Senin, 20 Maret 2006

Beruntungnya Hidup di Luar Negeri 2

Sir Thomas Bertram (Mansfield Park) berkata: 'Anak yang dibesarkan dengan keprihatinan dan pendidikan moral, lebih berhasil menjadi manusia yang utuh daripada anak yang dibesarkan dengan fasilitas dan kemudahan'.


Dan memang, sejarah manusia-manusia besar, seperti para nabi (Rasulullah SAW yatim piatu, pengembala biri-biri, anak angkat dst: Nabi Musa dari kelompok minoritas: dsb) atau pemimpin dunia berasal dari keluarga sederhana dengan pendidikan moral terjaga.


Ada dua resep mencetak pemimpin duani:


1. Kesederhanaan


2. Pendidikan moral


Itulah yang membuat saya dan suami memutuskan bahwa anak kami akan dibesarkan dalam kesederhanaan. Bahwa membuat mereka sadar akan sebagian besar manusia di dunia hidup dalam kekurangan, lebih baik daripada menuruti semua permintaan mereka. Seperti Arik minta 'why don't we have a car like Husna?'


Once a while mereka dibelikan baju baru. But for most, kami membeli baju di pasar loak a la Inggris.


Mainan mereka sebagian besar juga dibeli di pasar loka. Buku apalagi. Hanya satu dari 30 items yang dibeli baru.


Dan mereka sadar, yang penting bukan beli di mana, tapi fungsinya.


Kami beruntung, karena di Inggris belanja ke pasar loak adalah biasa. Belanja ke charity hop adalah biasa. Tidak ada 'image' rendah karena itu. Lain hal di Indonesia. Di mana, (Mak membelikan saya sepatu di pasar burung Padang) pasar loak adalah kelas lebih rendah :-(


Kami beruntung karena bisa menjaga anak-anak dari 'nangga'. Karena tidak biasa di sini membiarkan anak main ke rumah temannya, pun tidak biasa juga membiarkan teman mereka main ke rumah. Kecuali sebelumnya sudah janjian.


Dengan demikian, walaupun mereka sekali dua melihat PSP, atau game di komputer, tidak sampai membuat mereka merengek-rengek minta dibelikan PP atau games :-) Alhamdulillah.


Dengan demikian, saya bebas menstimuli otak yang sedang berkembang itu dengan buku, dengan alam, dengan cerita :-))


Alhamdulillah.


Alhamdulillah, karena kemahalan biaya, kami tidak mampu punya 'khadimat' alias pekerja domestik di rumah. Semua dikerjakan sendiri. Mulai dari belanja bahan masakan mentah, sampai memasaknya, dan menyuapkan kepada anak.


dengan demikian, tidak ada masa anak bersama orang lain. Hingga, kami yakin, apa-apa yang mereka dengar, yang mereka serap semua sudah difilter :-)


Ada saja pilihan untuk memasukkan mereka ke nursery pemerintah. Namun, sebisanya, kami menjaga anak di rumah. Tidak apa tidak punya uang lebih, namun anak selalu melihat dua wajah yang mencintai mereka dengan sepenuh hati.


Membiarkan mereka bersama orang lain (apalagi yang digaji...di mana kecintaan mereka belum tentu seikhlas kita) bagi saya agak mencemaskan. Bagaimana jika mereka tidak nyaman?


Anak memiliki perasaan sangat halus. Mereka sangat tahu mana-mana senyum terpaksa, mana-mana cinta sepenuh jiwa.


Dan menyirami jiwa mereka dengan cinta, lebih berharga daripada membelikan mereka mainan baru dan bagus.


"I love you very very much Umi...every day I ilke you"  adalah 'gaji' yang tak ternilai harganya.


Semoga, kembali ke anah air, kesederhanaan itu tetap terjaga :-)) Walaupun kembali ke tanah air = kembali kepada dunia menulis....dekat dengan pembaca Muthmainnah :-)) (*!"@!!)


