Setiap Desember, saya dan suami selalu ketar-ketir. Suasana Natalan yang sangat kental disekolah. Ada play, party, ada pantomime...dsb. Di nursery Muhammad bahkan ada Christmas corner. Dua tahun lalu, saya merumahkan Arik 2 pekan sebelum natal.
Tahun ini, karena teaching assistant di kelas Arik muslimah berjilbab,saya berusaha diskusi dengan dia tentang keberatan saya jika arik diikutkan dengan acara natalan.Ops, jawabannya, persis sama dengan tahun sebelumnya. "The rule is there is no exemption. We celebrate all religion festival. And children are asked to join in order to teach them to be tolerant and bla bla.'
Saya mendekati guru Arik. Menyuarakan hal yang sama. Jawabannya juga sama. 'To be tolerant'.
"You see, I am not trying to teach my children to hate Christian or whatever...We love Jesus. We believe what he taught came from the same source. But, I want my children to see it the way i want them see it. Not to puzzle them with the other way".
"Yes, But you see. The school rule is...." on and on tentang rule...
"I might opt for him to stay at home."
Gurunya kaget. "You may. But then he will be classified as absentee."
E ge pe.
"Will it be possible for me to see the kind of christmas activities and the hours they are held?"
"I will have to come back to you later with the paper."
Yang juga tidak ada....
Sebenarnya, saya berusaha mencari teman seide.
Pulang sekolah pagi itu(sebelum percakapan dengan guru Arik|),saya mendekati sister bercadar.Ada banyak juga sister dari Pakistan dan banglasdesh yang pakai cadar, hitam-hitam.Tentu dia termasuk yang tidak akan rela jika anak kita ikut perayaan natal.
Kalau parents yang lain, biasanya acuh wee.
Bayangkan, Arik dapat kartu natal dari Maryam,Khalid, Umar,Ibrahim,dsb(Selain dari Junaye, Effie,Bob). Gimana nggak melas.
Saya dekati dia.Setelah basa-basi,saya mengemukakan keinginan saya untuk membuat grup parent opting out of christmas celebrating.
"You see, I feel that we have to voice our opinion together, because...."
"I am not speaking English. I am Bangladesh." Dua bola mata itu nampak tersenyum.
Yaaa. Akhirnya sekedar salam dan bye-bye. Nyengir aja deh. Sembari mikir juga...how can she survives...so far without English?
Esoknya, saya mendekati orangtua Khalid. Dia dari Mesir. Pakaiannya sehari-hari jins,fleece jumper, kets,dan jilbab unyil. Dia baru saja mendaftarkan jenis makanan yang akan dia bawa untuk Chrismas party kelas Arik.
"What will Arik bring for party?"tanyanya.
"Nothing."
"He is not coming?"
"No."
"Why?"
Bilang tidak? BIlang? Tidak? Dia tersinggung gak jika saya omong?
Lama saya tatap dia. "It's haram,sister."kata saya pelan.
Dia langsung berhenti jalan. "What?"
Saya jelaskan fatwa ulama eropa blabla bla.
"Astaghfirullah....why did not you tell me before?Ya Allah! I don't know! I wish you tell me before."
Saya meringis. Adduh deh Mun! Karena ngeliat tampilannya kan? Ternyata....
Siangnya saya bawakan buku fatwa itu. Diskusi semakin berkembang. Dia pikir, kalau orang dewasa yang ikut celebration, itu haram. Tapi kalau anak-anak, boleh.
"But ukhti, i know they are underage. Are not obliged to do wajib thing such as sholah. But, isn't it part of our 'tarbiyatul aulad'? To show them what is the true and the right thing from the beginning?"
Dia baru aware...
Kita bicara setengah Inggris,...setengah pakai term Arab...
"Buku itu bahkan dicetak dipercetakan kota suaminya!! Zainab something.
"I will ask my friend to get me this book."
Alhamdulillah.....Allah jugalah yang membukakan hatinya.
