, rumah Uni Nurna Eva Karmila dan Ustadz
Marfendi Maad. Akhwat di sana sempat cekikikan, tertawa-tawa. ‘Imon mirip
banget lo sama Mala (kalau tidak salah ini nama generiknya). Warna gamis dan
jilbabnya juga. Postur juga.’<br />
<br />
Dari mereka, saya tahu, beberapa minggu sebelumnya, Padang digegerkan oleh
sekelompok gadis bergamis hijau dengan jilbab lebar. Pakai lipstik. Di jilbab
atau bahu ada pita. ‘Akhwat gadungan’ ini beberapa kali ‘pingsan’ di depan kos
Ikhwan, atau di lokasi ramai ikhwan. Saat ‘diselamatkan’, ‘sang akhwat
gadungan’ memeluk penolongnya. Ya, mungkin, tujuannya dengan peluk memeluk itu
adalah merusak ketentraman jiwa ikhwan lah yaw.<br />
<br />
Akhwat asli melakukan berbagai ‘investigasi’...sampai memeriksa tas ‘akhwat
gadungan’ ini. Terdeteksi, ‘akhwat gadungan’ berasal dari sekolah teologi di
Jakarta. Akhwat juga pernah melabrak ‘akhwat gadungan’ ini dsb.<br />
<br />
Ustadz dan ustadzah di Padang lalu mengeluarkan juknis, ‘Jika melihat
perempuan berjilab dengan ciri-ciri sebagai berikut, maka, ikuti dari
jauh....perhatikan apa yang dilakukannya. Laporkan pada nomor-nomor berikut
ini’.<br />
<br />
Saya mirip Mala. Jadi, Sang Ikhwan mengikuti perintah juknis tersebut.<br />
Bwahaha.<br />
<br />
Pada saat yang bersamaan, saat ikhwan dan akhwat repot dengan ‘akhwat
gadungan yang penyakitan’ ini, terdengar ada pesantren kilat di Pasaman (atau
Painan ya?), diselenggarakan lelaki berjenggot dan perempuan berjilbab lebar di
satu SD. <br />
<br />
Orangtua murid yang ingin tahu kegiatan anaknya sempat terpelongo saat
melihat dari luar.<br />
Ada gambar mesjid di depan kelas. Kakak jenggotan bertanya pada adik SD.
‘Ini gambar apa?’ <br />
Adik SD menjawab, ‘Mesjiiid’. <br />
Kakak mengatakan, ‘Iya. Yang masuk ke dalamnya bodoh.’<br />
<br />
Saya tidak akan berpanjang-panjang cerita tentang mie kotak, beasiswa dan
pembaptisan. Sudah banyak yang cerita.<br />
<br />
Jadi, di Indonesia, sangat layak ada ‘BATAS’ jelas antara akidah. Toleran
tak lantas harus mengucapkan selamat natal. Bagi saya toleran adalah keadilan
memerlakukan mahasiswa semua agama atau tak beragama. Nilai yang adil. Kasih
sayang sebagai guru yang sama, terlepas apa agama mereka.<br />
<br />
Jadi, sepupu kami, Kristen dan Katolik....Kami mencintai Yesus alaihisslam (atau
Isa dalam bahasa Arab), sebagaimana kami mencintai Muhammad Rasulullah SAW.
Semoga banyak di antaramu nanti yang digelari Allah sebagai Al Hawariyun.
Wallahu’alam.<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-12788427675916563812015-11-23T20:42:00.002+07:002015-11-23T20:42:58.594+07:00Di Jalan Dakwah, Aku Menikah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Tadi mengisi kajian muslimah, 'Di Jalan Dakwah, Aku Menikah'. <br /> Peserta memang dibatasi. <br /> Saya mengisi sesi kedua tentang manajemen keuangan rumah tangga dakwah.<br /> Saya akan ringkaskan (mohon maaf, dalil tidak semua saya kutip)<br /> *<br />
Menikah dalam dakwah berbicara tentang menyatukan dua kekuatan. Berkah
atau tidaknya pernikahan itu nampak dari keadaan keduanya setelah
menikah. Jika setelah menikah salah satunya atau keduanya hilang dari
dakwah, pernikahan itu belum menyatukan dua kekuatan. <br />
Yang terjadi, malah pernikahan itu menghilangkan potensi dakwah mereka. Kenapa? Entahlah.<br />
<br />
Andai setelah menikah, kontribusi dakwah keduanya berlipat ganda, maka
itulah hasil keberkahan pernikahannya. Satu tambah satu tidak sekedar
dua. Bisa jadi sejuta.<br />
Sebelum bicara tentang manajemen keuangan dalam keluarga dakwah, ada beberapa hal yang harus disepakati lebih dahulu:<br />
<br />
1. Suami memiliki kewajiban memberi nafkah pada istri. Surat Annisa, 34
adalah tentang kepemimpinan lelaki karena mereka menafkahi istri.
Nafkah ini semacam ‘gaji’ suami pada istri, untuk istri sendiri. Ini
bukan uang belanja dapur. <br />
Kewajiban istri pada suami adalah
pelayanan istimta. Saja. Istri tidak wajib memasak, mencuci, atau
mengepel. Berbeda dengan konsep ‘kasur, sumur, dapur; dalam Islam, istri
hanya wajib mengerjakan ‘tugas’ di kasur. Jika istri kemudian juga
memasak, itu sedekahnya pada keluarga. Harus ikhlas ya ibu-ibu, supaya
pahala mengalir.<br />
<br />
2. Dasar pernikahan dalam dakwah adalah taawun
dalam kebaikan (Al Maidah, 2). Saling bantu, saling menguatkan, saling
mengokohkan dalam dakwah. Walaupun kewajiban menafkahi di tangan suami,
tapi jika keadaan menuntut, istri sangat terpuji jika membantu suami
menanggung pembiayaan keluarga.<br />
<br />
Setelah kita sepakat, maka kita
perlu kenali harta terlaknat dan harta penuh berkah. Harta terlaknat
adalah harta hasil riba, tercampur riba, atau hasil bekerja di lembaga
yang menerapkan riba. Allah dan Rasul akan memerangi orang yang
menawarkan riba, menggunakan riba, mencatatkan transaksi riba (Al
Baqarah, 178-179). <br />
<br />
Harta yang juga tidak akan membawa kebaikan
adalah harta yang didapat dari usaha penimbunan barang hajat hidup orang
banyak. Juga ada harta yang didapatkan dengan usaha yang mendholimi
orang lain, atau didapatkan dengan menyuap dsb. (Al BAqarah 188).<br />
<br />
Harta terlaknat ini akan membawa pada kebangkrutan (walau hasilnya
sepertinya banyak), pelakunya bangun di akhirat nanti dalam keadaan gila
dsb.<br />
<br />
Harta penuh berkah adalah hata yang didapat di jalan yang
baik dengan keringat sendiri. Walau sedikit, kalau halal, maka efeknya
panjang. Sebaliknya, harta haram, cepat datang, pergi pun tidak terasa.
Darah dan daging yang dibentuk dari uang haram, sesungguhnya akan jadi
bahan bakar neraka. Oleh karena itu, keluarga hendaknya dibangun dari
harta yang berkah (halal). <br />
<br />
Manajemen keuangan harta berkah
(halal) tetap diperlukan, walau ada jaminan efeknya panjang. Ketrampilan
manajemen ini salah satu syarat efek panjang tadi, menurut saya.<br />
<br />
Ada beberapa hal yang perlu dimiliki keluarga dakwah:<br />
a. Sifat qanaah pada harta dan kehidupan. Cukup. Tidak berlebihan.
Ambil ‘nilai’ tengah. Cara termudahnya, deteksi mana yang berupa
‘kebutuhan’, mana yang ‘keinginan’. Keluarga dakwah akan berusaha
mencukupkan penyelenggaraan kehidupan mereka pada hal-hal yang masuk
pada ‘kebutuhan’ saja. Sesekali, mangga jika akan memenuhi ‘keinginan’.<br />
<br />
b. Menyisakan penghasilan untuk masa sulit. Harus menabung walau sedikit. Rasulullah menyuruh ini.<br /><br />
c. Sebelum menganggarkan uang untuk berbagai hal kebutuhan, keluarkan dulu zakat dan sedekah. <br />
Saya membiasakan diri mencatat pengeluaran secara detil, sampai ke
ratus rupiah untuk mengetahui ‘ritme’ pengeluaran sehingga tampak
‘lobang’ terbesar yang mengisap penghasilan itu. Jika lobang itu ada
pada item makanan, maka saya akan sederhanakan. Sesungguhnya dari
makanan, yang dibutuhkan itu kalori, protein dsb. Tidak harus beras
pulen, beras local kelas dua pun bisa. Tidak harus keju sebagai sumber
kalsium, ikan teri pun bisa. <br />
<br />
Demikianlah....<br />
<br />
Pernikahan
dakwah tidak melulu tentang hilir mudik membersamai dakwah. Pernikahan
dalam dakwah juga berarti mengokohkan dakwah dengan harta yang dimiliki.
Minimal, jangan sampai jadi beban dakwah….</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-45809689659558920452015-11-22T08:23:00.000+07:002016-06-28T09:33:08.736+07:00Ringkasan Sejarah Penjajahan Palestina dan Israel Perampok<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Kenapa saya tidak membahas perjuangan Palestina di halaman ini setelah
pembantaian terakhir? Karena hal itu sudah sangat sering dibahas di
sini.<br />
Titik berdiri saya jelas. Pada 1918, titik dimulainya
zionist internasional, dari cacah jiwa hanya ada 2% Yahudi di Palestina.
