Baru saja chatting dengan adik tersayang.
(Oi, Ra!)
Dari diskusi singkat, banyak mengupas tentang kesehatan ibu dan anak. Terbersit keinginan menulis pelajaran yang didapat dari kehidupan singkat sebagai Ibu di Indonesia, dan kehidupan panjang sebagai Ibu di UK.
Ketika melahirkan Arik dahulu, sejam pertama Arik hidup, bidan menyendokkan susu formula kepada Arik. (Note: Saya lihat membuatkan susu tidak memakai sendok penakar dsb...lebih pakai feeling bidan saja). Saya diperintahkan tidur di pembaringan sampai 6 jam lamanya, tidak boleh bangkit. Selama itu, Arik dipegang bidan, atau Mak.
Melahirkan Muhammad dan Wafa di UK (Muhammad normal delivery, Wafa Caesar), begitu dia lahir, masih belepotan darah begitu, anak dikasih ke saya, dilekatkan ke dada. Judulnya, skin to skin contact. Tujuannya, menumbuhkan bonding Ibu dan Anak, sekalian menenangkan anak, bahwa dia, walau telah keluar dari kedamaian rahim, masih berada dekat Ibu.
Saya notice, baju saya kena darah bujang ini (kalau Wafa, karena diangkat langsung dari rahim, hanya basah air ketuban saja).
Begitu Ibu merasa kuat, maka Ibu disarankan menyusui anak. Saya melakukan itu, ketika masih dalam recovery room pada Wafa. Saat pelan-pelan, pengaruh bius hilang dari setengah badan bagian bawah. Saya menyusui Muhammad setelah Muhammad selesai dites AGRA oleh bidan (semoga nama tesnya masih bener, he he he. Dah lupa).
Balik ke Arik, setiap 3 jam, Arik disendoki susu, dan saya tidak disarankan menyusui Arik, karena "Asinya belum ada kan?"
Di UK, dikatakan, walaupun sepertinya tidak ada ASI yang keluar, namun isapan bayi akan mendorong produksi colostrum, ASI kuning awal-awal produksi. Jadi, penting, bagi seorang Ibu untuk memberikan ASI pada bayinya, secepat yang dia bisa. Karena jumlah isapan bayi setara dengan produksi ASI.
Saya ingat, teman sebelah rumah yang melahirkan sebulan setelah saya melahirkan Arik, diberikan suntik hormon untuk memudahkan ASI keluar. Hormon itu suangggatlah mahal, dan sakit.
Sayang, rumah sakit Indonesia sangat tertarik untuk mengejar keuntungan materi, dengan menutup mata pada fakta, bahwa jika dibiarkan natural, tubuh akan memproduksi ASI dengan sendirinya.
Lagipula, berdasarkan diskusi dengan midwife di UK, sampai bayi berusia 48 jam, dia masih bisa survive tanpa ASI. Karena dia sudah dibekali dengan 'makanan' sebelum lahirnya.
Sehingga, kata bidan UK, lebih baik meneruskan membiarkan bayi mengisap....walau sepertinya belum ada ASI, sehingga menolong produksi ASI, daripada membiarkan bayi meminum susu formula.
Tetangga sebelah tempat tidur saya yang bertekad untuk menyusui anaknya mendapat perlakuan istimewa dari bidan. Bayinya menolak mengisap sampai menangis meraung-raung. Bidan, dua orang, selalu standby setiap 3 jam, mengajar ibu memberikan ASI yang proper. Juga menolong Ibu memompa ASI sehingga, jika bayi sudah menangis 1 jam.....nolak mengisap....maka diambil jalan tengah, memberikan ASI perasan.
Kalau malam, bayinya bergantian dijaga bidan dan Ibu. Dengan Ibu berusaha memberikan ASI langsung.....kalau masih nolak, diambil bidan dan diberikan ASI perasan.
Demikian besar perjuangan tim kesehatan Ibu-anak di UK terhadap penggalakan pemberian ASI sejak lahir ini.
Saya sebenarnya sempat sedih, kenapa bidan di Padang, tanpa bertanya pada saya, langsung memberikan susu formula pada Arik. Besar kemungkinan kolik yang diderita Arik karena pemberian susu formula ini. Ini karena, dua saudaranya yang tak merasakan susu formula tak menderita kolik.
Apalagi ya?
Di Indonesia, begitu melahirkan, selama 6 jam saya disuruh tidur berbaring. Supaya jangan pendarahan, dsb.
Di UK, 2 atau 3 jam habis melahirkan Muhammad, saya dituntun suami ke toilet untuk mandi besar sehabis melahirkan. Jalan kaki loh.
