Minggu, 22 November 2015

Ringkasan Sejarah Penjajahan Palestina dan Israel Perampok

Kenapa saya tidak membahas perjuangan Palestina di halaman ini setelah pembantaian terakhir? Karena hal itu sudah sangat sering dibahas di sini.
Titik berdiri saya jelas. Pada 1918, titik dimulainya zionist internasional, dari cacah jiwa hanya ada 2% Yahudi di Palestina. Mereka tentunya turunan 70 keluarga Yahudi yang dibolehkan masuk oleh ke Palestina setelah Jerusalem dibebaskan Umar bin Khattab (ada dalam Umar's Assurance of Safety) dan Sholahuddin Al Ayubi.

(Catat: Saat Romawi menguasai Aelia Capitolina, Yahudi dilarang masuk. Saat pasukan Salib masuk ke Yerusalem pada 1099, mereka membunuh seluruh penghuninya…70 ribu, dalam mesjid AL Aqsa saja Cursader membunuh 10ribu Muslim dan Yahudi...rata-rata ulama dan orang yang memilih hidup dalam mesjid untuk mengajar/belajar...Kalau Yahudi masuk ke Al Aqsa mencari perlindungan (sumber Ibnu Athir dan William of Tyre) terdiri dari Kristen Timur (East Christian, atau Kristen Arab), Yahudi dan Muslim, sampai menurut Gesta Francorum, diari foot soldier Crusader mencatat darah setinggi lutut kuda di dalam Old City.)

Saat Theodore Hertzl menggerakkan pengusaha aktivis zionist untuk membeli tanah di berbagai lokasi di Palestina dan mengirimkan Yahudi pendatang ke sana, pergerakan demografi Yahudi berubah. Pada 1946, mereka 15% dari total penduduk Palestina. Sisanya Muslim, Kristen dll.Oh iya, sebelumnya Theodore datang ke beberapa raja dunia lainnya, mencari lahan untuk dibeli guna mendidikan negara Israel. Jadi, PAlestina bukan pilihan pertama.


Dubes Palestina untuk Indonesia yang diwawancarai Kompas mengatakan hal serupa. "Saat gerakan zionis memulai proyek pembentukan wilayah Israel, mereka menggunakan isu agama dengan mengatakan adanya kerajaan bagi bangsa Yahudi 3.000 tahun lalu. Ini cara gerakan zionis yang sebenarnya sekuler, membawa isu agama untuk meyakinkan bangsa Yahudi untuk bermigrasi ke Palestina. Di Palestina hanya ada 30.000 warga Yahudi saat deklarasi Balfour itu dicanangkan."
Ya, sekitar 15% itu.

Lalu mulailah gerakan teror Irgun, paramiliter Yahudi (Ariel Sharon salah satu komandannya) ke desa-desa tetangganya. Deir Yasin, Sabra Shatilla, Nakba. Perang 6 hari dst dst. Intinya teror hingga warga Palestina melarikan diri dari rumahnya (Central African Republic, any one?), atau pembantaian/genoside. Dua juta warga Palestina berdiaspora saat ini di negara2 Arab, dan sebagian di Barat. Interpal dikelola sebagian keturunan mereka. Sebagian lagi hidup di kamp pengungsian. Hingga yang tersisa di tanah Palestina, mayoritas adalah Yahudi (keturunan Eropa dan Amerika) Israel.

Logis? Yup. Karena penduduk asli sudah diusir paksa atau dibunuh.

Terkait wilayah ini, Dubes Palestina mengatakan pada Kompas, "Ada beberapa kendala, pertama adalah di mana batas negaranya? Kami mengatakan, batas negaranya mengikuti kondisi tahun 1967, sebelum Israel mengokupansi wilayah itu. Menurut batasan ini, Palestina adalah Gaza, Tepi Barat, dan Jerusalem. Itu basis fundamental dari kesepakatan damai. Namun, meski diterima seluruh dunia, Israel menolak mengakui batasan ini."

Bayangkan proses penjajahan itu dengan analogi seperti ini, warga Yahudi Eropa mengajak handai taulannya pindah ke Bumi Parahyangan. (mulai dari 1918). Tadinya satu dua orang, akhirnya menguasai beberapa kabupaten di Jabar (biar mudah kita sebut saja Kuningan dan Bogor). Jumlah mereka lebih sepersepuluh penduduk Sunda. Pada 1946 pendatang Yahudi ini mulai meneror kabupaten sebelah, misal Kabupaten Cirebon dan Cianjur. Membunuh, menjarah. Bahkan pada kasus tertentu, menghabisi seisi desanya (Deir Yasin, ratusan yang meninggal).

