Jumat, 03 November 2006

Arik's school council election..







Arik's school council election


Sebelum half term, pulang kerja, Abi menyodorkan secarik kertas.



School council election form.



Arik mengajukan diri sebagai kandidat school council.






Aku asli terlongo. Nggak salah nih?



Anak sulungku cenderung pemalu. Banyak meniru sifat abinya. Walau, akhir tahun reception year, dia dapat Headmistress Special Award, untuk the best confidence apa gitu. Dari sangat pemalu, jadi joining di kelas, kali. Pikir saya.






Ternyata, menurut guru year1 dia, Mrs Greener, Arik tidak pemalu, kok.






Umi Cuma bisa meng’o’.






Aniway, balik ke election.



Saya dan suami ketawa-ketawa di belakang Arik.






School council? Nggak salah nih?



Dalam form, Arik menulis: Reason why you want to be a school council: I want to make school a better place.



Umi nyengir doang dalam hati, bari menambahkan, make it a better place to learn to be good muslim….bla bla bla.






Kita sudah lupa sama form itu. Asumsinya, paling main-main. (Note: Arik belum juga 7 taon!!)






Kemarin, Arik lapor (Atau Abi kali ya), tomorrow Arik has to make a speech.




What? Speech, Arik? What for?


 


 School council.




Asli, Umi takjub. Anak usia 7 tahun disuruh pidato untuk pemilihan school council? Perasaan dulu, pemilihan ketua kelas SD juga nggak dari kelas 1 atau 2 deh.Paling kelas 3 baru ada ketua-ketua-an.






Arik cerita kalau Leon, Skayla, Matthew, dan siapa lagi gitu, said, they would choose Arik.






Hm. Umi mulai was-was.






“So, what are you going to say in your speech?” Semua siap-siap berangkat pagi hari.



“I want to make shool a better place.”



“How?”



“What?” (Mirip ‘whock?’ bunyinya...what geordie gitu lah)



“How are you going to make it better place?”



Wajah tidak suka. “I don’t know!”



Ah well.






Pulang kerja.



“How was the election? Who is the school council? Is it your friend?”



“We don’t know it yet.”



“Why?”



“It had not been counted. Maybe tomorrow.”






Suddenly, I want to put him back inside my womb.






Aren’t they growing up too fast?


10 komentar:

yuni hanafi mengatakan...

hehehe hebat yaa...yg dikira pemalu malah berani....

muhammadku juga pemalu nih...klo dah ada org asing dieem aja padahal klo dirumah sampe nyut2an liat aktifitasnya...

Mimin _nih mengatakan...

Arik udah besar Uni, dia lg belajar banyaaaak hal. BEntar lg dia udah mirip bgt abinya deh.

Yuyu Mulia mengatakan...

Boleh di share isi speechnya Arik, teh??

maimon herawati mengatakan...

Tante Yuni: Nanti bisa kaget sendiri, Mbak. Tiba-tiba, dia menjadi seseorang yang kita tak terlalu kenal.
Semoga Muhammad sana tumbuh dengan lebih baik daripada abang di sini. Ah, lingkungan Muslim semua tetap lebih bagus daripada di sini.

Tante Mimin: Banyaaaak banget. Makanya harus betul2 menyerap cerita dia tiap hari. Kalau nggak, miss one thing.

Tante Yuyu: Nggak bisa, Tante. Umi juga nggak tahu.

mutia handayani mengatakan...

wow!! way to go arik! bravo :) gpp uni, belajar public speaking sejak dini. siapa tau nnt jadi perdana menteri hehe. atau presiden yang tawadhu' dan sholeh.. amin ya Allah...

Fatimah T.Z. mengatakan...

wah...hebatnya arik! sayang gak bisa baca isi speechnya arik :)

maimon herawati mengatakan...

Mbak Mutia: Dia terpilih akhirnya :-)

maimon herawati mengatakan...

Tante Fatimah: Hm, Umi juga 'nggak baca'. Dia juga ngak 'replay' speechnya di rumah. So, nggak tau juga

Imazahra Chairi mengatakan...

Arik terpilih? Huebaaaaaat! Plok plok buat Arik :-)
Mudahan jadi teladan buat teman temannya :-D

maimon herawati mengatakan...

Denger dari gurunya kemarin, geng dia itu: Mathew, Skayla, Leon, Effie....(bul bul semua)
Kabarnya geng ini juga promosi ke yg lain supaya Arik dipilih :-D

My feeling....senang dia belajar bermasyarakat. Agak was-was karena di kelas dia juga ada Khalid, Umar, Khinza, Naim dsb.
Napa nggak ngegeng ke sana, gitu lo
(control freak Umi)