Mereka tentunya turunan 70 keluarga Yahudi yang dibolehkan masuk oleh
ke Palestina setelah Jerusalem dibebaskan Umar bin Khattab (ada dalam
Umar's Assurance of Safety) dan Sholahuddin Al Ayubi.<br />
<br />
(Catat:
Saat Romawi menguasai Aelia Capitolina, Yahudi dilarang masuk. Saat
pasukan Salib masuk ke Yerusalem pada 1099, mereka membunuh seluruh
penghuninya…70 ribu, dalam mesjid AL Aqsa saja Cursader membunuh 10ribu
Muslim dan Yahudi...rata-rata ulama dan orang yang memilih hidup dalam
mesjid untuk mengajar/belajar...Kalau Yahudi masuk ke Al Aqsa mencari
perlindungan (sumber Ibnu Athir dan William of Tyre) terdiri dari
Kristen Timur (East Christian, atau Kristen Arab), Yahudi dan Muslim,
sampai menurut Gesta Francorum, diari foot soldier Crusader mencatat
darah setinggi lutut kuda di dalam Old City.)<br />
<br />
Saat
Theodore Hertzl menggerakkan pengusaha aktivis zionist untuk membeli
tanah di berbagai lokasi di Palestina dan mengirimkan Yahudi pendatang
ke sana, pergerakan demografi Yahudi berubah. Pada 1946, mereka 15% dari
total penduduk Palestina. Sisanya Muslim, Kristen dll.Oh iya,
sebelumnya Theodore datang ke beberapa raja dunia lainnya, mencari lahan
untuk dibeli guna mendidikan negara Israel. Jadi, PAlestina bukan
pilihan pertama.<br />
<br />
<br />
Dubes Palestina untuk Indonesia
yang diwawancarai Kompas mengatakan hal serupa. "Saat gerakan zionis
memulai proyek pembentukan wilayah Israel, mereka menggunakan isu agama
dengan mengatakan adanya kerajaan bagi bangsa Yahudi 3.000 tahun lalu.
Ini cara gerakan zionis yang sebenarnya sekuler, membawa isu agama untuk
meyakinkan bangsa Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina. Di Palestina
hanya ada 30.000 warga Yahudi saat deklarasi Balfour itu dicanangkan."<br />
Ya, sekitar 15% itu.<br />
<br />
Lalu
mulailah gerakan teror Irgun, paramiliter Yahudi (Ariel Sharon salah
satu komandannya) ke desa-desa tetangganya. Deir Yasin, Sabra Shatilla,
Nakba. Perang 6 hari dst dst. Intinya teror hingga warga Palestina
melarikan diri dari rumahnya (Central African Republic, any one?), atau
pembantaian/genoside. Dua juta warga Palestina berdiaspora saat ini di
negara2 Arab, dan sebagian di Barat. Interpal dikelola sebagian
keturunan mereka. Sebagian lagi hidup di kamp pengungsian. Hingga yang
tersisa di tanah Palestina, mayoritas adalah Yahudi (keturunan Eropa dan
Amerika) Israel.<br />
<br />
Logis? Yup. Karena penduduk asli sudah diusir paksa atau dibunuh.<br />
<br />
Terkait
wilayah ini, Dubes Palestina mengatakan pada Kompas, "Ada beberapa
kendala, pertama adalah di mana batas negaranya? Kami mengatakan, batas
negaranya mengikuti kondisi tahun 1967, sebelum Israel mengokupansi
wilayah itu. Menurut batasan ini, Palestina adalah Gaza, Tepi Barat, dan
Jerusalem. Itu basis fundamental dari kesepakatan damai. Namun, meski
diterima seluruh dunia, Israel menolak mengakui batasan ini."<br />
<br />
Bayangkan
proses penjajahan itu dengan analogi seperti ini, warga Yahudi Eropa
mengajak handai taulannya pindah ke Bumi Parahyangan. (mulai dari 1918).
Tadinya satu dua orang, akhirnya menguasai beberapa kabupaten di Jabar
(biar mudah kita sebut saja Kuningan dan Bogor). Jumlah mereka lebih
sepersepuluh penduduk Sunda. Pada 1946 pendatang Yahudi ini mulai
meneror kabupaten sebelah, misal Kabupaten Cirebon dan Cianjur.
Membunuh, menjarah. Bahkan pada kasus tertentu, menghabisi seisi desanya
(Deir Yasin, ratusan yang meninggal).<br />
<br />
Dari Kuningan dan
Bogor, mereka secara ril menguasai seluruh Jabar kecuali Sumedang dan
Depok (Gaza dan Tepi Barat). Penduduk Sunda kemudian tinggal menumpang
di Jateng, Yogya, Jatim. Sebagian lagi berdesak-desak di Sumedang dan
Depok. *Provinsi2 sebelah sudah jadi negara baru setelah British Mandate
di pulau Jawa pada 1948 (British Mandate adalah penjajahan Inggris dan
Barat akan daerah orginal kekuasaan Kehalifahan Turki Ustmani, Sultan
Abdul Hamid II).<br />
<br />
Yahudi ini juga mendirikan negara Israel di Jabar, mengklaim lebih separuh tanah Parahyangan, hasil caplokan teror2 tersebut.<br />
<br />
Apakah
penduduk Jabar diam? Tidak. Mereka berusaha merebut kembali rumah dan
ladangnya. Hei, bahkan kunci rumah mereka saja masih tersimpan dengan
baik. Mereka menggunakan apa saja untuk mengusir pendatang baru dari
Eropa yang ditempatkan pemerintahan Isreal di perbatasan Sumedang
ataupun perbatasan Depok sekitar.<br />
<br />
Maka berjatuhanlah
korban, mostly dari pihak warga Sunda asli. Tiap hari ada saja yang
terbunuh, ada saja perempuan hamil yang kehilangan bayi karena
komplikasi dan tidak mendapatkan bantuan medis cukup di Sumedang. Kadang
ada saja orang Inggris yang pemerintahnya punya hubungan baik dengan
Israel datang ke Sumedang dan menjadi tameng hidup bagi warga sana yang
ingin berkebun, tapi selalu diganggu orang Yahudi ekstrem. Salah satu
namanya Tom Hurndall. Kalau Rachel Corrie asal Amerika. (Jika mereka
berasal dari negara yang punya hubungan baik dengan Israel, paspor
mereka punya nilai lebih. Tentara Israel cenderung ragu untuk membunuh
warga negara sahabat mereka).<br />
<br />
Demi keamanan mereka dari
'teroris', pendatang Yahudi ini kemudian membangun dinding setinggi 5
meter, selebar 3 meter mengelilingi Sumedang dan Depok. Keluar masuk
dijaga ketat serdadu Israel pendatang yang kasar dan kejam itu. Dari
Depok menuju Sumedang bisa saja harus melewati 12 pos pemeriksaan,
masing-masingnya 4 jam...hingga perjalanan 4 jam tanpa pos berubah
menjadi dua hari...<br />
<br />
Lalu dalam satu peristiwa tiga anak
keturunan pendatang Yahudi ini mati. Maka meradanglah Israel dan mereka
mengirimkan pesawat, tank dan alat tempur lainnya ke Sumedang. Melabrak
'pembunuh dan calon pembunuh' itu....Hingga semalam 35 warga Sumedang
terbunuh....ratusan luka.<br />
<br />
Mana solidaritas warga
Parahyangan pada Sumedang? Oh, Israel ini punya perjanjian dengan
Jakarta untuk menutup jalan dari Depok ke Jakarta (Rafah Gaza dan Mesir)
hingga bantuan tenaga ataupun senjata sulit masuk.<br />
<br />
Begitu kira-kira kondisinya....<br />
S2
saya tentang Jerusalem. Disertasi tentang The Latin Kingdom of
Jerusalem (Kerajaan salib pertama di Yerusalem setelah pembebasan oleh
pasukan Umar bin Khattab). Karena base saya di Skotlandia, literatur
lebih banyak berasal dari Barat, daripada Timur.<br />
Selain diskusi sejarah, juga membahas perpolitikan Timur Tengah wa bil khusus Palestina.<br />
<br />
<br />
Berikut komen2:<br />
Tentang
sebagian Muslim yang menjadi polisi di Israel: Bayangkan warga
Tanjungsari yang tinggal jauh dari pos militer, hingga 'aman' dari
recokan militer. Setelah 67 tahun akan lahir generasi dari dua belah
pihak yang 'hanya' melihat kejadian setelah 'penjajahan'...<br />
Wajar
jika ada yg kemudian bekerja di lembaga penjajah. Warga di Gaza juga ada
yang bekerja di 'Israel' karena situasi hidup di Gaza yg serba sulit.<br />
<br />
Ulama
dunia sudah sepakat, apapun yang akan ‘membantu’ negara teroris Israel
jatuhnya haram, termasuk berkunjung ke Al Aqsa saat ini karena ijin
masuk ke Al Aqsa berkaitan dengan imigrasi Israel (uang masuk ke kantong
zionist Israel)….Akan tetapi tetap saja ada yang kerinduannya membuncah
hingga tetap ke sana.<br />
<br />
Lalu bagaimana dengan negara sekitar? Kenapa mereka nampak ‘membiarkan’ Palestina?<br />
Militer
Mesir 'diikat' Amerika dengan bantuan tanpa reserved sebanyak ...saya
lupa ya...kalau tidak salah 5 milyar dollar. Saya perlu cek angka valid.
Tapi, intinya bantuan yang diberikan pada Militer Mesir dengan klausul
'mengamankan' TimTeng...(baca: perbatasannya dengan Israel)...<br />
Israel sendiri negara kecil dengan peralatan militer paling canggih...menerima bantuan dari Amerika paling besar.<br />
<br />
Status Kedua:<br />
Terkait
edaran status di FB yang demikian 'heran'nya dengan semangat bela
Palestina orang Indonesia, padahal menurut mereka, Dubes Palestina untuk
Indonesia saja mengatakan penduduk Palestina itu 50%nya Yahudi, sisanya
Kristen dan Muslim yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza...Kata pemilik
status itu, Dubes ini heran dengan teriakan 'Allahu Akbar' dari orang
yang tidak tahu apa-apa dan tidak pernah membantu Palestina
tersebut'...Demikian lansir PedomanNews, yang kemudian diseret ke forum
diskusi...Garis bawahi, forum diskusi Kompas. Bukan Kompas...Forum
Diskusi ya.<br />
<br />
Maka streslah yang selama ini merasa kuat
keterikatan dengan isu Palestina. Bagaimana ini? Setengahnya Yahudi.