Sungguh, menjadi Ibu di rumah sangat berharga.


Tell me that I lost my fighting spirit, I care none of it (I know that I can be anyone I want, bi'idznillah) tapi, menemani mereka, sampai mereka tak perlu ditemani lagi adalah pilihan :-)


 

31 komentar:

Tian OT mengatakan...

subhanallah, anak-anak yang shaleh adalah harta tak ternilai harganya, dibanding apa pun. :D

maimon herawati mengatakan...

betul Mak.
it is time to resign. Selfish sekali, rasanya kalau Imun masih mikirin ambisi pribadi. Jadi wanita berkarir sesuai dengan pendidikan Imun. Yes, I can earn 8 millions a month, i don't think it is diffficult for me. I can speak English. I have many experiences working with many kinds of environtment. I have master degree. (Abroad). I can write well both in Indonesian and English. I can have the world :-))
Tapi, mendampingi mereka bertiga, saat ini pekerjaan utama. Even,if I have to be on the shelves after it, good for nothing. What do I care.

'Titin Fatimah' mengatakan...

subhanallah.... salut dengan tekad dan kebesaran hatimu Mbak.... ^_^
betapa beruntungnya anak-anakmu memilikimu :-)

maimon herawati mengatakan...

hiks,
Imun yang sangat beruntung diberi amanah mereka, Mbak Titin.
Melihat buku suci itu, masih bersih belum tertulis apapun. Melihat wajah penuh cinta itu...
terutama mendengar doa-doa mereka...
Doa yang tidak akan ditolak Dia

yuni hanafi mengatakan...

mba imun....prinsip2nya sm ky kami,wlopun ada kesempatan utk berlebih tp kesederhanaan ttp penting.dan lingkungan jugamendukung,gak tahu deh klo diindo ...semoga bisa menjaga prinsip2 ini.....saling mendoakan ya mba.aku juga merasa lebih mulia mjd perawat bg anak3ku wlopun klo mau ngejar cita2 dan karier aku bisa berdalih bhw perawat itu mulia utk umat dll.tp amanah anak3 adl hal yg mulia dan utam.

maimon herawati mengatakan...

iya Yun..
Usia di bawah 10 tahun, kalau bisa mereka pergi sekolah liat Umi, pulang sekolah ada Umi...
Atau Abi..
(Saat ini, untuk 2 bulan mendatang, Imun memang kerja fulltime. Namun, gantinya Abi mereka yang menjemput mereka pulang sekolah dan menemani sore hari mereka)

ummi nida aufal mengatakan...

hmm...*menyimak dan mencerna* :D

Rahmadiyanti R mengatakan...

Sekarang di Indonesia (esp. Jakarta) beli barang bekas udah gak dianggap kelas rendah lagi, Mun. Ntu tu, sejak Singapur, Jepang, dll "buang" baju bekas ke sini. Harganya murah, dgn kualitas masih layak. Jadilah di Senen sepanjang jalan itu penjual baju bekas, juga sepatu, tas, dll. Tapi efeknya ternyata berimbas pada produksi garmen dalam negeri yang terganggu dgn baju2 bekas dari luar itu. wallahu'alam sejauh mana gangguannya.

Kalo dulu daku suka beli buku & majalah bekas, ampe sekarang seh, hehe. Karena uang saku terbatas, so beli yg bekas aja. sampe dikenal banget ama pedagang buku bekas di jatinegara so suka dimurahin gituh :D.

Setuju mun, anak2 kudu dididik sederhana. Sederhana toh bukan berarti lusuh, tapi bagaimana dia bisa memaknai hidup bahwa tak semua orang mampu, sehingga kalaupun dia berada, dia gak "semena2" dengan hartanya. Tetep tawadhu en zuhud, hartanya lebih banyak dimanfaatkan untuk orang lain juga.

