Sejak di jakarta, pandangan apel masuk ke dalam juicer dan berubah jadi ampas menjadi tontonan harian tiap pagi. Ibu Vera selalu menyediakan jus segar untuk Vera, Widi atau Bapak.
Ketika Ibu ke UK menengok Vera (2003 akhir), Ibu kembali menganjurkan supaya saya memulai minum jus segar.
Iya Bu. Berapa juicer satunya Bu?
Masih males. Mikir, ntar sajalah di Indonesia. Pas kehidupan agak 'lega' dikit. Di UK, masih sempit, he he he.
Trus Uni Desti bicara masalah sayur dan buah buat ibu hamil.
Hm.
Belum lagi Febby posting serba jus buah dan sayur.
O o.
Ditambah dengan diskusi dengan fisio dan bidan tentang kondisi badan.
Ya....iya deeeh. Aye cari juicer.
Kebetulan, Abi bawa pulang katalog tipis argos yang isinya diskon barang. Ada juicer! Cookworks. Dari 15 pon, jadi 7,5 pon.
Murah. Murah.
Akhirnya sepulang periksa mata Arik (tiga hari lalu), jalan ke Argos. Dari sana singgah ke market beli serba buah.
Udah kebayang dah jus di lidah. Yummy.
Eh, pas kotak dibuka.... container untuk ampasnya retak.
Yaaaa, mesti dibalikiin dong.
Akhirnya strawberry tinggal diemut satu-satu. Nggak dijus or smothie.
Esoknya jadual ketemua bidan. Nenteng bawaan gede lagi. Tu juicer. Balikin ke Argos, lalu diganti barang yang sama.
Para bocah ikut heboh. Mengerubungi mesin jus di dapur. Sementara Umi dengan cuek memulai persiapan ngejus, tanpa buka manual juicer. (Biasanya sangat patuh dengan pentunjuk manual....kali ini, sok pede. Nggak rumit tu mesin keliatannya. Lagian di Jakarta dah sering liat)
Looo...loooh? What's happen? Kok ampasnya masuk ke kontainer yang mestinya untuk air?
Yeeee. Bingung. Bersihin lagi.
Satu apel setengah....mana jusnya? Celingukan. Yang ada ampas doang.
Looo, kok ada air ngucur dari belakang?
Hua ha ha ha. Dua kontainer yang dipack one inside another, sebenarnya harus dipisah. Satu di depan untuk ampas, satunya di belakang untuk menampung jus.
Addduuuh, Umi sok tau!
Makin semangat. Well, we know now what's the matter.
Dua apel. Sedikit air terkumpul. Tiga apel, hm, lumayan. 4 apel, hampir penuh.
Agaknya ampasnya masih berair. Gimana kalau ampasnya dimasukkan lagi? Bisa lebih banyak jus yang terperas nggak?
Mindahin ampas ke atas slicer.
Setengah memaksa tutup mesin kembali terkunci. Menekan tombol 'on'.
TUSS!
Api memijar. Muhammad terloncat turun.
Jantung Umi melorot.
'There is fire, mi!' Suaranya ketakutan.
Arik dan Wafa menjauh.
'Oh dear'.
'I think I know why it get fire.' Muhammad cuek.
'Why?'
'Because you took the thing from that place and put it in the other place.'
Umi manyun sendiri.
Bau mesin terbakar.
Gimana dong?
Akhirnya cari manual....membaca cara dismantling slicernya.
Aduh, mesin murah.
Nggak ilang semangat, akhirnya nongkrong di depan Ebay, cari mesin juicer...(yang murah namun kualitas lebih baik)
Di akhir hari, dapet mesin baru, Phillips, harganya lebih mahal 10 pon, namun mesin juicer ini dipuji majalah Good House Keeping.
Abi tertawa dan geleng-geleng mendengar cerita juicer itu.
Febby, tularanmu ...permanen kok....
Mari hidup sehat...
Supaya Umi dan anak-anak kuat....