Dubesnya sendiri menafikan 'teriakan Allahu Akbar'...Apa salah pemahaman
kita selama ini?<br />
<br />
Kita runut satu-satu.<br />
1.Status
heran itu mengutip tulisan forum diskusi Kompas. FORUM DISKUSI! Bukan
berita di media nasional Kompas. Siapa saja bisa masuk ke forum diskusi.
Bahasa Minangnya, ota urang lapau....obrolan warung kopi. Derajat
infonya gossip murahan. Masih mau percaya isinya?<br />
<br />
Sumber
ota lapau itu, katanya ‘Pedoman News’. Sekilas lihat, media ini penuh
dengan keberpihakan pada capres nomor 2. Reporternya ada 3 orang,
redaktur dan korlip masing-masing satu. Bahasa singkatnya, ini media
ditengarai masuk kategori abal-abal Eits, jangan sensi dulu. Kalaupun
media ini nampak hanya memuat berita capres nomor satu, saya tetap akan
mengatakan hal yang sama. Karena media 'sehat' mestinya memberikan porsi
pada dua belah pihak. Capres satu dan capres dua. Lalu jumlah reporter
yang hanya tiga mengkover semua isu? Hebat sekaleee.<br />
<br />
2.
Perhatikan kalimat ini, '“Di Palestina 50% penduduknya beragama Yahudi
dan sisanya beragama Kristen dan Muslim yang berada di daerah Tepi Barat
dan Yerusalem.” Ujarnya.<br />
<br />
Di Tepi Barat dan Gaza adanya
Kristen dan Muslim. Di luar Tepi Barat dan Gaza, Yahudi...hampir
sebanyak dua lokasi ini. Daerah manakah itu?<br />
<br />
Maka kita akan dipaksa bicara batas teritori Palestina. Yg mana?<br />
Kalau
berdasar peta British Mandate 1920-1948, pemukiman Yahudi tidak sampai
10% dari total wilayah Palestina. Berdasarkan partition plan PBB pada
1947, wilayah Israel dan Palestina hampir 50:50. Kalau berdasar 'tanah
ril yang bisa dihuni aman' oleh warga Kristen dan Muslim Palestina saat
ini? Maka tinggal 10% saja.<br />
<br />
Dari berbagai konferensi pro
kemerdekaan Palestina yang saya ikuti di Inggris, mendengar langsung
dari mulut Dubes Palestina untuk Inggris, tanah yang diperjuangkan bebas
dari jajahan Israel yang berdasar Resolusi 242 PBB. Bukan tanah yang
10% sekarang. Dengan demikian, kalimat Dubes yang pertama '50% warga
Palestina adalah Yahudi'...ini logis karena sebagian besar tanah sah
Palestina saat ini dikangkangi Israel, dijajah, dikuasai. Diamankan
dengan 'outpost' militer yang akan 'menjaga kepentingan' settler' atau
warga kiriman negara penjajah di daerah itu.<br />
<br />
Lalu
'keheranan Dubes Palestina tentang teriakan Allahu Akbar', bisa saya
katakan kalimat yang ditanamkan wartawan media di atas, alias kebohongan
publik.<br />
<br />
Jika tetap ingin memahami ‘logika’ 50:50, itu
begini: 'pusat' pembebasan tanah jajahan ini ada di Gaza dan Tepi Barat,
jika kita hanya melihat dua daerah ini saja, maka jumlah Muslim di sini
adalah 80%, Kristen 1%, sisanya Yahudi. Yahudi ini saya pastikan hidup
di 'pinggir' Tepi Barat dan Gaza...Yahudi kelas ekstrim, yang sengaja
tiap saat provokasi dan meneror warga Palestina. Silahkan cek laporan
international solidarity movement tentang teror Yahudi ekstrem ini
terhadap ...bahkan...terhadap anak kecil yang jalan menuju sekolahnya!!<br />
<br />
*<br />
Komen2 saya bawa ke status<br />
<br />
1.
Perang apakah ini? Perang saudara ....pasti bukan. Karna ini bukan Arab
berhadapan dengan Arab. Ini Arab asli berhadapan dengan pendatang
Yahudi Eropa dan Amerika.<br />
Perebutan kekuasaan? Juga bukan karena warga Palestina tidak hendak 'berkuasa'...mereka hanya hendak merdeka.<br />
<br />
Agama?<br />
<br />
<br />
Theodore
menggunakan sentimen agama untuk mengumpulkan dana zionist
internasional...juga menggerakkan Yahudi pindah ke Palestina, walau
dalam diarinya, Theodore menulis, 'We will keep Rabbi in the
sinagog'...Tidak akan membiarkan Rabbi ikut2an urusan calon negara ini.<br />
Bagi
Muslim di dunia, Al Aqsa adalah kiblat pertama....Yang dibunuh dan
diusir mayoritas Muslim sehingga 'innamal mukminuna ikhwah' jalan di
sini...<br />
<br />
*<br />
2. Apakah ini perebutan lahan? ~Give me abreak.<br />
Ada
orang menyerbu rumah Anda dengan senjata...malam-malam. Anda sedang
tidur. Kaget. Segera menyelamatkan diri hanya dengan kain selembar dan
beberapa kunci lemari....<br />
Anda pindah ke rumah saudara, bingung
dengan apa yang terjadi. Sampai 67 tahun kemudian, Anda masih belum bisa
kembali ke rumah Anda....kunci lemari masih Anda pegang....<br />
Kira-kira ini rebutan lahan (asumsi tak ada pemilik)? Atau mengambil kembali rumah, ladang Anda yang diduduki perampok?<br />
*<br />
3.
Indonesia adalah ladang MOSSAD beroperasi terbesar setelah Amerika.
Pusat operasinya di Singapura. Selain meletakkan intel-intel di safe
house, mereka juga membangun berbagai 'lembaga survey, lembaga
penelitian, LSM'....yg tujuannya menggali informais tentang tokoh dan
arus utama di Indonesia....mengatur 'suhu' di Indonesia dengan
mengeluarkan isu-isu...<br />
<br />
Ada mereknya nggak sih safe house
tersebut? LSM tersebut? Bahkan manager LSM bisa jadi tidak tahu kalau
mereka sudah diperkerjakan intel MOSSAD...<br />
Apa kepentingannya
MOSSAD meletakkan operasi kedua terbesar mereka di Indonesia? Sepanjang
bisa 'mengatur/mengontrol' mayoritas Muslim di dunia, mereka lebih aman<br />
<br />
Silahkan baca buku Victor Ovtrosvky dan yang sejenisnya.<br />
Masih ngeyel?<br />
Coba
cek nama Alexander Litvinenko...Gugel saja. Kasusnya bukti ril bahwa
agen2 itu masih ada dan aktif, nggak cuma sekedar ada di film James
Bond....<br />
Plus MOSSAD jauh lebih canggih dan kejam dibanding KGB...<br />
<br />
Keyakinan
saya, salah satu operasi MOSSAD di Indonesia ialah mengaburkan
penjajahan 67 tahun ini lewat media sebagai isu ‘pertahanan’ diri Israel
dari ‘teroris’ Palestina...bahwa ini rebutan lahan...<br />
Miris...banget.<br />
Coba deh bacanya jangan cuma Tempo, Kompas<br />
Baca sesekali <a href="http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fguardian.co.uk%2F&h=GAQHBkMc2&s=1" rel="nofollow" target="_blank">guardian.co.uk</a><br />
<br />
Lihat
bagaimana 'utang masa lalu' Inggris membuat masyarakat di sana membuat
gerakan 'sorry campaign'....meniru gerakan di Australia untuk
Aborigin...<br />
Saya hadir di konferensi yang mendebarkan itu saat
pengacara internasional, akademisi, politisi (ya, Dubes Palestina untuk
Inggris juga ada di sana), aktivis merumuskan step 'sorry campaign' ini.<br />
<br />
Menurut
Anda, jika ini masalah lahan...jika ini sekedar masalah agama saja,
jika ini karena 'teroris' Palestina, orang-orang hebat itu datang ke
sana? Membawa ide brilyant, dengan ongkos sendiri? Bagi masyarakat
Barat, ada kejahatan kemanusiaan yang kejam di Palestina (Deir Yasin,
Shabra Shatila dll). Mereka sudah punya bahan untuk membawa Israel ke
mahkamah internasional. Lawyer internasional yang hadir saat itu sudah
sampai pada kalimat, ‘We have enough evidence.’ Hanya saja, rencana
berikutnya tidak disampaikan di forum, karena menyangkut keselamatan
jiwa. Saya yakin di dalam forum ada agen MOSSAD. Pengacara itu, penulis
kurikulum sejarah Inggris itu menolak bicara detil karena, ‘Can you
guarantee our safety?’<br />
<br />
Bagi Muslim, tentu saja ada dua
lapis di sini. Pertama isu kemanusiaan. Kesedihan kita membaca seratus
lebih warga Belanda meninggal dalam kejadian penembakan pesawat MAS sama
getirnya saat mendengar tentara anak-anak di bumi Afrika, juga dengan
pembantaian di Gaza. Karen kita manusia.<br />
<br />
Lebih dari itu,
bagi Muslim, di Palestina (Jerusalem) ada Al Aqsa, kiblat pertama
Muslim, tanah suci yang diberkahi. Ada kuburan sahabat Rasulullah SAW di
Palestina. Apa perasaan kita jika Ka’bah diisolasi Israel, kita
dilarang masuk? Bagian bawahnya digerusi hingga sewaktu-waktu bisa
runtuh?<br />
<br />
Dubes Palestina untuk Indonesia juga mengatakan
hal yang sama. "Apabila seluruh umat Muslim di dunia melawan Israel,
maka Israel sudah lenyap dari muka bumi. Ada 1,5 miliar warga Muslim di
seluruh dunia. Jadi justru warga Muslim tidak melihatnya dari dimensi
agama. Tetapi tentu saja setiap umat muslim berhak marah saat Palestina
terusik karena situs suci agama Islam terletak di sini di bawah
pendudukan. Umat Muslim tak akan membiarkan Masjid Al Aqsa berada di
bawah pendudukan. Ini kiblat pertama bagi umat Muslim, bahkan sebelum
Mekkah. "<br />
<br />
Jadi di Indonesia, sudah wajar jika agen Zionist yg ingin mematahkan fakta kalau ini adalah perang agama.<br />
<br />
*<br />
Lalu Dubes ini dari faksi Fatah...dsb.<br />
Plis deh....Lihat dulu....pernyataan itu ---sama seperti berita tentang doa rakyat Palestina untuk Jokowi---adalah berita palsu.<br />
<br />
Terlepas
beliau dari Fatah atau Hamas....jangan simplistis. Beliau sudah dikirim
resmi oleh Pemerintahan Palestina. Pasti tidak sembarangan mengirim
wakil ke negara paling menentukan di kalangan Muslim dunia ini...Ingat!