Dina Sulaeman mengatakan...

salut deh ama Ni Imun, berani punya anak 3 di negeri orang, saya satu aja udah kerepotan setengah mati :D Sekarang berani nambah krn ada rencana pulang segera :))

prajuritkecil tak bernama mengatakan...

huhuuuhuuhu..jadi pengen idup di luar aja... *halah*
kalo ngeliat gimana muhammad tumbuh dan berkembang... (dengan ibu yang stay di rumah aja) ternyata gak gitu ngaruh teh...mungkin orang tuanya juga harus belajar lebih banyak lagi kali ya...??

seli naswati mengatakan...

..Amin...turut mendoakan...D

maimon herawati mengatakan...

hmmmm,
(sembari mikir, Adik aye sedang nyimak apa ya?)
Eh, teteh udah beberapa lama ini rutin nelpon Abang dan Teteh!!

maimon herawati mengatakan...

Tepat De!!
Pas! Yang akan kita 'nikmati' bukan yang berapa kita spend....(Adduh apaan spend? Aye asli lupa) Oh iya, belanjakan untuk kita. Tapi, berapa yang kita 'berikan' untuk Allah.
Mari membelanjakan sebanyaknya untuk morgage surga.

maimon herawati mengatakan...

Dinaaa,
betul loh, punya anak 1 repooot banget. Namun punya dua anak, kurang repotnya. Insya Allah, punya tiga makin tidak repot.
Dan ini bukan ngarang. Pengalaman pribadi :-))

maimon herawati mengatakan...

hi hi , ini Muhammad UK atau Muhammad JKT?
Iya, ortnya harus punya misi yang jelas. Anaknya mau dididik kaya apa.
Harus mau terus menambah ilmu parenting.
Dan utamanya, membawa anak ke dalam dunianya.

maimon herawati mengatakan...

Kabulkan lah ya Yang Maha Mulya

ummi nida aufal mengatakan...

Abang dan Teteh sapa Teh?

maimon herawati mengatakan...

Bang Dedy (Uts. Ubaidillah Junaidi) dan Teh Ike.
MAsih inget?

Ibu Maryamilyas mengatakan...

A good choice Imun...
Kalau saya sebelum kawin malah praktis nggak punya ambisi apa-apa, orang-orang yang berharap banyak dari saya. Setelah punya anak, ambisi saya muncul karena anak, dan jadinya untuk anak. Well, kadang suka melemah juga (hiks!), thanks jadi dingetin...
Semoga kita semua bisa jadi ortu yang baik yah, yang mengantar anak-anak ke gerbang jannah, dan semoga, jika kelak mereka tidak perlu ditemani Mun, mereka akan menemani kita yang udah renta nanti... Amin
*jadi terharu*

ummi nida aufal mengatakan...

lupa lupa inget :D
lebih inget lagi sama ust. Darlis and istri, abis ust. Darlis sering ngebodor dan pernah ngajar tahsin utk guru TPA AL Huda Jatinangor heheheh

zainur rofikoh mengatakan...

Sangat setuju.......
Subhanallah....... semoga kita bisa istiqomah & beriktiyar seperti itu :)

zainur rofikoh mengatakan...

Subhanallah..... ini pula yang Abi Auliya tekankan pada keluarga kami kak ......
"Walaupun kita mampu..... biasakanlah hidup sederhana & prihatin.......tangan-tangan ummi yang menjadi tidak halus lagi karena mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga sendiri..... itulah pahalanya"........ Allahu Akbar.......indahnya...... :)

Dian Dewi mengatakan...

Mbak Imun,

Saya Dian, nemu multiplynya mbak dari multiplynya mbak Santi. Saya dulu juga tinggal di Inggris. I believe kita dulu pernah share kamar semalam waktu si Arik masih usia 1 thn (dan nangis kalo ditinggal mbak Imun keluar kamar)... itu mbak di manchester wkt ceramah pendidikan. Nah ... saya lupa dulu tuan rumahnya siapa ... mbak Nina kayaknya (wajahnya terbayang di pelupuk saya, ttp namanya rada2 lupa). Yg anaknya cowok semua.