Dari Kuningan dan Bogor, mereka secara ril menguasai seluruh Jabar kecuali Sumedang dan Depok (Gaza dan Tepi Barat). Penduduk Sunda kemudian tinggal menumpang di Jateng, Yogya, Jatim. Sebagian lagi berdesak-desak di Sumedang dan Depok. *Provinsi2 sebelah sudah jadi negara baru setelah British Mandate di pulau Jawa pada 1948 (British Mandate adalah penjajahan Inggris dan Barat akan daerah orginal kekuasaan Kehalifahan Turki Ustmani, Sultan Abdul Hamid II).

Yahudi ini juga mendirikan negara Israel di Jabar, mengklaim lebih separuh tanah Parahyangan, hasil caplokan teror2 tersebut.

Apakah penduduk Jabar diam? Tidak. Mereka berusaha merebut kembali rumah dan ladangnya. Hei, bahkan kunci rumah mereka saja masih tersimpan dengan baik. Mereka menggunakan apa saja untuk mengusir pendatang baru dari Eropa yang ditempatkan pemerintahan Isreal di perbatasan Sumedang ataupun perbatasan Depok sekitar.

Maka berjatuhanlah korban, mostly dari pihak warga Sunda asli. Tiap hari ada saja yang terbunuh, ada saja perempuan hamil yang kehilangan bayi karena komplikasi dan tidak mendapatkan bantuan medis cukup di Sumedang. Kadang ada saja orang Inggris yang pemerintahnya punya hubungan baik dengan Israel datang ke Sumedang dan menjadi tameng hidup bagi warga sana yang ingin berkebun, tapi selalu diganggu orang Yahudi ekstrem. Salah satu namanya Tom Hurndall. Kalau Rachel Corrie asal Amerika. (Jika mereka berasal dari negara yang punya hubungan baik dengan Israel, paspor mereka punya nilai lebih. Tentara Israel cenderung ragu untuk membunuh warga negara sahabat mereka).

Demi keamanan mereka dari 'teroris', pendatang Yahudi ini kemudian membangun dinding setinggi 5 meter, selebar 3 meter mengelilingi Sumedang dan Depok. Keluar masuk dijaga ketat serdadu Israel pendatang yang kasar dan kejam itu. Dari Depok menuju Sumedang bisa saja harus melewati 12 pos pemeriksaan, masing-masingnya 4 jam...hingga perjalanan 4 jam tanpa pos berubah menjadi dua hari...

Lalu dalam satu peristiwa tiga anak keturunan pendatang Yahudi ini mati. Maka meradanglah Israel dan mereka mengirimkan pesawat, tank dan alat tempur lainnya ke Sumedang. Melabrak 'pembunuh dan calon pembunuh' itu....Hingga semalam 35 warga Sumedang terbunuh....ratusan luka.

Mana solidaritas warga Parahyangan pada Sumedang? Oh, Israel ini punya perjanjian dengan Jakarta untuk menutup jalan dari Depok ke Jakarta (Rafah Gaza dan Mesir) hingga bantuan tenaga ataupun senjata sulit masuk.

Begitu kira-kira kondisinya....
S2 saya tentang Jerusalem. Disertasi tentang The Latin Kingdom of Jerusalem (Kerajaan salib pertama di Yerusalem setelah pembebasan oleh pasukan Umar bin Khattab). Karena base saya di Skotlandia, literatur lebih banyak berasal dari Barat, daripada Timur.
Selain diskusi sejarah, juga membahas perpolitikan Timur Tengah wa bil khusus Palestina.


Berikut komen2:
Tentang sebagian Muslim yang menjadi polisi di Israel: Bayangkan warga Tanjungsari yang tinggal jauh dari pos militer, hingga 'aman' dari recokan militer. Setelah 67 tahun akan lahir generasi dari dua belah pihak yang 'hanya' melihat kejadian setelah 'penjajahan'...
Wajar jika ada yg kemudian bekerja di lembaga penjajah. Warga di Gaza juga ada yang bekerja di 'Israel' karena situasi hidup di Gaza yg serba sulit.

Ulama dunia sudah sepakat, apapun yang akan ‘membantu’ negara teroris Israel jatuhnya haram, termasuk berkunjung ke Al Aqsa saat ini karena ijin masuk ke Al Aqsa berkaitan dengan imigrasi Israel (uang masuk ke kantong zionist Israel)….Akan tetapi tetap saja ada yang kerinduannya membuncah hingga tetap ke sana.