Rekonsiliasi Fatah Hamas sudah dilakukan,...<br />
Ingat, pertemuan
strategis Palestina, Turki, Mesir, Indonesia, Malaysia pernah dilakukan
di Malaysia....dan you know what happened next...<br />
<br />
Pembuktian
gerakan 'dunia dalam selimut gelap' seperti MOSSAD tentu tidak
mudah....Emang ada plakatnya kalau media ini sedang dibiayai MOSSAD?<br />
Sekali
lagi, sudah ada kasus spion yang terbuka ke dunia luas sebagai
pengingat mereka masih ada dan terus bergerak....ikuti dan telaah kisah
Alexander Litvinenko....saya sarankan ambil sumber guardian. (beberapa
hari sebelum meninggal, Alexander masuk Islam. Dalam operasi
intelijennya, dia bersentuhan dengan pejuang Chenchen)<br />
<br />
Sumber pendapat Dubes Palestina ada di sini: <a href="http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Finternasional.kompas.com%2F...%2FDubes.Palestina.Tak&h=xAQF4pm2m&s=1" rel="nofollow" target="_blank">http://internasional.kompas.com/.../Dubes.Palestina.Tak</a>...<br />
Organisasi kemanusiaan yang mewadahi Tom Hurndall dan Rachel Corrie: <a href="http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fpalsolidarity.org%2F&h=QAQFaQ9aq&s=1" rel="nofollow" target="_blank">http://palsolidarity.org/</a><br />
Website boikot produk pro zionist Israel: <a href="http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.inminds.co.uk%2F&h=yAQF2JZjE&s=1" rel="nofollow" target="_blank">www.inminds.co.uk</a><br />
Jaringan dunia untuk boikot, divestment, dan sanction: <a href="http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.bdsmovement.net%2F&h=_AQH-wMic&s=1" rel="nofollow" target="_blank">http://www.bdsmovement.net/</a><br />
Salah satu Yahudi yang anti zionist: <a href="http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.chomsky.info%2F&h=HAQH3nMvF&s=1" rel="nofollow" target="_blank">http://www.chomsky.info/</a><br />
Website wartawati Amerika yang mengumpulkan fakta lobbi Israel di Amerika, Alison Weir: <a href="http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.ifamericansknew.org%2F&h=fAQEPxiDn&s=1" rel="nofollow" target="_blank">www.ifamericansknew.org</a><br />
Alexander Litvinenko case:<br />
<a href="http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.theguardian.com%2Fworld%2F2012%2Fdec%2F13%2Falexander-litvinenko-murder-british-evidence-russia&h=RAQGV1jQ3&s=1" rel="nofollow" target="_blank">http://www.theguardian.com/world/2012/dec/13/alexander-litvinenko-murder-british-evidence-russia</a><br />
<br />
<a href="http://l.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fwww.theguardian.com%2Fworld%2F2013%2Fnov%2F27%2Falexander-litvinenko-inquest-secrecy-order&h=QAQFaQ9aq&s=1" rel="nofollow" target="_blank">http://www.theguardian.com/world/2013/nov/27/alexander-litvinenko-inquest-secrecy-order</a><br />
<a href="http://www.theguardian.com/world/the-us-embassy-cables+alexander-litvinenko" rel="nofollow" target="_blank">http://www.theguardian.com/world/the-us-embassy-cables+alexander-litvinenko</a><br />
<br />
Victor Ovtrosky: By way of deception thou shall do war:<br />
<a href="http://vho.org/aaargh/fran/livres11/OSTROVbywayofdecep.pdf" rel="nofollow" target="_blank">http://vho.org/aaargh/fran/livres11/OSTROVbywayofdecep.pdf</a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1QtfAQFPXgdLrtFBC6kbao0WwKiOOY82hntT2TicnrPJ51nv8cw8K5iBogz5nw_QUTeaNsDxpQ37w206EoK7SsSPOoOC4h8nsDyxQeT-0lfl49BqjqxC1bco-7jGAP5OSyTNqWg-Vser4/s1600/Loss+of+the+land.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="193" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1QtfAQFPXgdLrtFBC6kbao0WwKiOOY82hntT2TicnrPJ51nv8cw8K5iBogz5nw_QUTeaNsDxpQ37w206EoK7SsSPOoOC4h8nsDyxQeT-0lfl49BqjqxC1bco-7jGAP5OSyTNqWg-Vser4/s320/Loss+of+the+land.jpg" width="320" /></a></div>
</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-82299230606548644482015-11-22T07:33:00.003+07:002015-11-22T07:33:44.067+07:00Konflik Siria dan Tarik Menarik Kepentingan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="_3dp _29k">
<div>
<div class="_6a">
<div class="_6a _6b">
</div>
</div>
</div>
</div>
Ini wawancara saya dengan Majalah Haramain tentang Siria beberapa bulan lalu.<br />
<br />
<i>P: Sebagai seorang yang concern terhadap situasi dan kondisi timur
tengah, melihat perkembangan kawasan itu terkini, khususnya konflik
Suriah yang tak kunjung selesai, apa sesungguhnya yang tengah terjadi
menurut Teh Imun?</i><br />
<br />
<i> </i>J : Masalah Suriah ini memang rumit karena yang
berkonflik tidak dua tiga pihak. Ada Bashar Assad didukung Iran, Rusia,
China, dan negara sepahamnya. Di seberang Assad, begitu banyak kelompok
yang tidak pula bersatu. Ada Front Pembebasan Suriah, ada Alqaeda. Agak
ke sebelah sini ada kelompok Kurdistan. Tidak ketinggalan ada ISIL.
Front Pembebasan Suriah saja terdiri dari banyak faksi. Lebih dari tiga
puluh grup, didukung oleh grup bersenjata afiliasi masing-masing.
Masing-masing punya komando dan jaringan luar negeri sendiri. <br />
<br />
Membaca konflik Palestina-Israel jauh lebih mudah dan jelas. Membaca
Yaman juga tidak sulit. Tapi Suriah, kita harus hati-hati. Selain
permainan proxy war Amerika sekutu melawan Rusia sekutu, pertentangan
ideology juga menambah rumit kondisi. Plus media dengan kepentingannya
masing-masing yang menambah kabur kebenaran di lapangannya.<br />
<br />
Saya
terus terang mengandalkan informasi dari jaringan teman asal Damaskus
yang saya percayai. Iya, dia hanya menyampaikan apa yang dia lihat,
tapi minimal informasi ini langsung dari lapangan. Karena dia warga
Suriah, karena keluarganya masih di Damaskus, maka saya meminjam analisa
dan perasaannya. <br />
<br />
Bashar Assad kejam dan berasal dari kelompok
Syiah Alawiy minoritas. Bashar membunuh warganya menggunakan zat kimia
pembunuh massal. Warga yang kaya sudah lama mengungungsi. Yang sekarang
mengungsi besar kemungkinan yang secara keuangan tidak sebagus yang
sudah lebih dulu mengungsi ke Mesir dan negara tetangga lainnya. <br />
<br />
Atas nama kerakusan akan kekuasaan, Bashar Assad memilih menghancurkan
negara dan membunuh warganya, asal rejimnya tetap berkuasa. Hancur
hancur deh. Toh kandungan minyak masih banyak dan akan bisa membangun
yang hancur sekarang. Asal daerah kaya minyak masih dikuasai.<br />
Lalu, juga ada kelompok di seberang Bashar yang sama kejamnya. Ah, kasihan deh penduduk Suriah. <br />
<br />
<i>P: Dalam konflik Suriah, begitu banyak pihak yang terlibat; pemerintah
Bashar al-Assad, oposisi Suriah, ISIS, Rusia, China, Amerika, Iran,
Saudi dan sebagainya. Bagaimana Anda memandang pihak-pihak ini?</i><br />
<br />
J: Follow the oil trail. Kuncinya itu. Ikuti jalur minyak (dan uang).
Walau, tentu saja, di beberapa lokasi, ideologi juga berpengaruh, misal
dukungan hampir pasti Iran pada Bashar Assad. <br />
<br />
<i>P: Selain sudah
menelan ribuan korban, konflik ini juga membuat ribuan penduduk Suriah
mengungsi ke berbagai negara mencari suaka. Bagaimana peran
negara-negara muslim Arab terhadap pengungsi ini menurut Anda?</i><br />
<br />
<i> </i>J:
Arab Saudi dan Turki termasuk yang paling baik menyiapkan penampungan
hanya saja kurang terekspos. Kenapa? Tahu sendiri lah ya, aliran
informasi media mainstream dikuasai siapa. Jika mau mencari informasi
dari jalur tidak konvensional sih bisa. Saya juga sering komunikasi
langsung dengan aktivis di lapangan hingga mendapat info langsung dari
mereka. Informasi ini sering tidak dimuat media mainstream.<br />
<br />
<i>P:
Beberapa negara Eropa, termasuk juga Australia, mengulurkan tangan
membuka pintu gerbangnya bagi para pengungsi tersebut. Bagamana Anda
memandang uluran tangan ini?</i><br />
<i> </i><br />
J: Sisi kemanusiaan pasti paling
banyak berperan. Bedakan deh antara administrasi pemerintahan dengan
warga, aktivis, dan LSM negara itu. Kalau sudah menyangkut pengungsi,
biasanya LSM, aktivis, dan warga biasa lebih banyak berperan. Mulai dari
menekan pemerintah mereka hingga membuka perbatasan, sampai menyiapkan
penampungan. Beberapa negara, warganya bahkan membuat program menerima
pengungsi tinggal bersama mereka di rumah mereka.<br />
<br />
Lalu, di antara
negara itu, misalnya Jerman, mereka memang mengalami penurunan
demografi. Minus population growth. Bahasa lainnya, populasi penduduk
mereka berkurang, tidak bertambah. Lima belas tahun lagi, tenaga kerja
di Jerman menurun drastis. Jumlah penduduk tanggungan sama dengan jumlah
yang menanggung. Artinya, akan banyak profesi yang tidak cukup pekerja.