MSh di newcastle ? Saya di Houston, nemenin suami ambil S3. JAdi kangen UK nih saya ... semua orang pada hidup sederhana ttp akrab ya. True friends I believe. Di Houston lebih beragam mbak org Indonesianya dan kehidupan di US jauh lbh materialistik dibanding di UK.

Puncak negara yang materialistik itu memang US kayaknya yah. KElihatan sekali orang2 disini pada kerja keras (workaholic) utk uang. Kl yang punya uang banyak juga rumahnya segede uangnya (atau segede creditnya ? We never know ....average consumer debt in US household is 8000 dollars ... dan ini nggak tmsk mortgage and car payment).

Disini nggak ada carboot sales (which I truly love), ttp adanya garage sales dan utk buku ada library sales. Anak saya happy belanja second hand of everything soalnya emang kita aktif berpartisipasi disitu ... hampir semua perabot rumah hasil hunting di garage sales, dari dikasih orang (free!) plus hasil buatan sendiri. Saya bikin korden, bed sheet, duvet cover, diaper anak, sofa sheet dari bahan murah (beli di walmart) atau hasil berburu di garage sale.

Nah .... kalau kita punya 20,000 dollar utk mendekorasi rumah (dan mau ngebuang 20,000 dollar).. jelas lah bisa beli yang baru dan bagus2 dan matching. Ttp krn saya tidak mau ngebuang 20,000 dollar dan emang nggak ada uang (he he he), mk mesti kreatif dikit utk mendekor rumah supaya cosy gitu. Walhasil rumah saya punya a lot of character ... :). Ndak matching maksudnya. Ada yang perabot modern, ada yang tua, ada yang bikinan sendiri. Ttp asyik lho mbak berburu begitu. Murah dan menumbuhkan kreativitas ... uhmmm stimulating begitu. Dibanding pergi ke ethan allen showhouse .... :).

Iya mbak ... enaknya tinggal di LN krn kita bisa cuek nggak usah keeping up with the Joneses. Baju saya buanyak yang usianya 10 thn ke atas. Saya mah nggak peduli. Kl di Ind kan rada2 digimanain kalau kurang modis. Tergantung lingkungan juga kali yah.

Sekian dulu deh komentarnya.

Wassalam
Dian

maimon herawati mengatakan...

iya Mbak.
Alhamdulillah suami juga seide

maimon herawati mengatakan...

waaaa,
pas seminar pendidikan itu, adduh, lupa banget euy...
Mbak Dian dulu di mana?
Iya Teh Nina dan 4 jagoannya...@
:-))
Udah berapa lama di USA Mbak?

Imazahra Chairi mengatakan...

*menerawang* mempelajari kesabaran dan keikhlasan Teh Imun dalam membesarkan anak2nya, Subhanallah!
*teh masih inget aku kan? kita sempet ngobrol bareng di atas geladak Dewa Ruci* :-D

Dini Kuswidiani mengatakan...

uni....kebayang deh ilmu parenting uni udah banyaaaaaaaaak bgt...sering2 share yg bgini ya ni...spy kelak klo bs jd bekal utk jd ibu...siapa tau nnt sy jg tinggal di luar negeri bareng suami dan anak-anak...( pgnnya mah...;)

maimon herawati mengatakan...

Ima, masa lupa...(nyengir).
Nggak akan lupa lah...

maimon herawati mengatakan...

Teh,
Allah maha tahu, ilmu imun mah kueeccciiil..belum apa-apanya.
Praktek juga masu belepotan.
Minta pertolongan sama Allah, semoga amanah ini menjadi hamba-Nya yang sholeh/ah...walau dengan didikan seadanya..

Imazahra Chairi mengatakan...

Kok nyengir siy Teh :-(

maimon herawati mengatakan...

Abis, ah, Ima...
Masa semudah itu aye ngelupain sodara :-))