Selama 6 jam pertama habis melahirkan Wafa (caesar) saya memang tetap di tempat tidur, karena belum habis pengaruh bius. Setelah itu, disarankan jalan dengan dipapah, atau pakai walker. Semacam tempat berpegang yang pakai roda. Saya berjalan dengan dipapah suami ke toilet.Sehari setelah operasi (melahirkan Wafa jam 10.30 pagi) saya berjalan sendiri dengan walker ke toilet. Walau dengan meringis-ringis, sih.
Aktivitas fisik ini mempercepat penyembuhan caesar.
Di Indonesia, ketika kembali ke rumah bidan, sepekan setelah Arik lahir, untuk periksa pusar Arik, orang-orang bingung. "Kok, baru sepekan melahirkan, Ibu sudah jalan keluar rumah?"
Di UK, kehidupan berjalan normal, dua jam setelah melahirkan dengan delivery normal. Saya ingat, malam-malam lapar, maka saya jalan sendiri ke patient sitting room, cari roti dan minum panas :-))
Pelajaran yang saya ambil:
Melahirkan adalah proses alami. Sehingga, sebaik mungkin dijalani alami. Begitupun menyusui dan recovery dari melahirkan. Tubuh memiliki kemampuan adaptasi luar biasa. Sehingga, jangan terlalu banyak memakai campur tangan hormon, atau apalah namanya.
Semoga bermanfaat.
Next:
Kesehatan anak deh ya....
31 komentar:
salam mbak imun, akhirnya balik lagi nih...
koreksi nama tesnya APGAR (cari di sini)
alhamdulillah saat ini melahirkan di Indonesia sudah mulai "tega" sama ibu dan anaknya. beberapa RS tidak akan memberi susu formula kepada bayi kecuali ada permintaan, jadi jika bayi kehausan ya terpaksa ibunya menyusui :)
pengalaman citra setelah melahirkan normal juga dibiarkan kok nyoba macam-macam sendiri tanpa bantuan perawat apalagi keluarga (soalnya keluarga gak boleh menunggu di kamar inap)
uni kolik itu apa?
Citra: Makasih, hi hi hi....Iya, Apgar. Inget namanya pas dah posting. Mau ngedit, males, ha ha ha.
Makasih ya.
Alhamdulillah, kalau sudah ada RS yang pendekatannya 'natural' pada proses melahirkan.
Gimana kabar Raka? Udah bisa apa saja?
Intan: Kolik = colic. Sejenis 'unexplainable tummy-ache. Ciri-cirinya, anak menderita sakit perut pada jam tertentu, selama beberapa rentang jam, setiap hari. Dia akan menarik lututnya ke perut, tanda sakitnya di perut. Arik akan mulai meraung-raung sejak jam 10 malam, akan berhenti 3 pagi.
Imun sama Mak bergiliran menunggui Arik. Sempet bingung juga.
Keadaaan itu berlanjut sampai sebulan deh.
Kata ahli anak, kolik bisa disebabkan oleh berbagai hal.
sejauh pengalaman aq melahirkan di UK ama di Indo, hehe..kayaknya memang lebih beradap di UK. Di UK kita diperlakukan sebagai manusia, hehe..kalo disini waduh..no comment deh...:D, padahal sama-sama rumah sakit pemerintah tapi perbedaannya jauh kayak bumi dan langit:). Waktu melahirkan hilmi di RSCM, slang infus aq copot karena pas tidur tanganku bergerak-gerak, bukannya malah diperbaiki tapi aq malah di marah-marahin ama dokternya, " ibu ini gemana sih...bikin susah aja, ibu tau ngak sih..masang slang ini susah, harusnya ibu hati2..bla..bla..bla" (ngomel terus :D). terus...gak boleh ada pihak keluarga yang nugguin diruangan, gak kayak di UK pas melahirkan ruangannya nyaman kayak kamar hotel kelas satu terus cuma ada midwife ama suami diruangan itu, tapi kalo di RSCM satu ruangan kayak barak, diisi oleh 6 ibu-ibu yg melahirkan dengan segala kondisi dan cuma dibatasi ama korden, jadi aq bisa denger dan lihat di depanku ada ibu yg teriak-teriak, disamping kiri kananku ada ibu-ibu yg juga teriak-teriak. pokoknya strrrrreeeeessssss.....berat.Pas selesai melahirkan, selama 3 hari diruang rawat inap cuma tiga kali hilmi di kasihin ke aq buat disusuin, itu pun cuma sebentar, terus susternya lgs bikin susu formula sambil bilang " ibu asinya belum keluar, kasihan bayinya dibikin formula aja ya..".kalo mau ngelahirin di rs swasta, udah mundur dengan teratur duluan seblum melahirkan, ongkosnya boooo....mahal. hehe..kadang sering bermimpi, kapan ya...di negeri tercinta ini pelayanan kesehatan itu kayak di UK :).