Beberapa kota bahkan mulai memikirkan untuk ‘menutup’ kotanya. Belum
lagi secara ekonomi, Jerman akan bangkrut karena beban anggaran
pensiunan tidak tertutupi. Kedatangan pengungsi Suriah yang cenderung
berpendidikan tinggi dengan latar belakang profesi beragam tentu saja
suntikan segar bagi Jerman. <br />
<br />
<i>P: Banyak berita di media
massa/sosial yang menyebutkan bahwa tidak sedikit dari para pengungsi
(Muslim) ini yang murtad demi mendapatkan suaka. Bagaimana pandangan
Anda terhadap berita ini?</i><br />
<i> </i><br />
J: Tidak sedikit, berapa angka persisnya?<br />
Saya ragu dengan ‘tidak sedikit’ ini karena di Eropa ada
‘Anti-Discrimination Law’. UU itu sangat detil memberikan kebebasan
beragama. Terlepas dari larangan bercadar di Perancis, kebebasan memilih
agama di Eropa bagus. Lagipula banyak komunitas Muslim di Eropa. Jika
ada yang murtad, saya rasa mungkin sebelumnya memang termasuk yang Islam
katepe. Mungkin.<br />
<br />
<i>P: Bagaimana peran organisasi Islam, seperti
Organisasi Konferensi Islam (OKI), Rabitah al-‘Alam al-Islami terhadap
konflik Suriah dan pengungsinya?</i><br />
<i> </i><br />
J: Saya tidak mengikuti peran mereka.<br />
<br />
<i>P: Apa yang seharusnya dilakukan negara-negara OKI dalam menyelesaikan konflik Suriah khususnya, dan Timteng umumnya?</i><br />
<i> </i><br />
J: OKI punya taring tidak pada anggotanya secara politik? Jika tidak, sulit mengharapkan peran mereka. <br />
<br />
<i>P: Bagaimana posisi dan peran Indonesia terhadap konflik Timteng, khususnya terhadap para pengungsi?</i><br />
<i>
</i><br />
J: Indonesia ini negara terbesar berpenduduk Muslim. Tentu saja
perannya adalah peran yang terbesar, jika ingin mengambil peran. Peran
mediasi politik, peran bantuan kemanusiaan, sampai peran penyatuan
faksi-faksi bertikai dengan pendekatan keagamaan. Tapi, ada goodwill
tidak dari pemerintah berkuasa? <br />
<br />
<i>P: Di tengah konflik Suriah, kini Israel dan Palestina juga terlibat konflik lagi. Apa yang sebenarnya terjadi menurut Anda?</i><br />
<i>
</i><br />
J: Konflik Palestina-Israel bukan konflik lima enam tahun ini seperti
Suriah. Konflik Palestina-Israel tidak akan selesai sampai tanah
Palestina terbebas dari jajahan Israel. <br />
<br />
<i>P: Menanggapi konflik
Timteng, khususnya di Suriah yang menjadi bagian kawasan Syams yang
dimaksud Nabi SAW, apakah ini bagian dari tanda-tanda akhir zaman itu
telah tiba? </i><br />
<i> </i><br />
J: Kalau dikaji hadist-hadist tentang akhir zaman,
iya. Di sana nanti akan terjadi perang terakhir. Saya seram jika sudah
membacanya. Tinggal menyiapkan diri sebaik-baiknya menunggu waktu itu
tiba.<br />
<i> </i><br />
<i>P: Sebagai seorang muslim, apa sikap terbaik kita di Indonesia terhadap konflik yang melanda saudara-saudara kita di Timteng?</i><br />
<i>
</i><br />
J: Mendoakan itu paling sedikit yang bisa kita lakukan. Lalu menolong
dengan apa yang bisa. Dengan tulisan seperti sekarang untuk menyebarkan
informasi. Dengan mengirimkan uang. <br /> Jangan pernah memalingkan muka
darinya, seakan-akan tidak tahu. Tidak peduli. Innamal mukminuna ikhwah.
Mukmin itu bersaudara. Jika satu bagian luka, yang lain akan sakit.<br />
<br />
BIODATA (mungkin bisa direvisi dan ditambah yang mendukung reportase ini)<br />
Maimon Herawati, lahir di Palangki, 19 Mei 1974. Menempuh pendidikan S1
di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran (FIKOM Unpad)
Bandung, Teh Imun –demikian panggilan akrabnya—lalu menempuh studi S2
Islamic Jerusalem Studies di Abertay University of Literature, UK,
Inggris. Beliau hingga kini mengajar di almamaternya, FIKOM Unpad,
sembari menyelesaikan S3 Media and Cultural Studies di Newcastle
University, UK, Inggris. Teh Imun kini tinggal di Bandung bersama
suaminya, Juliandri, dan dikaruniai 4 orang putra-putri.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyGg57TNLDBYb6Yp3F03jE8djGF3By29BcY-2xtVvhZd4i5EpkxOLgGZ2WF3qjS1JQxJGh2Fjezfv8kG3BP2ZlabV2tCWV99vtUrWKGgxpMLa346Hz92B-vR66h9p3sXA2Mo-e8aHgUDvQ/s1600/Siria+baby.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyGg57TNLDBYb6Yp3F03jE8djGF3By29BcY-2xtVvhZd4i5EpkxOLgGZ2WF3qjS1JQxJGh2Fjezfv8kG3BP2ZlabV2tCWV99vtUrWKGgxpMLa346Hz92B-vR66h9p3sXA2Mo-e8aHgUDvQ/s320/Siria+baby.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
(Bayi korban gas kimia pembunuh massal di <span class="irc_su" dir="ltr" style="text-align: left;">Ghouta, Siria: AP) </span> <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-63239239337613413002015-11-19T18:55:00.000+07:002015-11-19T18:55:08.556+07:00Kami Muslim, Dipaksa Merasa Bersalah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Belum genap sehari pengeboman dan penembakan Paris terjadi, tapi
berbagai media sudah menyebut satu kelompok muslim sebagai pelaku teror.
Baru saja Reuters menurunkan berita Paris attacks kill 127, Islamic
State threatens France, dengan menyertakan paragraf ‘Tidak ada klaim
pertanggungjawaban secara langsung, tapi ISIS mengeluarkan video tanpa
tanggal. Video itu berisi ancaman ISIS bahwa Perancis tidak akan hidup
damai sepanjang tetap ikut serta mengebom ISIS bersama Amerika’ (<a href="http://reuters.com/" rel="nofollow" target="_blank">Reuters.com</a> 14/11 pukul 16.53 WIB).<br />
<br />
Berita di atas sudah pasti akan direlay berbagai media di dunia,
termasuk media di Indonesia karena Reuters adalah portal berita
terkemuka, dianggap terpercaya. Ini tentu saja sangat disayangkan karena
belum ada investigasi, belum ada siaran pers dari yang mengaku
bertanggungjawab, Reuters sudah menanamkan zhon bahwa pelaku teror Paris
adalah muslim. <br />
<br />
Esok, saya yakin Muslim di berbagai belahan
dunia akan dipaksa untuk menyampaikan pernyataan ‘not in my name’, tidak
atas nama saya, sebagai perceraian ideologis dengan ‘Muslim’ pelaku
teror itu. Padahal, apa iya pelaku-pelaku teror ini Muslim? Mana bukti
mereka Muslim? <br />
Saya saja, belum apa-apa, di halaman pribadi
media sosial juga menyampaikan hal itu. Not in my name. Walau, sungguh,
saya belum tahu siapa yang menjadi pelakunya. Atau apakah nama kelompok
saya (Muslim) akan diseret pelaku teror itu atau tidak.<br />
<br />
Secara
psikologis, ada ketakutan bahwa saya akan disamakan dengan kelompok
–katanya Muslim- teroris itu. Itu sebabnya saya bersegera menyampaikan,
tidak atas nama saya. Mental saya sudah lebih dulu terserang dan saya
harus memertahankan diri. Saya bukan bagian dari teroris.<br /> Padahal, siapa sih kelompok peneror itu?<br />
<br />
Jangan-jangan ini pun setting kelompok tertentu. Mereka demikian pintar
berperang dan ajeg menggunakan siasat Sun Tzu, ‘Bergerak dengan halus,
sampai pada keadaan tanpa bentuk. Berlakulah dengan sangat misterius,
sampai pada keadaan tak ada suara. Kamu akan bisa menentukan nasib
lawan’.<br />
<br />
Saking tidak jelasnya siapa mereka dan seterusnya, dua
milyar orang berhasil dibuat merasa bersalah oleh pelaku teroris yang
belum mengaku berasal dari Muslim ini.<br />
<br />
Di sisi lain, pemberitaan
model Reuters ini semacam menyembur minyak ke dalam api. Muslim di
berbagai dunia semakin melek dengan kemunafikan Barat. Saat satu lokasi
di Barat diserang, Muslim melihat media serentak berteriak, ‘Ini teror.
