Muhammad cenderung perhatian dengan sekitar dan kritis.
Seperti kebiasaan hari libur, mereka main ke rumah 'Auntie Atas'. Ada pasangan muda Libya menggantikan keluarga Amal. Sang istri, ketahuan namanya Marwah, suka dengan anak-anak dan sering mengajak ngobrol bocah di halaman belakang dan akhirnya ngajak mereka main ke rumahnya.
Awalnya setiap Umi ngajak Marwah ngobrol, dianya selalu kayak terburu-buru. Atau menghindar. Kata suami Marwah, istrinya tidak bagus berbahasa Inggris. Namun, dengan anak-anak, komunikasi dia lancar sekalee.
Anak-anak yang memberi tahu nama Auntie: Marwah. Nama uncle Ahmad atau siapa gitu. Kurang jelas. Termasuk, tanggal berapa auntie ulang tahun, kek kek kek *note: Bulan lalu ada tiga yang ulang tahun di rumah, jadi 'isu' ulang tahun cukup marak*
Oh iya, Auntie sangat populer karena selalu menghadiahi bujang dan gadis dengan kue, coklat, sampai es krim. *Umi juga mauuu*
Ketika satu kali mereka main ke rumah Auntie, Muhammad diberi makanan. Dengan lugu dia bertanya, "Is your food halal?"
"Ofcourse, I am Muslim. All my food is halal." jawab Auntie.
Pulangnya Muhammad lapor sama Umi. "Mi, all Auntie food is halal."
"How do you know?"
"I asked Auntie."
"What did you ask?" Umi udah deg degan.
"I said, is your food halal? And she said all her food is halal."
*konsep is dan are masih kacau*
Ohmygod!! Umi maluuuu.
"Muhammad, it is not really nice to ask that question. You know she is Muslim...."
******
Satu hari Abi ketawa-tawa cerita.
"Tadi, orang atas merokok di depan pintu belakangnya. Terus Muhammad nanya sama Abi, 'Is Muslim allowed to smoke?'"
Umi ternganga.
"Muhammad dan Abi di mana?"
"Di halaman belakang."
"Unclenya dengar nggak?"
"Ya nggak tau."
"Abi jawabnya gimana?"
Kurang ingat jawaban Abi apa, karena Umi udah keduluan panik dot kom.
Harapannya, dia terus kritis....cuman juga sensitif. Amiin