Lalu bagaimana dengan negara sekitar? Kenapa mereka nampak ‘membiarkan’ Palestina?
Militer Mesir 'diikat' Amerika dengan bantuan tanpa reserved sebanyak ...saya lupa ya...kalau tidak salah 5 milyar dollar. Saya perlu cek angka valid. Tapi, intinya bantuan yang diberikan pada Militer Mesir dengan klausul 'mengamankan' TimTeng...(baca: perbatasannya dengan Israel)...
Israel sendiri negara kecil dengan peralatan militer paling canggih...menerima bantuan dari Amerika paling besar.

Status Kedua:
Terkait edaran status di FB yang demikian 'heran'nya dengan semangat bela Palestina orang Indonesia, padahal menurut mereka, Dubes Palestina untuk Indonesia saja mengatakan penduduk Palestina itu 50%nya Yahudi, sisanya Kristen dan Muslim yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza...Kata pemilik status itu, Dubes ini heran dengan teriakan 'Allahu Akbar' dari orang yang tidak tahu apa-apa dan tidak pernah membantu Palestina tersebut'...Demikian lansir PedomanNews, yang kemudian diseret ke forum diskusi...Garis bawahi, forum diskusi Kompas. Bukan Kompas...Forum Diskusi ya.

Maka streslah yang selama ini merasa kuat keterikatan dengan isu Palestina. Bagaimana ini? Setengahnya Yahudi. Dubesnya sendiri menafikan 'teriakan Allahu Akbar'...Apa salah pemahaman kita selama ini?

Kita runut satu-satu.
1.Status heran itu mengutip tulisan forum diskusi Kompas. FORUM DISKUSI! Bukan berita di media nasional Kompas. Siapa saja bisa masuk ke forum diskusi. Bahasa Minangnya, ota urang lapau....obrolan warung kopi. Derajat infonya gossip murahan. Masih mau percaya isinya?

Sumber ota lapau itu, katanya ‘Pedoman News’. Sekilas lihat, media ini penuh dengan keberpihakan pada capres nomor 2. Reporternya ada 3 orang, redaktur dan korlip masing-masing satu. Bahasa singkatnya, ini media ditengarai masuk kategori abal-abal Eits, jangan sensi dulu. Kalaupun media ini nampak hanya memuat berita capres nomor satu, saya tetap akan mengatakan hal yang sama. Karena media 'sehat' mestinya memberikan porsi pada dua belah pihak. Capres satu dan capres dua. Lalu jumlah reporter yang hanya tiga mengkover semua isu? Hebat sekaleee.

2. Perhatikan kalimat ini, '“Di Palestina 50% penduduknya beragama Yahudi dan sisanya beragama Kristen dan Muslim yang berada di daerah Tepi Barat dan Yerusalem.” Ujarnya.

Di Tepi Barat dan Gaza adanya Kristen dan Muslim. Di luar Tepi Barat dan Gaza, Yahudi...hampir sebanyak dua lokasi ini. Daerah manakah itu?

Maka kita akan dipaksa bicara batas teritori Palestina. Yg mana?
Kalau berdasar peta British Mandate 1920-1948, pemukiman Yahudi tidak sampai 10% dari total wilayah Palestina. Berdasarkan partition plan PBB pada 1947, wilayah Israel dan Palestina hampir 50:50. Kalau berdasar 'tanah ril yang bisa dihuni aman' oleh warga Kristen dan Muslim Palestina saat ini? Maka tinggal 10% saja.

Dari berbagai konferensi pro kemerdekaan Palestina yang saya ikuti di Inggris, mendengar langsung dari mulut Dubes Palestina untuk Inggris, tanah yang diperjuangkan bebas dari jajahan Israel yang berdasar Resolusi 242 PBB. Bukan tanah yang 10% sekarang. Dengan demikian, kalimat Dubes yang pertama '50% warga Palestina adalah Yahudi'...ini logis karena sebagian besar tanah sah Palestina saat ini dikangkangi Israel, dijajah, dikuasai. Diamankan dengan 'outpost' militer yang akan 'menjaga kepentingan' settler' atau warga kiriman negara penjajah di daerah itu.

Lalu 'keheranan Dubes Palestina tentang teriakan Allahu Akbar', bisa saya katakan kalimat yang ditanamkan wartawan media di atas, alias kebohongan publik.