Kita sedang berperang melawan teror.’ Media lalu menayangkan siapa yang
harus diperangi itu, Muslim.<br />
<br />
Pada hari yang sama, Muslim melihat
Palestina diserang Israel dalam gelombang intifada ketiga dengan korban
sudah ratusan juga, tidak banyak media yang memuat. Begitu juga saat
Rusia atau tentara sekutu Amerika mengebom Siria empat hari lalu, media
relatif sunyi.<br />
<br />
Ini tentu saja tidak membantu terciptanya dunia
yang aman, damai bagi semua. Sebanyak dua milyar manusia dari tujuh
milyar penduduknya akan merasa tersudutkan dan dibuat tidak nyaman
dengan propaganda teror identik dengan Islam.<br />
<br />
Belum lagi jika
mereka melihat pada saat yang sama, tindakan serupa di belahan bumi
Muslim diakui sebagai tindakan memertahankan diri. <br />
<br />
Standar ganda
yang berkeleleran di media Barat ini sangat mungkin menjadi pemicu
sebagian kecil Muslim yang merasa harus berbuat sesuatu atas
ketidakadilan ini. Mereka merasa suaranya tidak didengar. Mereka membaca
kesewenang-wenangan. Saat tidak ada kanal menyuarakan kemarahan itu,
mereka mengambil jalan pintas, mereka turun tangan dengan membabibuta. <br />
<br />
Saya harap, media-media di Indonesia bisa bijak menuliskan berita
tentang teror di Paris. Elemen jurnalistik Bill Kovack rasanya perlu
diingat terus. Kewajiban pertama jurnalistik adalah pada kebenaran.
Kebenaran yang dilihat dari berbagai sisi sehingga utuh fakta itu
dilihat dari kiri, kanan, atas, bawah, ataupun dalam. Jurnalistik juga
harus bisa membuat berita yang proporsional dan komprehensif.
Proporsional silahkan dilihat dari skalanya, jumlah yang tewasnya. <br />
<br />
Sampai saat ini, jumlah terbanyak tewas dalam konflik dunia saat ini
tetaplah Muslim. Jumlah terusir terbanyak tetaplah Muslim. Media
mestinya proporsional menampilkan ini hingga tak membuat korban merasa
menjadi pelaku kejahatan. <br />
<br />
Jika media di negeri mayoritas Muslim saja gagal melakukan ini, apalagi media di belahan bumi yang lainnya. <br /><br />
(Maimon Herawati, Pengajar Jurnalistik Fikom Unpad)<br />
</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-27787213951101686592015-11-19T18:52:00.002+07:002015-11-24T05:16:09.444+07:00Siapa Menuai Untung dari Bom Paris?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pada saat investigasi teror Paris masih berlangsung, logika
yang harus didahulukan untuk mencari kira-kira pelaku adalah siapa yang
diuntungkan dari peristiwa tersebut. Siapa yang paling menuai keberuntungan, biasanya
dia yang berpotensi menjadi pelaku. </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ditemukan paspor Suriah di salah satu penyerang, demikian
rilis Republika yang mengutip <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Fox News. </i>Kemarin,
terbukti paspor itu palsu (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">The
Independent </i>17/11). Penemuan paspor ini menjadi argumen pengunci penolak
imigran Suriah ke Eropa. Berbagai kicauan di sosial media mengecam pengungsi
Suriah yang menurut mereka masuk Eropa untuk meneror ini. Bukalah artikel
tentang bom Paris, bagian komen penuh dengan penolakan akan pengungsi Suriah.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mereka juga menyalahkan Angela Merkel, Kanselir Jerman, yang
membuka perbatasan negara untuk pengungsi Suriah. Mereka menuntut Merkel
mengubah kebijakan pintu terbuka perbatasannya. Mereka juga minta komitmen awal
Uni Eropa untuk menyerap pengungsi Suriah dibatalkan. Polandia negara yang
paling awal menolak menerima pengungsi Suriah sesuai kuota yang ditetapkan Uni
Eropa (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">The Economist,</i> 14/11). </span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Saat ini ada ratusan ribu pengungsi Suriah di Eropa yang
menunggu ditempatkan di negara tuan rumah. Sebagai catatan, hampir lima juta warga
Suriah mengungsi karena konflik dalam negerinya. Dua juta lebih diterima Turki.
Lebanon dan Jordan masing-masing satu juta lebih. Saudi menerima setengah juta,
tapi tidak dikategorikan sebagai pengungsi. Saudi menyebut warga Siria sebagai
saudara yang sedang kesusahan. Sisanya memencar di berbagai negara, termasuk
Uni Eropa. Dari negara Uni Eropa, Jerman penerima terbanyak, setelahnya Swedia,
sedang Perancis bersedia menerima 24 ribu pengungsi (UNHCR.org).<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jumlah pengungsi Suriah yang berlabuh di Uni Eropa memang
tidak sebanyak di Turki dan negara Arab lainnya, tetapi tetap angka yang besar.
Paspor Suriah yang ternyata palsu ini tetap menjadi alasan Barat menolak
pengungsi Suriah. Banyak negara bagian Amerika menolak pengungsi Suriah.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Selain paspor Suriah, ada pengakuan video tanpa tanggal yang
menyampaikan ancaman ISIS pada Perancis. Perancis tidak akan pernah damai dan
tenteram sepanjang terus tergabung bersama militer Amerika mengebom wilayah
penguasaan ISIS. Sehari sebelum teror di Paris, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">New York Times</i> menulis Amerika meningkatkan serangan militer ke
wilayah penguasaan ISIS yang kaya minyak.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Andai ISIS
benar pelakunya, maka Amerika dan sekutu punya alasan jitu untuk menggempur secara
hebat wilayah kekuasaan ISIS di Irak, Siria. Ada pertaruhan besar di sini.
Amerika dan sekutu tidak akan membiarkan setetes darah warga negara mereka
tumpah di tanah mereka. Ada harga diri bangsa yang dipertaruhkan di sini. Dengan
kekuatan Amerika sekarang –tanpa sekutunya- sekali serang, Amerika akan mampu
menumbangkan ISIS. </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Kekuatan
militer Amerika tidak sebanding dengan ISIS. Militer Amerika terbaik sedunia. Amerika
memiliki tentara aktif 1,3 juta orang, 13,900 pesawat tempur, 920 helikopter,
20 pesawat penumpang, dan 72 kapal selam. Anggaran militernya 9000 trilyun
rupiah (610 milyar dollar) pada 2014 jauh lebih banyak daripada anggaran
sembilan negara di bawahnya (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Businessinsider</i>,<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>29/09). Kekuatan ISIS menurut <i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Daniel
Koehler, Direktur Institut Jerman tentang Studi Radikalisasi dan
De-radikalisasi (Girds) berkisar antara 40-50 ribu orang. Angka perkiraan
tertinggi adalah 200 ribu, tapi, ISIS kehilangan banyak pasukannya dalam
pertempuran (</span></i><i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Independent,</span></i><i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">
28/06). </span></i></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Jika Amerika ingin menumpas habis ISIS,
logikanya, tidak sulit menghabisi ISIS sekali gempur. Ingat, militer Irak yang
perkasa itu dihancurkan Amerika hanya dalam hitungan minggu. Kekuatan ISIS
sangat lemah dibanding militer Irak. ISIS dengan mudah akan hancur jika membuat
Amerika dan sekutunya sangat marah hingga memutuskan menumpas habis ISIS saja.</span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Benar saja. Minggu malam (15/11) Perancis
menyerbu Raqqa, daerah dalam penguasaan ISIS. Raqqa dianggap sebagai ibukota
daerah kekuasaan ISIS. Ini penyerangan terhebat Perancis sejauh ini. Operasi
ini dalam koordinasi bersama Amerika dan Perancis (Guardian 16/11).</span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Perancis menggunakan sepuluh pesawat tempur.