Eniwei, Arik dan Muhammad akhirnya saya rumahkan sejak sepekan lalu. Siang tadi saya ditelpon 'family liasson officer' Mrs. Ahmad, menanyakan Arik dan Muhammad.
"Arik had a high temperature. So, thinking that he might bring with infection to school,...bla bla." 3 Hari Arik memang minum paracematol. Tapi Muhammad is okay.
"Is there any problem with Christmas?"
Ooo, here we go...
Ya udah....I poured my heart out...ttg guru yang nggak komunikatif...dst...
Akhirnya, beliau janji kita ketemu lagi next term...
"We don't want the children to be left out of school, you know. Easily we can discused it. Arik can be given something else to do...if there is a christmas event in his class.. It will be difficult for the small one.But,as we say, Arik will be okay."
Napa nggak dari kemarin2 atuuuh.
Grrr.
Mrs.Ahmad, janji ya...anak-anak aye kagak dipaksa ikut natalan.
21 komentar:
duuuh..miris ya Teh
tapi, teteh memang di UK-mayoritas kristen, lha kalo yg di Bahrain itu lho...kata temenku yg kakaknya tinggal di Bahrain, anak2 diminta menghias pohon natal, gag liyat muslim or not...:(( entah sekarang ya..
Tolerance.... sebuah kata yang sepertinya selalu dijadikan alasan oleh kaum nasrani supaya kita ikut merayakan natal....
dan kebanyakan dari umat muslim sendiri belum tahu bagaimana menyikapi hal itu...
he..he..he.. saya malah jadi bingung....
Iya Ni.. sebatas apa kita punya batas toleransi sebagai kelompok minoritas...? kadang juga rada bingung,
Misalnya ada kegiatan voluntir menghias pohon natal dan yg bau2 chrismast di gedung/hotel yg bukan gereja.. kayaknya bisa diikuti, tapi kalo bertempat di gereja jelas kita tak hadir..apa itu bisa dibenarkan..?
jilbab unyil? wah, tek mun, saya baru pertama kali membaca istilah ini. :)) apakah berarti jilbab kecil?
btw, soal arik dan muhammad, saya kira mereka sudah bisa dikasih pengertian --selain umminya yang memperjuangkan ke sekolahnya (mudah2an berhasil). duh, ternyata berat sekolah di negeri barat ya. :D
Wah.. dah lama gak main2 ke sini. Abis MP lemot sih. Berhubung udah gak terlalu jd semangat nih bacaan semua postingan org. =D
kenapa ya tuh teaching assistant-nya nggak akomodatif ya? padahal dia muslimah kan?
Jadi semua murid harus ikut celebration of all religions festival? Hmm... Islam exception gak ni? Just wonder how the children celebrate Islamic festivals....
Wah.. dah lama gak main2 ke sini. Abis MP lemot sih. Berhubung udah gak terlalu jd semangat nih bacaan semua postingan org. =D
kenapa ya tuh teaching assistant-nya nggak akomodatif ya? padahal dia muslimah kan?
Jadi semua murid harus ikut celebration of all religions festival? Hmm... Islam exception gak ni? Just wonder how the children celebrate Islamic festivals....
Wah.. dah lama gak main2 ke sini. Abis MP lemot sih. Berhubung udah gak terlalu jd semangat nih bacaan semua postingan org. =D
kenapa ya tuh teaching assistant-nya nggak akomodatif ya? padahal dia muslimah kan?
Jadi semua murid harus ikut celebration of all religions festival? Hmm... Islam exception gak ni? Just wonder how the children celebrate Islamic festivals....
Wah.. dah lama gak main2 ke sini. Abis MP lemot sih. Berhubung udah gak terlalu jd semangat nih bacaan semua postingan org. =D
kenapa ya tuh teaching assistant-nya nggak akomodatif ya? padahal dia muslimah kan?
Jadi semua murid harus ikut celebration of all religions festival? Hmm... Islam exception gak ni? Just wonder how the children celebrate Islamic festivals....
