Saya paling suka pelajaran Fisika dan Matematika. Biologi juga demen, pas kelas dua. Cuman, kalau sudah harus menghapal segala nama latin binatang atau apapun, saya nyerah. Jadi, agak nggak suka Biologi. Tapi, Matematika, dan Fiska? I just loved both lessons so much. Enjoylah dengan segala PR dan ujian.
Namun, sampai ke Kimia....
Ugh. Asli, sebel bin dengki, hi hi hi.
Berusaha cinta....tetep aja mangkel. Sampai ke ubun-ubun...Hingga, kalau sudah datang jam Kimia (kelas 3 SMA nih), saya selalu berusaha cari alasan untuk keluar kelas. Mulai dari rapat Kopsis, latihan PMR, dipanggil untuk mengobati orang membuka ruang kesehatan, sampai yang paling jelas ngibulnya,....melayani pembeli Kopsis. Ha ha ha.
(Note: saya ketua Div. P3K PMR....bertanggungjawab pada runag kesehatan dan tim kesehatan setiap upacara....baca: selama 2 tahun tidak pernah berbaris upacara....adanya duduk di kursi empuk dokter di ruang kesehatan, uhuy...
Saya bendahara Kopsis, dan bagian Humas Bina Remaja...sengaja lah cari tugas.)
Ibu guru Kimia sudah hapal dengan perilaku saya. Beliau masuk, saya berdiri.
"Ya Maimon?"
"Permisi Bu. Ada...." Apakah rapat....atau apa saja yang kebetulan bisa dipake alasan.
Sekali, beliau takjub saya tidak minta ijin. "Nggak keluar hari ini Maimon?"
"Tidak Bu." Jujur, memang tidak ada apa-apa yang bisa jadi alasan. Mau ngibul, nggak mau dosa. Terpaksa diam di dalam kelas.
Teman-teman sekitar pun jadi heran. Sampai salah satu teman dekat, di akhir pelajaran mendekati. "Rajin amat nyatat pelajaran barusan, Mun? Pinjem dong bukunya."
Hua...Saya mah bikin cerpen di buku tulis...bukan nyatet pelajaran.
Eniwei, segitu sebelnya sama Kimia, pas Ebtanas, satu-satunya nilai di bawah 6...apalagi kalau bukan Kimia. but, the truth, saya sendiri tak percaya ketika melihat nilai Kimia saya 5 koma something. Kok masih bisa dapet lima sih? Heran bin ajaib.
(Saya berpendapat itu asli pertolongan Allah. Jika mentok di multiple choice, nggak tau jawabannya apa, saya melakukan 'ijtihad' sendiri. Tutup mata, angkat pena, bertakbir dan menjatuhkan mata pena ke kertas. Mana huruf yang paling dekat, itulah jawaban saya. Really a stupid way to answer any test, but it worked!! Fiuh)
Allah Maha Tahu...Ealah, saya malah menikah dengan dosen Kimia...yang tergila-gila dengan hal satu ini. Sampai, agaknya,...kalau sedang sebel dengan saya...beliau pun mengingat rumus-rumus Kimia. Ha ha ha.
Lebih tragis lagi, ketika di UK, saat kerja sebagai petugas kebersihan di sekolahan, saya malah ditawari jadi asisten Lab Technician.
What? Me? Me? (Tengook kiri kanan)
"Why don't you give the job to mys husband, then?"
Tapi, boss lebih milih saya.
Jadilah, tahun lalu saya apprenticing assiten lab technician. Bikin solution, nyedian mortar practical, rusting experiment etc. Sebagian besar saya suka sih. Karena banyak bicara molaritas, satu-satunya bagian Kimia yang saya suka dan saya kuasai (nyengir)
Ketika tiga pekan lalu, teknisi lab yang saya tolong selama 4 bulan masuk rumahs akit, otomatis telunjuk mengarah ke saya. "Will you able to help?"
O o o.
Kalau cuman disuruh-suruh mah aye kagak takut. Ada Teknisi yang mnegawasi. But, alone? Menghadapi segala zat aneh-aneh itu? Tak tertutup kemungkinan segala carcinogens chemical? Segala toxic fumes? Segala explosive material? Wayaiii
Tapi, bayangan pound lebih menggoda...
Ya, iya deh....
Sudah dua pekan hari-hari saya penuh dengan segala zat kimia...not mention nama-nama yang aneh. Misal wire stirrer? Saya belum ketemu sampai saat ini. Potassium dichromate VI....very toxic!!! Bisa bikin kanker. Clorine gas....toxic!! Suphuric Acid...corrosive...
Suka? Well, ofcourse. Ini chalenge...Bisa menggunakan otak...
At a long last, it down to me, that I am not that hopeless in chemistry. Coba aja, kesadaran ini datang 13 tahun yang lalu....I might not go about finding false activities. I would be happily sat on my chair, hanging to every word my Chemistry teacher said.
Alas.