Dua puluh bom ditembakkan. Mereka menyerang lokasi rekrutmen ISIS, depot
amunisi, dan kamp pelatihan serdadu ISIS. Sumber militer yang dikutip </span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Associated
Press</span></i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> menyebutkan penyerangan ini
sangat masif dan menghancurkan dua markas ISIS. </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Serangan ini
diteruskan Selasa (17/11). Barat punya pembenaran untuk <i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">melumatkan
ISIS karena bom Paris dan video pengakuan itu. Amerika saja ikut menyerang
konvoi seratus lebih truk minyak ISIS di Suriah Selatan. Anehnya, Vladimir
Putin, Presiden Rusia, berjanji mendukung kelompok tertentu di Suriah untuk
melawan ISIS. </span></i></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Ini tentu situasi yang perlu direnungi. Ada
apa ini? Mengapa Rusia dan Amerika mendadak sepakat untuk ‘memusuhi’ ISIS. </span></i></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; font-style: normal; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-style: italic; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Jika benar ISIS yang menyerang Paris, akan
ada efek domino lainnya. Teror Paris ini menyudutkan muslim sedunia. Muslim
merasa tertekan karena penyerangan itu. Rasa tertekan ini menyebabkan sebagian mereka
menjauhi ISIS.</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;"> </span></i><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Kampanye <i style="mso-bidi-font-style: normal;">‘Not in My Name’</i> bahkan sudah marak di
sosial media. Kampanye ini menolak cara ISIS berjuang. Kampanye ini untuk
menunjukkan pada sekitar kalau mereka secara idelogi bercerai dengan ISIS.</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">ISIS
teralienasi dari komunitas Muslim dunia. Bagi ISIS ini berbahaya karena mereka menyandarkan
diri dari ‘pasokan’ mujahidin dari berbagai belahan dunia yang terpanggil
secara ideologis untuk mendukung ‘khalifah’. </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Siapa pelaku
teror ini sebenarnya?</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Ada
alternatif lain. Jika ISIS yang beroperasi sekarang masih merupakan
perpanjangan tangan CIA dan Mossad seperti yang diisyaratkan Hillary Clinton
dalam wawancaranya dengan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">CNN </i>dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Fox News </i>dan seperti yang diyakini Noam
Chomsky, maka pemaknaan apa yang bisa diambil dari peristiwa ini? Mengapa
Perancis dan Amerika mengebom kelompok yang puluhan tahun lalu mereka latih dan
danai untuk melawan Rusia (dulu Uni Sovyet)?</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Di sini
mungkin analisa lain muncul. Salah satu karakter ISIS adalah sifat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">fluidity </i>gerakannya. Sifat berubah
dengan cepat dan tidak terkontrol. Pembentukan ISIS bisa jadi desain CIA dan
Mossad. Tapi, seiring dengan membanjirnya pengagum dan pengikut ISIS dari
berbagai belahan dunia yang lain, kontrol CIA dan Mossad bisa jadi tidak sekuat
awalnya.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Jika saat
ini ISIS tidak bisa dikendalikan, sedangkan mereka menguasai pipa minyak tempat
minyak Suriah dan Irak mengalir dan menghasilkan 700 milyar rupiah per bulan,
tentu saja keberadaan ISIS jadi menguatirkan. Logikanya, minyak yang sangat
berharga itu lepas dari genggaman.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">Sebagian
tentu akan meragukan tangan tak terlihat CIA dan Mossad ini. Sesuai dengan
karakter operasi intelijen, faktanya akan tersembunyi. Jika faktanya terang
benderang, operasi gagal namanya. Kembalikan lagi saja pada siapa yang menuai
untung dari kekacauan ini semua. Jangan lupa, Desember tahun lalu, Perancis mengakui
Palestina sebagai negara. Agak terlambat dibanding negara Eropa lainnya,
memang. Pengakuan ini membuat Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel,
berang. </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><span style="font-family: "calibri" , "sans-serif"; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">(Maimon
Herawati, Dosen Jurnalistik Fikom Unpad/S2 Kajian Palestina di Skotlandia)</span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "verdana" , sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></div>
</div>
Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-19578984624389603912012-03-20T17:21:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.168+07:00Cappucino Contekan<b>Description:</b><br>Enggan menghabiskan 2,5 pound untuk cappucino Pret a Manger? Coba ini<br><br><br><b>Ingredients:</b><br>Susu murni satu gelas, kopi instan 1,5 sdk teh, gula dan bubuk coklat secukupnya.<br><br><b>Directions:</b><br>Segelas susu, panaskan di microwave...sampai hampir mendidih...<br>Masukkan gula, aduk. Masukkan satu setengah instant coffee, biarkan mengambang di atas susu.<br>Masukkan lagi ke microwave, sampai susu berbuih.<br>Aduk.<br>Taburkan bubuk coklat di atasnya...<br>Rasanya mirip cappucino pret a manger kok....dan murah pula :-)<div></div>Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com9tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-3181963710800135502012-02-02T22:24:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.174+07:00Buku Lama yang Baru<center><a href='http://maimon.multiply.com/photos/album/29/Buku-Lama-yang-Baru'><img src=http://multiply.com/mu/maimon/image/5/photos/29/600x600/1/kover-RDH-jadi.jpg?et=H1Yyh1sKRLVwS26shxyQWw&nmid=518329416 border='0' width='100%'></a></center><br><br><br>Rahasia Dua Hati edisi revisi. Ada tambahan dan pengurangan. Lebih dekat dengan realitas karena amatan 11 tahun akan budaya negeri Ratu Elizabeth (hidup bersama mereka 9 tahun)<br>Sedang proses cetak...Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-63457393412010162992012-01-29T17:24:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.203+07:00TKW? Iya? Bukan? TKW…? Bukan? Iya?<br>Setiap melewati Dubai, saya selalu mendapatkan pengalaman seperti ini.<br>“Kerja di mana?”<br>“Sudah berapa lama kerja?”<br>“Pulang liburan?”<br>Tidak ada masalah. Nilai saya tidak terletak pada pandangan manusia. <br>Yang hendak saya tulis adalah ‘kebingungan’ orang lain ‘menempatkan’ saya pada kepulangan lalu.<br>*Pakaian: Rok hitam lebar di dalamnya celana jins. Baju batik coklat dengan jilbab coklat. Tas kabin yang berisi laptop, e-reader, buku dll.<br>Begitu turun di Dubai tengah malam, saya mencari mushalla. Di dalam sudah ada hampir sepuluh muslimah. Ada yang sholat, ada yang tilawah, banyak yang tidur –walau di sana ada larangan tidur dalam mushala-. <br>Sejam dua jam dalam mushala, saya memutuskan mencari minuman panas sekaligus colokan untuk charger laptop. Artinya, sebelumnya mencari money changer dulu. Uang Singapur dan Amerika yang selama ini menuh-menuhin dompet berhasil ditukar. Jajan deh.<br>Di dalam supermarket, lima pemuda yang ngobrol dalam bahasa Indonesia seakan-akan ‘menempeli’ saya. Entah kenapa. Apa karena saya berani ‘jalan’ sendiri? Sedang mereka berkelompok? Entahlah. Saya memutuskan menjauh dari kelompok pemuda itu karena tidak nyaman.<br>Colokan berhasil ditemukan di dekat lantai berjalan, di gate 223. Strategis karena gate pesawat ke Jakarta di 220. Akhirnya menjelepok (bahasa Minang), bersila di lantai. Keluarkan laptop dan e-reader kindle, letakkan di atas tas kabin dan mencoba menulis satu dua paragraf tulisan ilmiah sambil mendengarkan nasyid melalui earphone.<br>Reaksi orang?<br>Mulai dari lantai berjalan di kiri sampai masuk ke lantai berjalan di kanan, orang-orang merasa perlu menatap, mengamati, memperhatikan saya. Banyak wajah heran, penasaran dan –lucunya- bingung. Kalau heran, hm, cukup beralasan. Perempuan, sendiri…demikian cuek dengan sekitar. Penasaran juga lumayan logis…apa sih yang sedang dia lakukan? Apa yang sedang dia tulis dan dia dengarkan? Nah, bingung….ini yang agak sulit saya cari alasannya.<br>Kenapa bingung melihat saya?<br>Karena pakaian saya seperti TKW tapi tingkah tidak mirip mereka?<br>Hahah.<br>Apalagi ketika dua gadis British keturunan Pakistan ikut bersila di sebelah saya, menggunakan colokan satunya. Karena berasal dari kota yang sama, Newcastle, kami berbincang lumayan seru. Biasa, diskusi tentang wifi –internet addict- dan waktu transit yang lama dan alasan mereka ke Pakistan (menghadiri pernikahan pamannya).<br>Semakin banyak wajah bingung dan penasaran.<br>Bisa jadi karena Bahasa Inggris dua adik gadis ini sangat medok Geordie. Atau bisa juga karena mereka juga tidak masuk stereotip gadis Pakistan.<br>Di dalam pesawat, demikian kental asumsi berdasarkan penampilan itu. <br>Seorang perempuan paruh baya yang duduk di sebelah, begitu menghenyakkan badan, pertanyaan pertamanya adalah, “Kerja di mana?”<br>Saya tergoda untuk menjawab, “Unpad.” Hanya saja, saya mencemaskan pertanyaan selanjutnya, “Unpad itu kota Negara bagian mana?” <br>I am that bad, you know.<br>Demikian juga saat antri keluar imigrasi di Soeta…saya didekati beberapa perempuan yang bertanya bagaimana cara saya menggunakan kartu HP ‘itu’? kenapa kartu mereka tidak bisa aktif sedang saya bisa?<br>Kartu ‘itu’, kartu yang dibeli di Jeddah dan dijanjikan bisa digunakan di Indonesia untuk menghubungi keluarga di tanah air.<br>Hm, lidah saya agak kelu menjawab bahwa kartu saya dari Inggris dan sistemnya bayar bulanan di depan.<br>Lesson:<br>Begitu mudah kita ‘berasumsi’ dalam berkomunikasi.<br>Karena di Dubai…. Jalur dari Timur Tengah menuju Jakarta…wajah Indonesia –apalagi pakai batik dan sepatu plastik- dia TKW. Sikap dan perilaku kepada orang disesuaikan dengan ‘kelas’ tadi. <br>TKW juga ada ‘kelas’…<br>Kelas modern: sepatu boots tinggi dengan jins ketat, baju kaos yang ukurannya lebih kecil daripada badan, rambut diikat, make-up tebal dan dagu yang diangkat. Biasanya jalan sendiri.<br>Kelas sederhana: Baju hitam dengan jilbab biasa. Tidak terlalu terlibat dengan sekeliling. Nampak cukup pede dengan diri sendiri.<br>Kelas tradisional: Baju hitam atau warna lainnya, jilbab kadang berupa mukena putih yang melambai-lambai, berkelompok dengan wajah sedikit tegang atau bingung. Jika wanita muda, biasanya memakai rok/celana longgar tanpa make-up.<br>Melihat pakaian, saya masuk TKW kelas sederhana, hahah.<br><br> <div></div>Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-51293933230245742112010-10-20T17:30:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.189+07:00I am back :-))