Jika tetap ingin memahami ‘logika’ 50:50, itu begini: 'pusat' pembebasan tanah jajahan ini ada di Gaza dan Tepi Barat, jika kita hanya melihat dua daerah ini saja, maka jumlah Muslim di sini adalah 80%, Kristen 1%, sisanya Yahudi. Yahudi ini saya pastikan hidup di 'pinggir' Tepi Barat dan Gaza...Yahudi kelas ekstrim, yang sengaja tiap saat provokasi dan meneror warga Palestina. Silahkan cek laporan international solidarity movement tentang teror Yahudi ekstrem ini terhadap ...bahkan...terhadap anak kecil yang jalan menuju sekolahnya!!

*
Komen2 saya bawa ke status

1. Perang apakah ini? Perang saudara ....pasti bukan. Karna ini bukan Arab berhadapan dengan Arab. Ini Arab asli berhadapan dengan pendatang Yahudi Eropa dan Amerika.
Perebutan kekuasaan? Juga bukan karena warga Palestina tidak hendak 'berkuasa'...mereka hanya hendak merdeka.

Agama?


Theodore menggunakan sentimen agama untuk mengumpulkan dana zionist internasional...juga menggerakkan Yahudi pindah ke Palestina, walau dalam diarinya, Theodore menulis, 'We will keep Rabbi in the sinagog'...Tidak akan membiarkan Rabbi ikut2an urusan calon negara ini.
Bagi Muslim di dunia, Al Aqsa adalah kiblat pertama....Yang dibunuh dan diusir mayoritas Muslim sehingga 'innamal mukminuna ikhwah' jalan di sini...

*
2. Apakah ini perebutan lahan? ~Give me abreak.
Ada orang menyerbu rumah Anda dengan senjata...malam-malam. Anda sedang tidur. Kaget. Segera menyelamatkan diri hanya dengan kain selembar dan beberapa kunci lemari....
Anda pindah ke rumah saudara, bingung dengan apa yang terjadi. Sampai 67 tahun kemudian, Anda masih belum bisa kembali ke rumah Anda....kunci lemari masih Anda pegang....
Kira-kira ini rebutan lahan (asumsi tak ada pemilik)? Atau mengambil kembali rumah, ladang Anda yang diduduki perampok?
*
3. Indonesia adalah ladang MOSSAD beroperasi terbesar setelah Amerika. Pusat operasinya di Singapura. Selain meletakkan intel-intel di safe house, mereka juga membangun berbagai 'lembaga survey, lembaga penelitian, LSM'....yg tujuannya menggali informais tentang tokoh dan arus utama di Indonesia....mengatur 'suhu' di Indonesia dengan mengeluarkan isu-isu...

Ada mereknya nggak sih safe house tersebut? LSM tersebut? Bahkan manager LSM bisa jadi tidak tahu kalau mereka sudah diperkerjakan intel MOSSAD...
Apa kepentingannya MOSSAD meletakkan operasi kedua terbesar mereka di Indonesia? Sepanjang bisa 'mengatur/mengontrol' mayoritas Muslim di dunia, mereka lebih aman

Silahkan baca buku Victor Ovtrosvky dan yang sejenisnya.
Masih ngeyel?
Coba cek nama Alexander Litvinenko...Gugel saja. Kasusnya bukti ril bahwa agen2 itu masih ada dan aktif, nggak cuma sekedar ada di film James Bond....
Plus MOSSAD jauh lebih canggih dan kejam dibanding KGB...

Keyakinan saya, salah satu operasi MOSSAD di Indonesia ialah mengaburkan penjajahan 67 tahun ini lewat media sebagai isu ‘pertahanan’ diri Israel dari ‘teroris’ Palestina...bahwa ini rebutan lahan...
Miris...banget.
Coba deh bacanya jangan cuma Tempo, Kompas
Baca sesekali guardian.co.uk

Lihat bagaimana 'utang masa lalu' Inggris membuat masyarakat di sana membuat gerakan 'sorry campaign'....meniru gerakan di Australia untuk Aborigin...
Saya hadir di konferensi yang mendebarkan itu saat pengacara internasional, akademisi, politisi (ya, Dubes Palestina untuk Inggris juga ada di sana), aktivis merumuskan step 'sorry campaign' ini.