-Mimin
Uniii…dimilis yg sy ikuti sdg heboh ttg ucapan natal, postingannya pak Ade armando yg mengajak umat Islam utk mengucapkan selamat natal dgn alasan,bla..bla..bla
Ahh….kan sdh jelas, untukku agamaku, untukmu agamamu, tp memang sulit menjelaskannya klo sdh keukeuh tea mah….gmn klo uni bikin jurnal yg lengkap sekalian mengenai batsan toleransi ini?
setujuuuu..... ayo dong Teh, buat ulasan lengkap dan jelas agar masalah ini tidak lagi meresahkan semua orang (terutama orang tua yang khawatir pada anaknya yang sekolah di non-muslim school)
sebenarnya nggak juga yaaa...kalo diitungnya yang ngaku kristen :-D
banyakanya ateis. Jarang kok mereka ngaku ada agama....kecuali yg betul2 rajin ke gereja
masalahnya, sama id day mereka nggak toleran kok! MInimal tempat kerja saya meminta kita tetap kerja pas id day...padahal tempat yg lain, membolehkan muslim untuk ambil unpaid hols...bahkan beberapa sekolah libur pas id...
sebenarnya kalao menuruti 'dewan fatwa ulama untuk Eropa' haram untuk mengikuti 'any kind of celebration'...be it party...tree decorating.
Sedang dalam hubungan sosial...kita bisa mengganti 'merry christmas' dengan 'how is the christmas shopping poing? or Any special recipe for this year turkey?"
Wallahu'alam...
adduh, he he, maap...maksudnya, jilbab dari tierack, menutupi leher, sampai pundak saja...belum nutupin dada...
Muhammad yang agak menguatirkan. Kalau dia masih belum 'yakin' dengan satu hal, dia bisa aja terus coba-coba. Tapi, setelah diskusi panjaaaang, akhirnya dia menjauhi 'christmas corner' itu...
Kalau Arik, dia udah bisa bilang, "Mi, tomorrow my class has a christmas party. I stay at home aja." atau,"Santa is not real, you know Muhammad. He is only a man with santa suit on." kek kek
ada id party :-D Itu doang.
PAdahal, kalau ada harvest festival (pagan)..mereka ada assembly segala....
PAdahal pas Arik dan Muhammad puasa....guru mereka malah memandang saya dengan tatapan gini, "Lu mak gile yeee...anak sekecil itu disuruh puasa..."
Pak Ade kan ahli media....ahli komunisi...Bukan Ahli Fiqh.
Tidak pada kapasitas beliau untuk berfatwa tentang agama, kek kek
teteh bukan ahli agama, Sa....
Sebenarnya udah bisa dirujuk langsung ke ....kalau UK, Dewan Fatwa Ulama....
Kalau Indonesia ya MUI....
wah... nggak balance ya. Di mana letak menghormati org beragama lain kalo gitu, yak?
soalnya berawal dari 'tdak mengerti' mereka. Bagi mereka, 'religion festival' itu ya semodel christmas....lebih pada 'hura-hura' dan pesta-pestanya. Sehingga, ritual puasa yg lebih penting jadi being ignored or worse...unknown!
Padahal, yang bicara itu, sekali waktu ngucap salam sama Wafa. So, asumsinya, muslim, or minimal know little about Islam.
Ya, aneh, memang, anak usia 4 tahun puasa di sini. Pada budaya di mana muslim (ara dan Pakistan) tidak mengajak anak mereka puasa....walo udah 11 tahun sekalipun...
sebenernya tulisan bang ade itu udah ada di resonansi republika entah setahun lalu atau dua tahun lalu ya...
setahuku bang ade emang part of JIL
ini yg bikin peringatan hari besar agama jd bias ya. Demi festival ritual sebenernya tersingkirkan. Berarti kata "festival"nya lebih gede tuh Ni daripada "religionnya"
Posting Komentar