FB is good. However I am told that my posting is not good. So, back to MP I am :-))<div></div>Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-64692501656383702822009-09-24T22:27:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.209+07:00Jangan Jangan Kau Bukan Manusia<table cellpadding='0' cellspacing='0' border='0' style='font-weight: bold; margin-bottom: 5px;'><tr><td>Rating:</td><td><font color='#d9c11f'>★★★★</font></td></tr><tr><td width='70'>Category:</td><td>Books</td></tr><tr><td width=90>Genre: </td><td>Nonfiction</td></tr><tr valign='top'><td>Author:</td><td>Irfan Hidayatullah</td></tr></table>Sip dah.<br>BAca buku ini kayak langsung ngobrol dengan Irfan, sang sastrawan muda!<br>Dalam, penuh makna dan menohok nurani :-)<br><br>Cerita tentang bertemu dosen itu bikin mesem-mesem asem. Duh. Dosen :-) Kadang terlalu tinggi menaramu....<br><br>Tipis bukunya, namun, dijamin, banyak maknaImunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-65666577742393680292009-09-24T22:10:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.212+07:00De Winst<table cellpadding='0' cellspacing='0' border='0' style='font-weight: bold; margin-bottom: 5px;'><tr><td>Rating:</td><td><font color='#d9c11f'>★★★★</font></td></tr><tr><td width='70'>Category:</td><td>Books</td></tr><tr><td width=90>Genre: </td><td>History</td></tr><tr valign='top'><td>Author:</td><td>Afifah Afra</td></tr></table>Novel, tentang beberapa manusia: Rangga yang inlander lulusan Belanda, Sekar Pembayun, putri keraton yang cerdas dan pemberontak, Kresna (tokoh yang misterius) dan aye lupa satu lagi tokoh cowoknya, si tokoh kiri :-D Danseorang noni Belanda...<br><br>Ini novel yang bagus untuk mengembalikan ingatan kita akan Solo satu dekade sebelum kemerdekaan RI.<br><br>Afifah Afra piawai menjalin kisah yang berkaitan satu sama lain. Ada cerita tentang nasionalisme, tentang Islam dna perjuangan, tentang azas kemerataan. Ada, tentu saja,cerita cinta.<br><br>Kekurangan novel ini ada pada setting.<br><br>Namun, bagi yang tak terlalu memahami Solo atau Indonesia er 30-an, kekurangan setting ini tak terlalu mengganggu :-))<br><br>kabarnya, sequel De Winst akan keluar sebentar lagi, berpusat pada Sekar di Eropa :-)<br><br>Kita tunggu....Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-59473895462158647632009-08-24T03:56:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.200+07:00WORO sebelum WIRI: PINGKAN IS BACK!!!<center><a href='http://maimon.multiply.com/photos/album/28/WORO-sebelum-WIRI-PINGKAN-IS-BACK'><img src=http://multiply.com/mu/maimon/image/14/photos/28/600x600/1/pinkan-cerah-copy.jpg?et=%2Cnfj01cYoh1W8t4q%2BRkoCA&nmid=277576143 border='0' width='100%'></a></center><br><br><br>DAku mau terbitin ulang Pingkan plus episode tambahan :-)<br>Maap ya bagi yang udah melamar Pingkan.....<br>Keputusan saat ini, Pingkan belum terima lamaran, hi hi hi<br><br>Insya Allah akan keluar cetak pertengahan RAmadhan ini. Harapannya bisa dikeluarkan pada Pameran Buku Pesantren Gontor...<br>Mohon doaaaa dooong<br>AmiinImunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com45tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-5438448163743476412009-08-24T03:07:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.192+07:00Kerjaan Umi tengah malam : Bersahutan Sahur!!<p>Hm,</p> <p>Gimana ya?</p> <p>Senang sih sejak jam 1 pagi dah digedor-gedor untuk bangun. Menjadi Ibu memang harus begitu, hi hi hi. Siapin makan anak-anak dst.</p> <p>Cuman, namanya rumah ala Indonesi gitu lo, nggak kedap suara. Orang tereak di luar, Ibrahim langusng kaget. Hiks. (Dia terbiasa dengan ruangan kedap suara dan kita memonitornya pake Baby Monitor).</p> <p>Udah gitu, kalau menurut bapak-bapak yang baik hati itu daku belum bangun, pagar besi dipukuul keras-keras, memekakkan telinga. (Lucunya, Abi dan yang lain tetap pulesss).</p> <p>Akhirnya, tugas sembari nyelesain tulisan, jika dah digeber-geber, Umi menjawab penuh terima kasih, "Ya, nuhun. Sudah bangun."</p> <p>Sambil berdoa semoga ketika muter lagi sang bapak baik hati nggak mukul-mukul pagar lagi...</p> <p>dan mendoakan kebaikan hatinya....yang bersedia muter, membangunkan ratu rumah tangga supaya bersegera menyiapkan makanan....</p><div></div>Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-56651547987618420472009-08-24T02:53:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.195+07:00Tentang tipu-tipu Dunia Maya<p>Semestinya malam ini saya pakai untuk menyelesaikan proposal :-)) Nggak kebayang nih kalo esok tu proposal belum jadi, hi hi.</p> <p>Saya terjebak cerita tipu-tipu dunia maya. Berawal dari liat PM asal Mak Tian ttg abon dan kacang (mak-mak, biasa. Eh yang mak-mak mah saya. Kalau Mak Tian mah Mamak Mamak). Liat PM Arul ttg tipu cinta di MP. JAdi blogwalking.</p> <p>Beberapa tahun yang lalu, Dianti, sahabat dekat saya, cerita tentang B, seorang keturunan keluarga kerajaan Inggris. B yang muallaf yang mengirimkan uang 150 rb dollar untuk Aceh via salah satu badan PBB. B punya saudara cowok yang cakepnya selangit. B dan kakaknya ini ke mana-mana dikawal karena orangsuper kaya, pewaris super milioner. Oh iya, B sangat fragile. Saya bahkan pernah di sms salah satu adik, yang dengan panik minta saya nelpon B karena B sempat bilang akan bunuh diri. Oww.</p> <p>Saya telpon B saat itu juga ke Indonesia. Dia memang terdengar lemah dst. Intinya mah saya mencoba menjadi telinga B :-))</p> <p>Eniwei, saya tidak menelan bulat-bulat semua cerita ttg B. </p> <p>Pertama: 1. Alamat yang diberikan di London, hm, nggak terdeteksi tuh.</p> <p>2. Foto kakek neneknya yang katanya keluarga kerajaan Inggris, menurut standar Inggris yang saya pahami, sulit masuk kategori rich royal family. Gelas yang mereka pakai aja keluaran IKEA. IKEA gitu loo. Begitu juga keadaan dapur mereka. Dapur standar Inggris aja. Nggak terlihat taste ataupun uang royal familynya.</p> <p>3. Cerita B atau tentang B terlalu bombastis. I don't belive in it. </p> <p>4. B sepertinya melengketi orang-orang tipe tertentu. Saya curiga B bagian dari intel. Hua ha ha. Karena cerpen saya ttg agen intelijen dulu menang lomba (maksudnyah...aye dah riset cukup banyak ttg gerak-gerik inteleijen...walo bukan ahli betul), B cukup masuk kriteria intel, hi hi hi.</p> <p>Ya gitu deh.</p> <p>MEMINTA DENGAN AMAT SANGAT pada seluruh penduduk dunia maya, please, use your common sense. Riset, riset dan riset.</p> <p>Orang bisa dipercaya jika:</p> <p>1. Anda sudah berhubungan keuangan dengannya...dan dia terpercaya.</p> <p>2. Anda sudah bersamanya lebih dari sehari semalam....dan nampaknya baik-baik saja.</p> <p>3. Anda sudah berperjalanan dengannya....dan keliatannya normal-normal saja.</p> <p>* Bicara ttg keuangan, jadi kurang enak hati euy, karena bayar abonnya kelamaan.....tapi, hiks, dakuww sempat lama keluar kota....pulang dari sana dikejar berbagai hal....hu hu hu, jadi baru sempat kirim bayaran abon teh beberapa hari lalu. Secara tinggal di pedalaman dan kalau mau ke atm perjalanan agak jauh. Padahal abon sudah datang sepekan. Mak Tian maaaf ya.*</p><div></div>Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-20352662733034310602009-08-11T12:10:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.170+07:00launching buku yang dah lamaaa<center><a href='http://maimon.multiply.com/photos/album/27/launching-buku-yang-dah-lamaaa'><img src=http://multiply.com/mu/maimon/image/16/photos/27/600x600/1/ihsan-beasiswa-047.jpg?et=RkRUsOLu9v5Usz8GLsQHYQ&nmid=274318747 border='0' width='100%'></a></center><br><br><br>Novel ini sequel Rahasia Dua HAti, launching di Jakarta, Maret lalu.<br>HAnya saja, daku nggak punya koneksi internet yg bagus. JAdi baru sekarang bisa dikirim.<br>Bagi penunggu kisah Tita dan HArry, jawaban ada di novel ini.<br>Terbitan Sygma, (adik dari syaamil)Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com30tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-23476692858545414292009-01-13T12:26:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.171+07:00Salam dari Bukit Tanjung Sari Assalamu'alaikum w w<br><br>Sudah lama menetap di tanah air. Walau masih berasa serba 'baru'....Baru belajar naik angkot yang rajin ngetem....baru membiasakan kaki menjelajahi pasar becek, bauk dan sesek. Baru memulai memiliki penolong di rumah keluarga :-D<br><br>Namun....pembelajaran yang nikmat.<br><br>Ada sisi yang lain...<br>Kehidupan ini lebih 'nyata'.<br>Air mata itu lebih dalam maknanya...<br>Perjuangan mereka itu lebih curam tebingnya....<br>Suap demi suap nasi itu....begitu panjang pencariannya...<br><br>Tiap hari miris melihat beberapa sosok....hampir tak tertutupi kain selembar pun...<br>Menengadah dan menunduk...menatap kaki hitam...kosong makna...<br>Seorang Bapak dengan sampah, tertata menggunung...dengan senyum mengulum...<br>Entah rejeki apa yang disyukuri dari onggokan itu.<br><br>Beratus Ibu, dengan penutup kepala usang,<br>Menggendong bayi setengah lelap..<br>Menyusuri jalanan terik kerontang<br>Membuka tangan....<br><br>Sementara paru-paru mungil itu mengirup racun...<br>Yang akan membolongi masa depan...<br><br>Ah, <br><br>Ada wajah riang ..<br>Membawa petikan kebun kemarin<br>Menawarkan harga yang lebih mahal dan murah<br>Mahal daripada tengkulak...murah daripada pasar..<br><br>Ada kaki dan tangan<br>Yang sigap bergerak<br>Melukis masa depan<br>Dengan keringat dan uban....<br><br>Oh,<br>Ada uang satu milyar <br>Bergerak di jalan kota<br>Menyusur aspal mulus<br>'Satu mobil itu satu milyar, katanya!'<br><br>Dan ada asa dirajut<br>dengan harap..<br>Semoga Allah ijinkan....Allah limpahkan....Allah berkahkan......<br><br>Semoga....<br><br> <div></div>Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com35tag:blogger.com,1999:blog-5512629118342211904.post-59371540826685761152008-07-08T07:27:00.000+07:002012-11-28T12:14:04.198+07:00Pamiit dan Selamat Tinggal<p>Teman semua,</p> <p>Esok sambungan internet sudah putus. Rabu insya Allah kami sekeluarga akan bertolak menuju tanah air.</p> <p>Mohon pamit.....mungkin akan lama tak menyapa dan berkunjung....</p> <p>Mohon doa, semoga kepulangan kami lancar dan tidak banyak hambatan...</p> <p>Insya Allah akan menetap di Tanjung Sari ( 7 km dari Unpad Jatinangor).</p> <p>Ta ra...</p> <p> </p><div></div>Imunhttp://www.blogger.com/profile/03631706193447099016noreply@blogger.com33