Menurut Anda, jika ini masalah lahan...jika ini sekedar masalah agama saja, jika ini karena 'teroris' Palestina, orang-orang hebat itu datang ke sana? Membawa ide brilyant, dengan ongkos sendiri? Bagi masyarakat Barat, ada kejahatan kemanusiaan yang kejam di Palestina (Deir Yasin, Shabra Shatila dll). Mereka sudah punya bahan untuk membawa Israel ke mahkamah internasional. Lawyer internasional yang hadir saat itu sudah sampai pada kalimat, ‘We have enough evidence.’ Hanya saja, rencana berikutnya tidak disampaikan di forum, karena menyangkut keselamatan jiwa. Saya yakin di dalam forum ada agen MOSSAD. Pengacara itu, penulis kurikulum sejarah Inggris itu menolak bicara detil karena, ‘Can you guarantee our safety?’

Bagi Muslim, tentu saja ada dua lapis di sini. Pertama isu kemanusiaan. Kesedihan kita membaca seratus lebih warga Belanda meninggal dalam kejadian penembakan pesawat MAS sama getirnya saat mendengar tentara anak-anak di bumi Afrika, juga dengan pembantaian di Gaza. Karen kita manusia.

Lebih dari itu, bagi Muslim, di Palestina (Jerusalem) ada Al Aqsa, kiblat pertama Muslim, tanah suci yang diberkahi. Ada kuburan sahabat Rasulullah SAW di Palestina. Apa perasaan kita jika Ka’bah diisolasi Israel, kita dilarang masuk? Bagian bawahnya digerusi hingga sewaktu-waktu bisa runtuh?

Dubes Palestina untuk Indonesia juga mengatakan hal yang sama. "Apabila seluruh umat Muslim di dunia melawan Israel, maka Israel sudah lenyap dari muka bumi. Ada 1,5 miliar warga Muslim di seluruh dunia. Jadi justru warga Muslim tidak melihatnya dari dimensi agama. Tetapi tentu saja setiap umat muslim berhak marah saat Palestina terusik karena situs suci agama Islam terletak di sini di bawah pendudukan. Umat Muslim tak akan membiarkan Masjid Al Aqsa berada di bawah pendudukan. Ini kiblat pertama bagi umat Muslim, bahkan sebelum Mekkah. "

Jadi di Indonesia, sudah wajar jika agen Zionist yg ingin mematahkan fakta kalau ini adalah perang agama.

*
Lalu Dubes ini dari faksi Fatah...dsb.
Plis deh....Lihat dulu....pernyataan itu ---sama seperti berita tentang doa rakyat Palestina untuk Jokowi---adalah berita palsu.

Terlepas beliau dari Fatah atau Hamas....jangan simplistis. Beliau sudah dikirim resmi oleh Pemerintahan Palestina. Pasti tidak sembarangan mengirim wakil ke negara paling menentukan di kalangan Muslim dunia ini...Ingat! Rekonsiliasi Fatah Hamas sudah dilakukan,...
Ingat, pertemuan strategis Palestina, Turki, Mesir, Indonesia, Malaysia pernah dilakukan di Malaysia....dan you know what happened next...

Pembuktian gerakan 'dunia dalam selimut gelap' seperti MOSSAD tentu tidak mudah....Emang ada plakatnya kalau media ini sedang dibiayai MOSSAD?
Sekali lagi, sudah ada kasus spion yang terbuka ke dunia luas sebagai pengingat mereka masih ada dan terus bergerak....ikuti dan telaah kisah Alexander Litvinenko....saya sarankan ambil sumber guardian. (beberapa hari sebelum meninggal, Alexander masuk Islam. Dalam operasi intelijennya, dia bersentuhan dengan pejuang Chenchen)

Sumber pendapat Dubes Palestina ada di sini: http://internasional.kompas.com/.../Dubes.Palestina.Tak...
Organisasi kemanusiaan yang mewadahi Tom Hurndall dan Rachel Corrie: http://palsolidarity.org/
Website boikot produk pro zionist Israel: www.inminds.co.uk
Jaringan dunia untuk boikot, divestment, dan sanction: http://www.bdsmovement.net/
Salah satu Yahudi yang anti zionist: http://www.chomsky.info/
Website wartawati Amerika yang mengumpulkan fakta lobbi Israel di Amerika, Alison Weir: www.ifamericansknew.org
Alexander Litvinenko case:
http://www.theguardian.com/world/2012/dec/13/alexander-litvinenko-murder-british-evidence-russia

http://www.theguardian.com/world/2013/nov/27/alexander-litvinenko-inquest-secrecy-order
http://www.theguardian.com/world/the-us-embassy-cables+alexander-litvinenko

Victor Ovtrosky: By way of deception thou shall do war:
http://vho.org/aaargh/fran/livres11/OSTROVbywayofdecep.pdf

Tidak ada komentar: