Kamis, 29 September 2005

Membatu Hati

Ada masa di mana kepedihan itu sangat memerihkan...hingga tak mampu lagi menangis....kerongkongan sakit dan kepala pening. MAta nanar dan tubuhpun tak bertenaga. Dan itu melelahkan...karena pening itu terbawa ke mana-mana....sedang diri pun tak mampu berbuat apa-apa. Rasanya hopeless....sekaliii. Dan saya penat dengan keputus-asaan.


Lalu ada solusi...membatukan hati, ya saudara.


50 insurgents died in the attack in Basra....800 islamists feared to have died in the frenzy attack of Uzbek....Feared amounted as hundreds of Palestinian died when Israel attacked Gaza....


Hati saya tak bergeming. Paling angka itu masuk telinga kanan, keluar dari telinga kanan lagi...Biasa....Muslim kan  memang akan jadi santapan srigala liar, kata Rasul SAW....seperti inilah itu...bla ...bla...


The vilest Trade....Gory Pictures for Porn....


Saya terpana....Metro di hadapan tak terbalikkan halaman....Foto-foto mayat yang dirusak, dijarah kehormatan mereka....dan dijual kepada binatang untuk layanan pornografi. (Mayat harus diperlakukan dengan baik...menghormati diri mereka dengan menyeleggarakan jenasah secara sempurna)...


Sedang kepala itu tak ada lagi...hanya ada kolam darah dan otak...Dan wanita itu, jelas-jelas berabaya....dibuka auratnya, tanpa kaki...dan dengan tulisan yang menjijikkan di sampingnya.


Allah,...mereka Muslim!! Mereka bagian dari diriku.....tanganku...kakiku...auratku...


Sungguh perih ya Karim, sakit dada ini ya Wadudd...yang Maha Cinta....Ke mana Kau berikan kami....ke tangan musuh yang tak ada rasa kasih dan hanya ingin mencelakakan kami?


Duhai RAhman, Rahim....


Ya Ikhwanal Muslimin....fa aina antum?


Di mana kalian ya Muslim? Saat kehormatan negeri kita dijarah? Saat wanita kita dinoda? Saat mesjid dan Qur'an kita diinjak kaki durjana...saat bayi kita digorok lehernya? Di mana kalian?


Perih ini sebilu, ya Ghaffur...tak sesakit torehan pisau yang membelah rahim saudariku....tak sepedih tembusan peluru yang menumpahkan darah mujahidku...


Sakit ini ya  Rabb, semoga lekat dan melahirkan energi untuk berbuat....demi nyawa saudaraku ...demi kehormatan...demi masa lalu dan masa depan.


Aku rindu harumnya syahid...semerbak wangi ...memenuhi bumi...


Aku rindu ....


 


 


 


 

8 komentar:

ummi nida aufal mengatakan...

betul nian...
seandainya pun ada perih dan duka yg mengoyak jiwa raga, masih tak ada seujung kuku dibandingkan saudara2 disana...

yuni hanafi mengatakan...

ya Robb berilah hamba kerinduan yg sama.janganlah Kau jadikan hamba membatu hati.

seli naswati mengatakan...

Amieennn.....

Afiyah Mahfudhah mengatakan...

Astaghfirullohal 'Adziiim... ternyata tanpa ku sadari solusi inilah yang seringkali menghinggapi diri hina ini.... ampuni hamba Ya Rahmaan.

Ibu Maryamilyas mengatakan...

Ya Allah...! *sedih & perih*

maimon herawati mengatakan...

dan masih ditambah dengan kesulitan hidup hari-harinya.
Di jenin, dulu, bahkan tidak ada air untuk membuat susu bayi....ada yang harus minum urine.
Setelah dinding (buatan Israel di sekeliling pemukiman uslim) itu memenjarakan mereka, bahkan ambulance saja harus antri di check pos, dan tak jarang nyawa pasien tak tertolong karena kelamaan antri.
Saksikanlah ya Muslim, penderitaan itu tak bertepi!

Helvy Tiana Rosa mengatakan...

Cara yang lain...
genggam pena. Tulislah sebanyak-banyaknya dengan tangan kita...
Sebanyak darah yang menetes itu....

Semoga Allah menguatkan. Amiin...
Hiks...

maimon herawati mengatakan...

Allahu Akbar!!
Saksikanlah ya Allah, jihad kami....semoga satu ketika sampai pada syahid. Amiin.