Dia selfless. semua untuk orang lain.
Tidak pernah (jaraaang) beli baju. Asal yang sekitar punya baju baru...tak hanya anak. Ponakan, orang yang tinggal di rumah...sampai orang gila yang sering bertandang.
Begitupun dengan makanan. Anjing suaminya tiap hari makan telur kampung. (Suaminya juga). Dia makan cabe digiling. Lauk diberikan pada anak-anaknya. Katanya, enak makan nasi hangat dan samba lado.
Dia penuh kasih sayang.
Dari yang tua sampai yang muda tertarik ke arahnya. Seperti magnet. Rumah selalu ada saja pengunjungnya. Mulai yang sekedar mau berbagi cerita, ada yang meninggalkan anaknya, ada yang datang ikut berteduh pula.
Kasih sayang yang blunt, bukan penuh cium peluk. Namun perhatian.
Dia pemberani. Menjalani hidup...quite frankly, tanpa cinta yang seharusnya miliknya. Namun, berani meniti hari-hari. Keluh ada, namun tak mengurangi baktinya.
Dia sumber tertawa. Kala bersama saudara-saudaranya, dia soul of the genk. Ada saja yang lucu dan menghasilkan tawa. Bahkan...pun jelang kematiannya.
Mohon doa, semoga dilapangkan kuburnya...
Dan apa yang ditinggalkannya bisa abadi...
*At the time of remembering you*
9 komentar:
Inna lillahi wa inna ilaihi raa'jiun... orang 'hebat' yg sebenarnya telah pergi! Kalo boleh tau, beliau ini siapa ya Mba???
*doa mengiring utk beliau*
insyaallah uni..semoga lapang kuburnya..
Who is this special person, Uni? Semoga amal ibadahnya di dunia diberikan imbalan yang berlipat ganda dan mendapatkan tempat terbaik di sisiNya.
doa yang menghubungkan kita di alam yang berbeda...
semoga bisa berkumpul disurga-Nya
subhanallah...
allaahummaghfir lahaa warhamhaa...
siapakah dia..? :)
Beliau memang bersahaja.
lautan doa untuknya
kenapa pelihara anjing, dan kenapa harus masuk dalam narasi ? apakah itu penting ?
kayaknya ibunya uni ya? mirip dengan mama mertuaku... hikss... alhamdulillah mama masih ada..
Ima: Ini Umak almarhum..
Fe: Semoga Fe
Mbak Ari: Ini Mak, ibunda, yang dipanggil Allah 3 tahun lalu. Diagnosa kangker sebelum lebaran, meninggal 3 bulan kemudian..
Yeni: Amiin.
Mbak Fatimah: Amiin.
Ayang: Sedihnya karena rasanya belum selesai membahagiakan Umak...
Masarcon: Bagi saja penting
Teh Mimin: Iya, Ibu...
Posting Komentar