Perawat sana lebih dedicated dan meticulous ... kalo disini jadi perawat kebanyak terpaksa ...nggak ikhlas kerjanya
makasih pengalamanya...ada lagi??
sama Uni, di Jp juga gitu, saya 3 jam habis melahirkan di jemput sama suster untuk di suruh buang air ke toilet, juga jalan sendiri, dan di rumah sakit seminggu padat program, setelah 2 hari anak tidur bersama ibu, ya malam ibu harus dorong-dorong tempat bobok anak bila nangis, artinya minta susu ke posko bila susu ibu masih kurang, dan ibu harus nulis berapa ml susu ibu dan susu tambahan yg di berikan. tapi klu ibu capek anak bisa dititip di ruang bayi. Ibu yg di RS nggak bisa seenaknya tiduran, harus kuliah ini dan itu, cara merawat bayi, mandikan bayi, cara bikin susu, senam dan pengaturan kehamilan berikutnya. Padat materi deh,.. tapi di sana bisa ditunggui suami? klu di jp kagak, suami hanya boleh datang saat jam bezuk, habis melahirkan pun suami nggak boleh nungguin, kecuali saat melahirkan suami boleh masuk ikut berpakaian steril.
wah, sharing yang berharga teh...
btw, kita gak ketemu ya di tanah suci? welcome back :)
Teteh.. Yuyu juga ngalamin yang sama. Abis caesar gak langsung dideketin sama baby, kalo nggak maksa, baby juga tetep ngedekem di ruang baby, nggak dikasih ke ibunya. Sempet sedih juga, soalnya baru ketemu Rania sehari setelah operasi. Setelah rania baru lahirpun, cuma diliatin sekilas (dan di antara pandangan mata yang samar-samar..) "Anaknya sehat Bu, perempuan.." disuruh ngekiss.. udah deh, langsung dilariin ke kamar bayi dengan alasan takut anaknya belum kuat hawa ruangan. Tanpa persetujuan juga, Rania dikasi susu formula, nggak pake nanya dulu apa aku mau atau sudah bisa menyusui. Hiks... ngiri sama dirimu, Teh..
Alhamdulillah, dulu saya gak ngalamin gitu di Bandung. Dokter langsung nyuruh saya nyusuin Ilyas, sambil bilang "Setengah jam pertama itu refleks mengisap bayi lagi kuat-kuatnya lho. Keluar-gak keluar, susuin ajah...!" Ilyas juga ditaruh sekamar, dan hanya dibawa ke ruang bayi dini hari (doi lahir tengah malam) setelah ibu saya mendesak, kuatir saya gak bisa istirahat. Kebetulan Ilyas model yang tiap jam bangun... :-( Tapi paginya dibalikin lagi.
Mungkin bedanya sama Maryam di sini, perawat yang nemenin cuma satu, tapi terus ngedampingin selama saya kontraksi (dari pembukaan 7 dst), dan konsentrasinya lebih banyak ke saya-nya (mijitin, mengelus-elus pinggang, memonitor dll). Sementara Ilyas dulu perawat ada 2-3, tapi cuma saat melahirkan ajah, dan lebih banyak ngebantuin dokternya daripada saya.
wuaaah... die langsung posting...!! hehehehe... sekarang ini aku masih keukeuh buat nggak nambah susu formula buat adilia yang udah 6 bulan. secara dia udah makan, dan banyaaaaak...jadi ASI nya pagi dan malam...
Kasihan Iyok.
Semoga nggak kapok, ya Yok. :-))
Cuman, kata laporan independent, Yok, 3 tahun ke depan, fasilitas NHS sekarang (jika manajemen NHS nggak diperbaiki) tidak akan bisa diberikan lagi. Karena defisitnya udah buanyaaaaak....
So, he he he, who knows ....
Rul: Dari sisi gaji, nurse di UK termasuk yang lowpaid juga kok. Cuman ada 'quality control'....ada 'complaint/grievance procedure'....jadi walo punya pemerintah, kita masih bisa minta pelayanan manusiawi....karena, gimana juga, kita bayar tu fasilitas dengan tax. Nggak gratis betulan. Mereka nggak bisa sembarangan, bisa dituntut :-))
Tunggu ya :-))
Semoga, insya Allah, soon, ttg antibiotik dan anak-anak
Padat ya, 'kuliah' jadi Ibu di Jepang, he he.
Di UK, hanya ada dua pelajaran. Diajari memandikan anak, sama kalo tertarik, ikut breastfeeding mum club.
Tapi, sebelum melahirkan ada antenatal class, semacam 6 pertemuan ttg breathing, pain relief, meditasi, tur rumah sakit, dsb. Terserah mau ikut atau tidak.
Di UK, begitu lahir, setelah di tes APGAR, bayi sih langsung sama Ibu. Bayi yang sehat tidur bersama kita sejak jam pertama. Karena susah bergerak pas caesar, saya langsung meletakkan Wafa di samping, hingga mudah menyusui pas malam.
Kalo Muhammad, masih lah ditaruh di boks sebelah saya. Pas mau menyusui, diambil, tapi, ya kadang terus setempat tidur sampe besoknya :-D
Asyik yaaa.
Imun juga nggak jadi ke Al Haramain, hu hu hu hu.
Belum diijinkan Allah.
Visa UK belum dikasih home office.
Ntar lebih 'agresif' saja sama tim kesehatannya. Jelasin saja keinginan dan landasan berpikir.
Teteh, kalo diskusi dengan dokter di Indonesia, sering dimarahi Umak, karena kalo nanya detiiiil, he he he. Sampe, kadang dokter terpaksa membuat 'map' badan untuk menjelaskan kondisi tertentu.
Subhanallah...
Imun juga begitu. Pas Muhammad. Ada satu midwife yang nggak ninggalin sama sekali. Dari awal, sampe akhir.
Kalo Wafa beda, masuk ke RS untuk muter dia, malah akhirnya emergency caesarean. Nggak sempet ketemu midwife atau apa. Dalam waktu 2 jam, berakhir proses melahirkannya :-))
Kalau mema ng masih ada ASI, ASI tetep the best.
Keep it up, Ra. Itu the best thing we can give to them
waaah.. sangat bermanfaat ceritanya ^_^
mokasi yo uniii
iya teh... aku harus selalu percaya diri meskipun kanan kiri udah nyuruh ditambahin susu doooonk. kan ASInya udah gak bagus.... wuiiihhh... kalo gak bagus masa' iya, Allah suruh nyapih di umur 2tahun?
Reni: Sama-sama Reni.
Ira: Bahkan ketika sudah hamil Muhammad, Health visitor (HV)tetap menganjurkan menyusui Arik ( 1 th) kalau masih sanggup.
Ketika Wafa sudah 2 tahun dan akan disapih, HV kagum ada saran menyapih usia 2 tahun di Qur'an. Dia pro sekali dengan ASI. Apapun juga, mau sampai usia berapa, ASI tetap lebih baik, katanya.
ikutan belajar...
kan jadi tau apa yang harus dilakukan klo dah jadi mom ^_^
Alhamdulillah, mona. Persiapan itu bagus
Setuju. Di sini juga di-encourage untuk menyusui terus, sampe 1-2 tahun. Suster temen saya terbengong-bengong dikasih tau, di Qur'an udah dianjurkan nyusuin sampe 2 tahun. Mereka kan baru mulai paling 2 dekade belakangan ini.
Untuk di bawah 6 bulan, kampanyenya, 'Breast milk is not your choice, it's the baby's right."
Saya juga jadi pingin nulis tentang melahirkan dan nyusuin di sini...
Ayo, Uni:-) Ditunggu ceritanya.
Supaya makin kaya pengalaman kita semuanya.
Subhanallah banget mba ceritanya menginspirasikan loh, walau saya blm melahirkan. Namun saya sering baca, banyakkk ibu ibu di indonesia yang pengeennnn dapet perlakuan seperti ibu melahirkan di UK...
Saya aja pengen deh.........
Boleh yah kapan2 tulisan mba ini dijadiin link, klo suatu saat saya bikin tulisan ttg ASI....??
Silahkan Mbak Weendee. Alhamdulillah jika bermanfaat buat yang lain.
Kita memang harus lebih proaktif kalau di Indonesia. Banyak tanya, banyak cari info sendiri, crosscheck sama dokter atau siapa yang menanganni kita. Cuek ajalah kalo dianggap cerewet.
Imun termasuk yang selalu mencari tahu nama ilmiah diagnosa, kandungan obat yang diresepkan dsb. Jadi, ya, bisa nyebelin yang merawat, he he he.
Pengalaman, pas Umak dirawat kanker, dari UK, Imun komununikasi terus dengan dokter yang merawat Umak. Mulai dari diskusi side effect obat Umak, pilihan chemo dsb. Dokternya keliatan antusis juga memberikan info. Nggak pelit data.
mbak... tulisannya sy kopas y... sy canyumin sumbernya kok. biar orang orang lbh yakin klo di LN, ASI udah digalakkan. makasih... n salam kenal
okeeee
mba maimon bs dihubungi untuk share pribadi kah kl mau tanya2?kebetulan saya skrg di UK, dan sy blm tau apapun ttg proses melahirkan dan pengalaman melahirkan disini. saya mita, hamil 7 bulan mba, dan baru sampai di UK. trmksh
Posting Komentar